Ch. OO

3.6K 408 20
                                    

"Bukan. Aku adalah urusan dewa yang turun dari langit." Ucap Karina asal.

Karena ucapannya sendiri. Karina terjebak dengan istilah utusan dewa yang dilontarkannya secara tidak sengaja padahal dirinya hanya membual.

"Ya nona, anda adalah utusan dewa yang kami tunggu-tunggu kehadiran anda untuk kota kecil kami."

"Baiklah anggap saja begitu lalu apa yang harus aku lakukan sebagai seorang utusan dewa?" Tanya Karina yang mulai mengalah dan sesekali memijit pelipisnya, pusing.

"Membantu kota ini dari kemiskinan, mencegah lebih banyak penduduk yang migrasi ke tempat lain, melawan bandit dan menjadi pemimpin kota kami." Jelasnya.

Karina mengangguk-angguk kecil.

"Sudah?"

"Itu, nona dan satu hal lagi." Ucapnya ragu.

"Apa?"

"Perdana menteri kami yang dulu meninggalkan semua selirnya di kastil ini, sehingga anda harus bertanggung jawab atas mereka sekarang."

"Ahk mengapa perdana menteri mereka itu sangat merepotkan sekali" Batin Karina.

"Dia memiliki berapa selir?" Tanya Karina yang kemudian menyesali pertanyaan yang dilontarkannya itu.

"Dua belas selir pria dan tiga selir wanita." Jelasnya.

"APA?" Teriak Karina terbelalak. "Yang benar saja sebenarnya pemimpin kalian yang dulu itu maniak seks atau apa? Dan lagi sebenarnya dia pria atau wanita atau setengah dari dua gender tersebut?" Lanjut Karina, sewot.

"Dia adalah wanita."

Begitulah kehidupan baru Karina di dunia yang asing baginya itu, dimana dia dianggap sebagai seorang utusan dewa yang dikirimkan dewa untuk memimpin sebuah kota kecil yang sangat miskin.

Dia juga terkadang di buat pusing oleh selir-selir yang dibawa oleh perdana menteri sebelumnya yang sekarang harus diurus olehnya.

"Jika kalian ingin tetap tinggal di kastil ini, kalian harus bekerja!" Ucap Karina

"Aku ingin kalian bekerja bukanya menjadi gigolo saja! aku tidak membutuhkan selir apalagi gigolo! Dan lagi di dunia ini tidak ada yang gratis jadi tolong bekerja dengan sungguh-sungguh!"

"Kau tidak ingin bekerja?pergi dari kastil ini!"

Akankah akhirnya Karina menaklukkan selir-selir yang ditinggalkan perdana mentri sebelumnya? Membuat mereka bekerja dibawah pimpinannya untuk membangun kotanya menjadi kota yang sejahtera, aman dan damai.

"Nona, apakah anda tidak ingin mencari suami, selir atau seorang budak?"

"Nona, anda harus bertanggung jawab karena sudah membuat saya tidak bisa lagi menyentuh wanita lain. Jadi nikahi saya atau jadikan saya salah satu selir anda."

"Nona, apakah anda tidak berniat untuk menikahi saya?"

"Nona, maukah anda menjadi milik saya seorang?"

"Nona muda, tolong bunuh saja saya jika anda tidak ingin menikah dengan saya!"

"Nona, anda tahu mengapa saya hanya memiliki satu tulang rusuk saja? karena sebagiannya lagi ada pada anda."

"Argh aku bisa gila karena mereka!" Jerit Karina di dalam hati. "Bagaimana aku bisa menolak mereka jika mereka menatapku dengan wajah itu." Lanjut Karina menjerit dalam hati.

TBC

Kalo suka silahkan vote dan komen, kalo enggak ya udah aku ra urus:>

Akulah Sang Perdana MenteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang