Bunga Keberuntungan [editing]

447 106 13
                                    

"kamu akan melindungiku dari mereka kan?" Lanjut Fuko pelan.

Yuta mengerutkan keningnya, siapa yang Fuko maksud?

"Mereka siapa?"

Fuko diam, ia sedang berusaha mengingat tapi sepertinya itu bukanlah kenangan yang baik. Nafasnya mulai berat, jantungnya terpacu. Panic Attack. Fuko merasakan pening di kepalanya, perutnya mual dan berkeringat.

"Fuk--" Yuta berusaha menepuk pundaknya untuk memastikan keadaan.

"Ah!" Dengan cepat wanita utu menepis tangan Yuta.

Kreek!!!

Fuko berdiri, mendorong kursi dan meremas kepalanya sendiri. Ngga lama kemudian Sachan mendekat dan segera merangkul Fuko.

"Tenang sayang" ucap Sachan sambil membawa Fuko menuju kamarnya.

Disana Yuta hanya terdiam, matanya mengikuti kemana Fuko pergi. Fuko menoleh sebentar, ia ketakutan, matanya seolah berkata bahwa hanya Yuta yang bisa ia harapkan.

•••

Pagi sekali, Yuta menghubungi Mori dengan seribu pertanyaan dibenaknya, tapi Mori sangat sibuk dengan bisnisnya. Asistennya Naya yang menjawab dan sudah pasti Yuta ngga mendapatkan apa yang ia inginkan.

Bukan hal sulit juga baginya untuk mengeruk informasi tentang Fuko. Dengan tenang ia mengumpulkan beberapa orang di ruang rapatnya.

"Saya butuh infomasi lengkap Fuko Kiritani, bukan cuma soal penyakitnya atau silsilah keluarga, tapi saya minta semua rahasia Fuko. Malam ini semua berkas harus ready." Kemudian setelah orang-orangnya pergi ia memijit pelipisnya.

Yuta menuruni anak tangga, berjalan ke arah taman lalu berhenti diambang pintu kaca. Diilihatnya Sachan sibuk menyisiri rambut Fuko yang tengah berkutat dengan selembar kertas dan bolpoin.

Fuko menggerakan tangannya lalu berhenti saat sebuah bayangan menutupi sinar matahari dihadapannya. Fuko mendongkak, gelap. Sinar matahari pagi itu terlalu terik sehingga mata perlu waktu untuk menyamai kontras cahaya, ia sampai menutupi sinar matahari dengan tangan nya yang kecil.

Perlahan wajah tampan itu mulai jelas meski bias matahari masih menyilaukan matanya.

"Lion..." kata Fuko pelan.

"Lion?" Tanya Yuta bingung.

"Rambutmu seperti lion"

Sachan tertawa mendengarnya lalu segera meminta maaf, "ah-sumimasen"

Yuta mendelikan matanya seolah-olah ngga mendengar apapun, "Nulis apa?"

Tanpa menjawab pertanyaan itu Fuko segera menyerahkan selembar kertas tadi. Kertas itu bertanda tangan. Ya, tanda tangan Fuko.

"Karena lion disini, aku pasti di aman. Iyakan?"

Bersamaan dengan kalimat itu tiba-tiba angin berhembus lebih kencang, membuat kelopak bunga sakura berterbangan.

Fuko berdiri, tingginya hanya sebatas dada Yuta. Ia menjulurkan tangannya ke arah kepala, Yuta sedikit menghindar tapi Fuko berhasil menggapainya.

"Ini adalah kelopak bunga sakura keberuntunganku" Fuko tersenyum setelah mengambil kelopak dari sela-sela rambut Yuta.

Yuta kembali mematung. Wanita dihadapannya menyimpan begitu banyak misteri, bahkan ada beberapa hal yang sama sekali ngga dapat di mengerti dengan mudah. Ia melirik Sachan yang hanya tersenyum.

•••

Fuko meletakan kelopak bunga sakura keberuntungannya diatas meja, ia duduk dihadapan Yuta. Selembar roti dengan selai coklat dan segelas susu adalah suguhannya pagi ini.

[EDITING ON PROCESS] YUTA'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang