NEWLYWED

1K 73 1
                                    

▪︎ fluff

~~

Langit menggelap, mentari telah diganti sang rembulan. Tidak ada kilau bintang yang gemerlap, sepertinya akan turun hujan.

Di sebuah ruang kamar yang cukup luas untuk hanya ditinggali sepasang sejoli, ada seorang pemuda yang sedang asik memandang layar di depannya dengan telinga yang disumbat headphone hitam kesayangan.

Jam digital di atas meja kamar menunjukkan pukul 00.30 waktu setempat. Chan masih tetap di posisi yang sama sejak 3 jam yang lalu. Sementara di atas tempat tidur berukuran besar ada seseorang yang sedang bermesraan dengan guling dalam pelukan. Meringkuk nyaman dalam selimut tebal dengan wajah damai kala mata terpejam.

Pukul 1 dini hari, gerimis mulai turun mengisi ruang sepi. Tapi Chan tak peduli, ia benar-benar menuli. Bagaimana tidak, telinganya yang ia sumbat itu kini mendengarkan setiap melodi yang ia ciptakan dengan volume paling maksimal.

Gemericik air di luar sudah berubah jadi gemuruh hujan ringan. Suara petir menyambar saling bersahutan memecah keheningan malam. Tapi Chan benar-benar tidak mendengar. Lain hal dengan pemuda manis yang tadi nyaman dalam buaian malam. Tidurnya terusik suara berisik kala petir menggelegar.

aaaaaa.....

Minho, pemuda yang tadi terlelap tiba-tiba berteriak kala rungunya menangkap suara yang mengganggu. Ia membuka matanya segera, tangannya meraba tempat disebelahnya, kosong. Kemudian pandangnya ia alihkan ke sisi lain ruang kamar. Helaan nafas berat ia hembuskan kala netranya tangkap sang tersayang masih larut dalam pekerjaan.

Belum sempat ia melangkah, suara gelegar petir kembali menyambar. Minho terlonjak kaget, ia berlari menghampiri sang suami. Menyelinap di sela-sela lengan untuk naik dalam pangkuan kemudian ia bawa tubuhnya dalam pelukan.

Chan yang mendapat serangan tiba-tiba pun kaget, namun ia kemudian tersenyum dengan tangan yang bergerak mengelus punggung suami tercinta dengan halus.

"kamu kenapa sayang?"

Suara lembut masuk dalam rungu Minho. Tidak ada jawaban selain semakin eratnya pelukan. Chan melepas headphone di telinganya dan menunda pekerjaannya.

Tangannya ia bawa ke atas mengelus puncak kepala yang kini bersandar di dada.

"kamu kenapa? Mimpi buruk?"

Sebuah gelengan kepala Chan rasakan.

"terus kenapa tiba-tiba peluk aku gini, hm?"

Chan belum sadar akan suara hujan di luar. Minho lepas dekapannya dengan tangan masih bersandar di bahu lebar sang suami idaman.

"di luar hujan, tadi ada petir kencang. Jadi aku kebangun. Pas aku mau jalan nyamperin kamu, duaaarrr! Ada petir lagi, aku kaget terus aku lari. Kamu ga dengar?"

Jelas Minho pada Chan sambil mempoutkan bibirnya. Chan justru terkekeh gemas melihat tingkah makhluk indah favoritnya.

cup

Kecupan singkat Chan berikan tepat di bibir. Keduanya tersenyum.

"maaf, aku terlalu asik sama kerjaan sampai ga dengar di luar hujan dan ada petir."

Minho memeluk Chan lagi. Kembali memejamkan matanya.

"aku ngantuk."

Suaranya parau. Minho-nya benar-benar menggemaskan.

"ya udah, ayo tidur. Pindah ke kasur yuk."

"gendong...."

Siapalah Chan yang dapat menolak permintaan Minho.

"sebentar yaa, aku rapikan dulu."

Chan kemudian menyelesaikan pekerjaannya yang memang sedikit lagi selesai. Ia bangun dari kursinya dengan Minho yang masih dalam dekapannya. Dibawanya tubuh mungil itu ke tempat tidur, ia rebahkan perlahan. Selimut tebal ia naikkan. Dikecupnya kening Minho sebentar kemudian turun ke hidung, pipi dan terakhir bibir. Hanya kecupan singkat.

"aku ke kamar mandi dulu ya, sayang."

Setelah selesai menggosok gigi dan membersihkan diri, Chan bawa tubuhnya naik ke tempat tidur, merebahkan dirinya di samping kanan Minho. Merasa ada pergerakan di sampingnya, Minho mengubah posisi tidurnya jadi menyamping menghadap Chan dan langsung memeluk pinggang sang suami. Lagi-lagi Chan terkekeh gemas. Ia bawa tubuh Minho semakin dekat, menyamankan posisi mereka. Dikecupnya puncak kepala Minho sambil menghirup aroma rambutnya.

Tak berselang lama ia pun memejamkan matanya. Turut terlelap dalam pelukan hangat. Menyelami mimpi bersama sang suami.

....

Mentari sudah meninggi, namun dua sejoli masih terlarut di alam mimpi. Hingga salah satu dari mereka membuka mata karena terganggu sinar sang surya.

ah sudah pagi rupanya.

Minho ingin beranjak dari tempatnya, namun tubuhnya masih terperangkap dalam dekap sang suami. Akhirnya, ia memilih untuk tetap dalam posisi. Memandangi wajah sang terkasih yang terlihat damai saat terpejam. Tangannya mengelus pipi sang suami pelan, tak ingin membangunkan. Namun ternyata Chan justru tersadar, ia membuka matanya perlahan kemudian sebuah senyuman Minho dapatkan.

"good morning, love."

Ucap chan dengan suara serak khas orang bangun tidur. Bukannya bangun, ia justru memeluk Minho semakin erat dan kembali membiarkan matanya terpejam.

"sayang, lepas ih! Aku mau buat sarapan."

"ga mau, aku masih ngantuk. Tidur lagi aja."

Minho mendengus geli mendengar Chan menjawab dengan manja. Minho mengalah. Ia pun membalas pelukan Chan untuk kemudian tertidur kembali.

Mari kita biarkan mereka menikmati hari menjadi sepasang suami dengan mengarungi mimpi hingga siang hari, atau mungkin sore hari.

END

All About Us [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang