Eps 17. Jee's Home

36 8 0
                                    

"Ya ... rumahmu besar juga ternyata, bagaimana kau mengurus rumah sebesar ini sendirian?" celetuk Young Dae —teman satu dormnya— sambil tak henti-hentinya berdecak kagum. Mengingat Jee tidak bisa tidur sendirian membuatnya terkekeh geli. Lantas? Bagaimana dia hidup sebatang kara— a-ah... Jangan memakai kata itu, terlihat sangat menyedihkan.

"Kalian diam saja. Aku akan membicarakan sesuatu hal yang amat sangat penting. Aku harap kalian bisa menjaga ini," ucap Jee risau. Kyung Ri menepuk punggung Jee keras, membuat sang empunya meringis kesakitan. Dia mengelus bekas tepukan sayang itu beberapa kali."Sok serius sekali kau ini! Hei! Lihatlah kunyuk ini! Hahahaha!"

"Seorang cacing kepanasan semacam Jee mana bisa serius. Aktingmu bagus. Kau harusnya debut aktor saja!" ucap Young Dae. Kyung Ri mengangguk menyetujuinya. Ki Soo mengangguk sambil menepuk pelan bahu Jee beberapa kali. Seolah mengisyaratkan 'Kau pantas kawan.'

Jee tidak mempedulikan kawannya, berjalan menuju meja makan untuk mengambil minum. Jee mencomot sebuah snack berukuran besar, kemudian melemparkan ke arah Young Dae dan Kyung Ri yang sedang beradu nada tinggi.

"Ya! Diamlah! Aish!" maki Jee. Dia menggeleng miris. Mereka menjadikan rumahnya sebagai tempat latihan vokal. Bisa-bisa tetangga mengkomplainnya. Apalagi bu Yang tetangga sebelah yang mulutnya lemas bagai jelly. Bisa-bisa dia mengoceh sepuluh ribu kata dalam semenit. Astaga! Astaga! Memikirkannya saja sudah cukup membuatnya sakit kepala.

Ki Soo mengamati ruang tamu rumah Jee. Sampai perhatiannya terhenti kepada sebuah figura dengan foto wanita yang sangat cantik. Dia reflek mendekati figura itu. Maklum, sepertinya ada magnet jika matanya menatap siluet orang cantik.

"Siapa ini? Kekasihmu?" tanya Ki Soo sambil memandang tanpa berkedip wajah sempurna tanpa cela itu. Ki Soo mengulum bibirnya sejenak. Bagaimana si idiot Jee bisa mendapatkan wanita secantik ini? Astaga! Astaga! Jiwa bajingannya seolah memberontak, berbagai rencana untuk membuat mereka putus, kemudian mengencaninya.

"Istriku," Jawab Jee enteng. Kyung Ri menyemburkan air yang baru diminumnya. Meluncur indah menuju wajah tampan Jee. Jee refleks menutup mata. Tidak rela jika retinanya bersentuhan langsung dengan air yang sudah bercampur ludah wangi Kyung Ri. Young Dae melongo. Menatap Jee dengan pandangan yang sulit diartikan.

Jee mengelap wajahnya yang basah karena air traveling nyasar, dengan kasar. Dia melemparkan lirikan maut kepada Kyung Ri. Si empunya hanya melongo. Masih tidak bisa percaya omongan kawannya itu.

"Bohong. Kau berbohong. Mana mungkin, wanita secantik itu mau dengan Jeejenglot ini. Hei kawan, aku tau jika kau lama single. Tapi, halusinasimu lebih parah dari para fans, ya," ujar Young Dae yang diangguki oleh Kyung Ri dan Ki Soo. Jee merotasikan bola matanya malas.

Tentu saja ibunya Eri mau dengannya. Dia 'kan tampan, berbakti kepada orang tua, rajin bekerja, baik. Pantaslah dia tergila-gila kepadanya.

"Kalau tidak percaya ya sudah," ucapnya final. Mereka tidak menghiraukannya. Ki Soo memilih melihat-lihat foto-foto lagi. Netranya tertarik kepada sebuah buku tebal. Seperti album foto. Membungkukkan badannya kemudian mengambil benda itu dari laci. Mendudukkan dirinya di samping Kyung Ri.

Dirinya asyik sendiri dengan album foto itu. Dari halaman pertama sampai tengah halaman, hanya berisi foto wanita tadi. Foto Jee hanya ada beberapa. Sampai Ki Soo membalik halamannya lagi. Matanya yang bulat melotot. Dia menunjukkan foto itu kepada kawannya.

"Y–ya! Kau benar-benar sudah menikah?!" tanya Ki Soo tidak percaya. Young Dae mendekat. Bisa saja matanya yang salah kan. Dia meneliti foto itu beberapa detik. Sampai dia terduduk lemas di sofa sambil melongo. Setelah ini, bagaimana dia akan bicara dengan manager?

730 Days My LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang