Hallo bestie-bestieku. Apakabs nich? Hehe duh malu deh lama ga up, tapi sekarang up. Please enjoy. Jangan lupa vote dan comments.
●●●
"Kenapa?" Tanya Yuta sesaat setelah ia menutup pintu kamarnya.
Hening, Fuko hanya mematung melihat seisi kamar Yuta yang temaram, nyaman dan wangi. Gadis itu masuk seakan-akan ia memasuki museum dan melihat beberapa barang yang sudah lama ngga dilihatnya.
Perlahan sudut bibirnya terangkat. Dia sangat menyukai kamar Yuta, matanya berbinar bahagia. Kasur dengan bed cover berwarna abu-abu itu dirabanya, terasa lembut dan sudah pasti sangat nyaman saat tidur diatasnya.
Yuta terdiam diambang pintu, memperhatikan Fuko. Ia tahu wanita itu akan menyukai kamarnya.
Sekon kemudian Fuko berbalik, menatap Yuta dengan kaku dan bingung. Yuta sendiri ngga kalah bingung dengan Fuko, ia benar-benar seperti pecundang malam ini, apa susahnya mempersilahkan Fuko untuk tidur diranjangnya lalau ia bisa tidur dikamar lain?
Yuta melangkah sambil menggaruk tengkuknya yang ngga gatal. Menjaga gadis ini sepertinya ngga akan pernah mudah.
"Kamu bisa tidur disitu" katanya seraya menunjuk kasurnya, masih berlagak sok keren demi egonya.
Fuko menoleh melirik kasur, ia hanya diam memikirkan sesuatu untuk disampaikan.
"Bi-- bibi Mai, dimakamkan dimana?"
"Oh itu--"
Yuta diam, ia belum mendapatkan informasi lebih lanjut soal pemakaman Bibi Mai tapi ia sudah memerintahkan staf nya untuk memakamkan Bibi dengan baik.
Wajah Fuko kembali menampakkan kesedihan atas kepergian Bibi Mai. Perawatan rumah sakit, obat-obatan, suster dan kamar sempit memenuhi pikirannya sekarang. Ia menyadari sesuatu, ngga ada yang akan menjaganya seperti Bibi Mai.
"Apa aku akan dikembali ke rumah sak--"
"Ngga"
Fuko sedikit kaget lalu diam.
"Maksud saya-- akan ada yang jaga kamu nanti. Kamu ngga akan dikembalikan ke rumah sakit"
"Siapa?"
"Ada, pokoknya nanti saya urus. Sekarang kamu tidur" Yuta melangkah keluar kamar lalu menutup pintu. Ia mematung dan merutuki dirinya sendiri, kenapa harus secanggung itu dengan Fuko?
Yuta merebahkan badannya yang lelah di kamar lain, ia menyelimuti setengah badannya dengan selimut. Pikirannya sedikit kacau, ia memang seorang mafia sejak lama tapi perkara transponder, detektor, mikro chip dan mansion rahasia terdengar sangat asing, pertama kalinya hal ini terjadi.
Siapa orang yang menanam chip ditubuh wanita gila yang sering kambuh? Apalagi kalau bukan permainan orang serakah yang kurang kerjaan? Mereka para pengusaha bisa berbisnis di dunia gelap dengan santai, tentu untuk menjadikan wanita sebagai mainan bukanlah hal yang mustahil.
Tuan nakamoto nampak kesulitan untuk terlelap malam ini. Fuko biasanya tertidur dikamar kosong tanpa furnitur apapun, semoga Fuko baik-baik saja dikamarnya.
"Dia pasti sudah tidur" katanya pelan berusaha meyakinkan diri sendiri.
Gimana kalau Fuko mecahin botol-botol wine?
Gimana kalau Fuko membuka jendela lalu lompat?
Gimana kalau Fuko terjatuh di kamar mandi?
"Sial!" Yuta bergegas menyingkap selimutnya lalu berlari ke kamarnya dan segera membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[EDITING ON PROCESS] YUTA'S
FanficNakamoto Yuta mafia Jepang yang memulai sebuah upaya balas dendam sejak ia bertemu gadis bernama Fuko Kiritani. "Kalian bisa menghajar saya, tapi kalau kalian menyentuhnya; bunuh saya dulu sampai jadi debu" 🫶🏻 Disclaimer 🫶🏻 Halo, selamat datang...