"Sedang apa?"
Aku menolehkan kepala. Menatap seorang gadis berambut hitam sepinggul tengah berdiri disampingku. Saat ini, kami tengah berada diatas atap, dengan posisi aku sudah berdiri dipinggir pembatas.
Mungkin jika aku melangkah sedikit lagi kedepan, tubuhku akan meluncur bebas ke permukaan.
"Aku tidak tahu masalahmu, namun jangan bunuh diri disini. Kau hanya akan menambah relasi dengan hantu-hantu disekolah ini saja" lanjut gadis itu seraya mengeluarkan pocky rasa coklat dari baju. "Mau?"
Aku menggeleng, memilih turun dari pembatas. Ku posisikan diri di sebelah gadis itu. Netra coklat pekat milik si gadis mengikuti pergerakanku. Tatapannya tajam, namun tidak terasa mengintimidasi.
Aku memandangi gadis itu lekat. Mencari satu dua ingatan yang sekiranya dapat memberikan petunjuk identitas diri orang dihadapanku. Yang jelas, gadis itu bukan termasuk anak UA karena baju yang dipakainya adalah piyama biasa. Lagi pula aku yakin, ini baru pertama kalinya aku bertemu dengannya.
"Jangan menatapku begitu" kata gadis itu sambil mengunyah batang pockynya yang kedua. Ada sisa coklat yang menempel digigi, namun aku memilih tidak menegurnya. Rasanya tidak sopan, mengingat ini pertemuan pertama.
"Panggil saja aku (Name). Aku bukan anak UA. Dan termasuk dalam barisan orang biasa"
"Ah, aku Midoriya Izuku. Salam kenal"
Kusambut uluran lengan pucat milik gadis itu. Telapak tangannya terasa dingin, berbanding terbalik dengan suhu luar tubuh yang terasa panas membakar. Belum semenit aku mengamit lengan itu, gadis itu melepaskannya. Nampaknya aku tak sengaja bergumam, menganalisis keadaan gadis itu.
"Tidak baik loh mengorek informasi seseorang tanpa izin.." katanya dengan nada tak acuh. Ia mengambil pocky terakhirnya dan menggunakannya untuk menunjukku, "... kita bahkan baru bertemu beberapa saat yang lalu. Itu amat tidak sopan" lanjutnya.
Aku menggumamkan maaf seraya menundukkan badan. Ia benar. Pasti terasa menyebalkan sekali ketika seseorang yang tak kau kenal mencoba menelitimu lebih dalam. Mungkin itu yang menjadi alasan mengapa Kacchan amat membenciku.
"Maaf" gumamku lagi. Tanpa sadar aku mengepalkan tanganku erat.
"Akan ku maafkan.." kata gadis itu seraya meraih lengan bajuku. "...tapi kamu harus jadi temanku" katanya seraya menyodorkan kotak pocky berwarna hijau yang diambilnya dari saku ke arahku.
Aku reflek mendongakkan kepala. Ku tatap sosok yang berdiri dihadapanku tidak percaya. Maksudku hey, ini pertama kalinya ada seseorang yang mengajakku berteman terlebih dahulu. Aku mengulas senyum tipis, sebelum sedetik kemudian tersenyum kikuk karena merasakan panas dipipi akibat senyuman seseorang dihadapanku.
"Terima kasih"
***Gak tau lah aku nulis apa.
Yang abis baca ini jangan lupa jaga kesehatan!!!
-kdy
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot BNHA X Reader
De Todohanya kumpulan wansyut atau drabel antara Chara BNHA dengan Reader