chapter 27

763 103 39
                                    

Rere POV

Bel istirahat baru Berbunyi. Aku mengetuk-ngetukkan jariku di atas meja, aku sungguh merasa bosan. Sangat-sangat bosan ketika tidak ada yang bikin onar seperti jaeden dan teman-temannya.

"Cie, ada yang galau" celetuk Bonnie mencolek pipiku

Aku menatap horor gadis itu. "ih, apaan sih loh?"

"Elah pake sok ngambek. Nggak ngantin?" Tanya Bonnie

"Lo sendiri gak ngantin?" Tanyaku balik

"Nih anak ditanya malah nanya balik!" Karena emosi alhasil Bonnie mengetok kepalaku menggunakan pulpen yang ada di atas meja.
Pekikan sakit dariku membuat Bonnie tersenyum penuh kemenangan.

"Jarang-jarang bisa nge-getok kepala pacarnya jaeden" Bonnie terkekeh.

"Sialan Lo!" Ucapku.
Karena kesal, aku kemudian mencubit pinggang Bonnie kencang. Membuat gadis itu mengaduh kesakitan.

"Udah, elah. Gw becanda doang sama Lo, baperan amat sih" gerutu Bonnie.

"Tapi apa yang Lo lakuin itu menyakitkan" ucapku

"Halah, Drama aja Lo"

"IH KALIAN!" Teriakan itu membuat aku dan Bonnie melotot sebal

Liatlah gadis yg kini tengah membawa dua jus Alpukat dan juga Snack seabrek.

"Mau buka warung dikelas Lo?" Celetuk William.

"Diem Lo. Tuh, tadi pacar Lo dihadang sama anak kelas 11 yang cowok-cowok" Evanna berjalan sambil meletakkan makanan di atas meja.

"Eh, masa sih?" Tanya William panik.

Evanna mengangguk. "Sempet dia hampir nangis, tapi nggak jadi waktu ada gw" ucap Evanna dengan bangga sambil menaik-turunkan alisnya.

"Kok bisa?" Tanya William dan Bonnie bersamaan

"Ya bisa lah, mereka kan takut sama gw"

"Iyalah, mereka takut. Lo setan sih!" Gumam William. Satu lemparan makanan ringan tepat mengenai perut William.

"Sakit woi!" Keluh William. "Teraniaya Mulu gw disini!"

Author POV

Tiba-tiba ada yang masuk ke kelas Rere dengan amarah yang menggebu-gebu.

BYURR!
Jus alpukat milik Evanna tiba-tiba telah mengguyur tubuh Rere. Sontak orang-orang yang dikelas itu menatapnya kaget.

"Udah gw bilangin sama Lo! Gw gak bakal diam aja, setelah semua apa yg Lo lakuin sama gw!" Bentak Sayrin diselingi suara gebrakan meja.

'Ngapain Nih Lonte ada disini, dia kan udah Lulus?' Pikir Bonnie.

Nafas gadis itu tersengal-sengal. Semua tatapan beralih ke arah Rere dan Sayrin.

"Lo tau kan, gw Suka banget sama Jaeden!" Teriak Sayrin

Rere yang tak terima berdiri dari duduknya.

"Denger ya, Sayrin. Gw gak pernah ngerebut jaeden dari Lo, tapi emang kita ditakdirin buat bersama!" Jawab Rere.

Sayrin tersenyum sinis. "Takdir Lo bilang? Tau apa Lo soal takdir?" Saat Sayrin ingin menampar Rere tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang.

"Jangan pernah Lo sekali-kali nyentuh pacar gw!" Ucap Jaeden tajam. Rere membelalakkan matanya tak percaya. Dia benar-benar tak menyangka jaeden ada disini, dan disaat kondisi yang tepat.

"Lo berdua bawa Rere ke kamar mandi" suruh Jaeden kepada Bonnie dan Evanna. Perintah itu diiyakan oleh mereka berdua.

"Jaeden, gw cinta sama Lo. Kenapa Lo malah jadian sama dia?" Tanya Sayrin tak terima.

"Karena gw cinta sama Rere, dengan perasaan dan hati! Kalau Lo itu cuma obsesi doang!" Jelas Jaeden menahan amarahnya.

Sayrin menahan amarahnya, dia tidak bisa diperlakukan begitu. Kalau dia tidak bisa memiliki jaeden, maka tidak ada yang boleh memiliki laki-laki itu. Karena lelaki itu hanya miliknya.

"Gw akan balas apa yang udah Lo lakuin, Jae. Gue pastiin Rere gak bakal hidup tenang!" Ucap Sayrin

"Berani Lo sentuh Rere, Lo berhadapan sama gw!" Ketus jaeden. Laki-laki itu mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Oh, gw nggak takut sedikitpun sama Lo. Tunggu hari itu datang!" Peringat Sayrin

"Nggak harus sekarang, bisa aja gw bakal bales ketika Lo berpikir semuanya udah berakhir. Justru itu bakal menjadi awalnya! So, Lo harus jaga-jaga. Jaeden Martell" setelah mengucapkan itu, Sayrin pergi meninggalkan kelas Rere

'Apa yang bakal dilakuin cewek sinting itu?' pikir jaeden.

°°°

"Gila tuh cewek! Berani banget nampar sama nyiram adek gw!" Keynes rasanya ingin mencekik Sayrin saat ini juga.
"Di mana dia sekarang?!"

"Mana gw tau" jawab Evanna

Suara pintu dibuka membuat semuanya menoleh ke arah Rere yang telah bersih dari cairan hijau itu.

"Re, Lo diapain aja sama Mak lampir itu?" Tanya Keynes tajam

"Kaget gw" pekik Rere
"Kok kalian bisa disekolah?" Tanya Rere

"Gw nanya sama Lo, Lo malah nanya balik. Cepat, buruan bilang! Lo diapain aja sama induk komodo itu?!" Tanya Keynes sekali lagi.

"Udah lah, nggak usah dipikirin. Gw mau ke kelas dulu" Rere berlalu dari hadapan kakaknya.

Setelah Rere pergi dari hadapan Keynes, laki-laki itu kemudian menyuruh semua sahabatnya merapat. Keynes kemudian membisikkan kata-kata yang membuat Evanna dan Bonnie senyum-senyum tak jelas.

"Oke, gampang itu" jawab Bonnie.

"Nanti Lo kunciin tu Mak lampir. Gw mau ke kelas Rere dlu" Keynes melenggang pergi sambil cengar-cengir.

Semoga aja tuh cewek kapok, batin Keynes berharap

°°°

Sesuai dengan Rencana yang telah dirancang oleh Keynes. Sayrin pun diarahkan ke kamar mandi. Karena sebal akan sikap Sayrin yang semena-mena, Evanna mendorong tubuh gadis itu. Dan dengan segera Bonnie menguncinya.

Bonie dan Evanna tidak sejahat yang kalian kira, mereka itu hanya usil. Salah sendiri nyiram Rere dengan dua gelas jus alpukat. Milik Evanna pula! Yang punya saja belum meminumnya dan gadis itu membuangnya. Kan mubazir, belinya juga pakai uang.

"Kita tinggalin aja, tapi kuncinya jangan dicopot" ucap Evanna.

"Oke"

"Yuk cabut" ajak Bonnie. Setelah itu mereka pergi diselingi gelak tawa.

Sayrin yang merasa dikunci dikamar mandi itu mengedor-gedor pintu kamar mandi dengan kencang. Sampai menghasilkan suara gaduh yang cukup keras. Tapi memang itu nasib Sayrin. Teriakan dan gedorannya tidak ada yang mendengar.

Sayrin mengambil teleponnya dan mulai menghubungi temannya.

"Cepet ke kamar mandi SMA! Gw dikunciin!"
Sayrin langsung mematikan ponselnya dan memasukkan benda itu ke dalam tasnya.

"Kalian berani main-main sama gw itu tandanya kalian siap buat terima pembalasan gw!" Ucap Sayrin tersenyum sinis.


continued ~
Vote+komen Anna

TOGETHER YOU (JAEDEN MARTELL X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang