Insecurities| (Todoroki Shoto X Reader)

3.2K 408 126
                                    

Kalau disuruh bersaing dengan seseorang yang memegang predikat sempurna demi mengejar seorang pria aku tidak seberani itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau disuruh bersaing dengan seseorang yang memegang predikat sempurna demi mengejar seorang pria aku tidak seberani itu.

Yaozoru momo, wanita tercantik di kelas 1 A atau mungkin bahkan se UA. Kepribadiannya yang lembut dan kepintaran otaknya membuatnya berulang kali menjadikannya putri yang berharga. Apalagi ditambah dengan kedekatannya dengan Todoroki Shoto, pria tertampan di kelas kami. Membuat mereka seperti pasangan terideal satu sekolah.

Maka dari itu, kuputuskan memendam rasaku sendiri.
***

Lagi, kali ini bisikan pujaan terhadap pasangan Yaozoru dan Todoroki semakin menjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi, kali ini bisikan pujaan terhadap pasangan Yaozoru dan Todoroki semakin menjadi. Kemarin gempar berita katanya kedua visual UA itu sibuk berkencan dari pagi hingga petang, dengan si pria yang amat bertanggung jawab mengantar si wanita sampai pintu depan kamar asrama. Belum lagi ditambah jaket milik Todoroki yang membalut dibahu mungil Yaozorou ditambah dengan rangkulan hangat sang pria.

Halah, sudah. Jika diteruskan semakin bikin panas kepala.

Aku menghela napas malas, menetapkan diri jika yang terjadi itu wajar. Ibaratnya jika didunia ini ada sistem persoulmatetan. Maka si Yaozorou itu sudah terhubung dengan benang merah dengan pria berambut setengah itu. Maka sudah pantas bagiku untuk menyerah saja. Aku ini hanya piguran di cerita ini, makanya muncul saja sudah bisa dianggap anugrah luar biasa.

Oleh karenanya, aku berniat lekas lulus dan mencari pekerjaan. Berharap juga agar interaksiku dengan pria itu lebih sedikit jadi setidaknya lebih mudah melupakan. Kalau kata Aizawa-sensei, waktu itu menyembuhkan. Namun sampai sekarang, aku masih kesakitan.

"Mikir apa sih?"

Kirishima duduk dihadapanku sembari menatapku penuh tanya. Susu pisang ditangannya disedot perlahan. Rambut merahnya nampak lebih mencolok dari biasa, membuatku gemas ingin menjambaknya.

"Kok kepo?"

Kirishima berdecih menanggapi. Ia meremas kotak susunya yang sudah habis, berancang-ancang akan melemparnya kekotak sampah didekat pintu.

"Awas nanti kena orang--"

Bugh

Mataku terbelalak, padahal belum saja aku menutup mulut, ucapanku sudah jadi nyata.

Oneshoot BNHA X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang