"Ah, Tamaki-san tidak membawa payung?"
Pria berambut navy itu tersentak kaget. Ia melirikku sejenak sebelum berbalik membelakangiku seraya mengangguk pelan.
Aku balas mengangguk seraya menggaruk pipi. Ini amat canggung mengingat aku sendiri tidak biasa mengajak berinteraksi. Kata Midoriya, kurang lebih sifatku dan pemuda di depanku ini mirip. Kami sama-sama pemalu katanya. Yah, walaupun ia lebih pemalu dari aku sepertinya.
"Sepertinya hujannya akan lama.." kataku berniat mencari topik pembicaraan. Kan tidak mungkin kami berdiri lama di sini hanya diam-diaman. Sekilas aku dapat mendengar suara Tamaki-san bergumam sesuatu. Ah, mungkin dia merasa tidak nyaman dengan diriku.
Mengukur seberapa derasnya hujan, aku menengadahkan tangan. Ini masih deras sepertinya, namun aku enggan berada di tempat ini lebih lama. Coba bayangkan, kamu berada di depan sekolah berduaan dengan seorang lelaki yang berdiri membelakangimu.
Kan tidak nyaman sekali.
Aku mengangkat tas, menutupi kepala, berancang-ancang untuk kembali ke asrama dengan hujan-hujanan. Ku lirik Tamaki-san yang masih berdiri membelakangiku. Aku berniat untuk berpamitan.
"Saya duluan ya?" pamitku seraya mulai berlari ke arah hujan. Namun baru mengangkat kaki sebuah sayap merengkuh tubuhku, membuatku tertarik ke belakang.
Aku refleks menoleh ke arah Tamaki-san yang kini tengah menutupi sebagian wajahnya yang memerah.
"Ah.. T-tidak.. M-Maksudku hujan masih deras. Nanti kamu sakit.." gumamnya seraya melirikku, "M-maaf" lanjutnya lirih.
Di tatapi seperti itu, aku gugup sekali. Ku gigit bagian dalam pipiku keras menahan diriku yang ingin berteriak kencang. Telinga dan wajahku terasa memanas, sedang perutku serasa di terbangi kupu-kupu.
Astaga, aku malu!
*****
Kawaiiiiiiiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot BNHA X Reader
Ngẫu nhiênhanya kumpulan wansyut atau drabel antara Chara BNHA dengan Reader