Tinggal Kenangan

562 43 6
                                    

Tinggal Kenangan

Cw // major character death // mentioning accident


Chan akhir-akhir ini terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sengaja, ia ingin alihkan pikirannya dari hal lain selain pekerjaan. Dia menyibukkan diri karena ingin lari dari satu kenyataan pahit yang belum sepenuhnya bisa ia terima dengan lapang dada.

Terlalu sibuk dengan urusan kerja, Chan sampai tak sempat untuk bersihkan rumahnya sendiri. Sudah dua minggu hunian itu hanya ia jadikan tempat beristirahat. Tidak sama sekali ia lirik tumpukan pakaian yang belum dilipat, cucian piring yang tak sedikit, sampah yang tak sempat ia buang, dan barang-barang lainnya yang berada tidak pada tempatnya.

Chan sebenarnya adalah orang yang sangat rapi. Ia tidak suka melihat sesuatu yang berantakan. Ia mau semuanya tertata rapi dan bersih. Namun kali ini berbeda, ia enggan lakukan itu semua karena takut. Takut mengingat banyak kenangan yang pernah ia buat di setiap sudut ruang di rumahnya. Chan terlalu pengecut.

Hari ini ia memutuskan untuk libur. Setelah perdebatan batin yang cukup lama, Chan yakinkan diri untuk bersihkan dan merapikan rumahnya yang tidak bisa dibilang seperti rumah. Berantakan, berdebu dan juga sedikit bau.

Ia mulai dari ruang tv. Matanya bergerak kesana kemari, melirik setiap sudut ruang yang biasanya ia gunakan untuk bersantai. Kakinya melangkah untuk ambil bantal yang tergeletak di bawah. Tangannya menepuk-nepuk permukaan bantal kecil itu guna menghilangkan debunya.

Sofa yang sedikit miring posisinya ia rapikan, ia tepuk juga permukaannya sebelum bantal kecil tadi ia tata dengan rapi di sana.

Beralih ke meja kecil di depannya. Terdapat bungkus snack yang sudah kosong. Entah sudah berapa lama benda itu tergeletak disana.

Ia masukkan sampah yang berserakan di ruang itu ke dalam sebuah kantong plastik berwarna hitam.

Dengan sebuah kemoceng ia bersihkan permukaan meja kemudian ditata kembali dengan rapi. Debu-debu di ruang itu tak begitu tebal, jadi Chan tak butuh waktu lama untuk bersihkan.

Duduk sebentar di sofa ruang tv. Pandangannya menatap lurus ke layar yang gelap karena memang tak dinyalakan. Ingatannya tertarik ke suatu masa. Dimana ia menghabiskan waktu seharian penuh disana. Menonton film sampai larut malam sambil berpelukan di atas sofa. Chan ingat bagaimana tawa renyah yang mengisi ruangan kala itu. Chan masih ingat hangat pelukan yang mereka bagi malam itu. Chan masih ingat ciuman lembut disela kegiatan menonton mereka. Chan masih ingat.

Dari ruang rv, ia bergeser sedikit ke meja yang menjadi sekat antara ruang santai itu dengan dapur.

Senyum getir terbit dari bibirnya ketika netranya menatap figura yang tampilkan potret dirinya dengan seseorang lainnya.

Sebuah potret bahagia dari dua pemuda dengan senyum merekah sempurna. Tangan yang saling rangkul dan mata yang saling tatap.

Tangan Chan terulur untuk ambil figura itu, ia bersihkan dari debu yang menempel dengan lap yang ada di tangannya. Matanya tak lepas menatap sosok yang berada di sebelahnya dalam potret tersebut.

Entah sejak kapan, tetes air mata mengalir basahi pipinya kala ingatannya kembali ke masa lampau. Kembali ke hari dimana foto tersebut diambil. Hari dimana ia menyatakan perasaan tulusnya kepada yang dicinta. Hari dimana ia torehkan memori indah di hidupnya. Hari dimana kekasihnya berkata "iya" atas lamarannya. Hari yang paling membahagiakan.

Tersadar dari lamunan, Chan dengan cepat menghapus wajah basahnya menggunakan lengannya. Sesak di dada masih ada tapi ia tidak boleh semakin larut karena pekerjaannya masih banyak.

All About Us [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang