"Kamu benar suka dengan aku tidak sih?" tanya (Nama) seraya menghadap Bakugou yang tengah duduk didepannya, dengan mulut yang masih sibuk mengunyah makanan.
Ini kesekian kalinya pria bernama lengkap Bakugou Katsuki diberi pertanyaan yang sama oleh gadis yang sama pula. Padahal sudah berulang kali terabaikan, namun gadis itu masih kekeh menanyakannya.
Sesungguhnya, si surai blonde itu awam sekali dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan emosi manusia. Ia mungkin bisa merasakan beberapa emosi dasar seperti senang, sedih dan kecewa, namun untuk sesuatu yang kompleks seperti cinta ia menyerah, tidak paham. Boro-boro mengerti cinta, mengekspresikan perasaannya saja ia kewalahan.
Dihadapan gadis ini Katsuki pribadi bingung. Padahal berulang kali ia menolak segala atensinya, namun ia tetap mendekat, memaksa temperamen Katsuki melemas sedikit setiap harinya tanpa lelah. Memenjarakan pria itu lewat netra (E/C)nya yang bercahaya.
"Tidak" jawab Katsuki singkat setelah menelan kunyahannya. Ditatapnya raut sang gadis yang perlahan berubah menjadi merengut kesal. Dalam hati Katsuki terkikik sendiri, menatap wajah tertekuk itu entah mengapa terasa menggelitik.
(Name) berdecih seraya memalingkan wajah sejenak. Memilih menatap jauh ke taman asrama yang terhalang oleh kaca ketimbang menatap wajah pria bermarga Bakugou itu. Tangannya sibuk memilin rambut hitamnya yang panjangnya sepinggul, menggelungnya ke atas kepala sebelum dijepit dengan jepitan sederhana.
Soal rasa, sejujurnya gadis bingung sepenuhnya. Apa yang menjadi awal mula dirinya jatuh hingga kedasar dunia untuk pria bersurai blonde didepannya. Ia tidak tahu. Apakah karena wajahnya yang lumayan itu yang membuatnya buta? Atau netra merahnya itu yang berkilau layaknya permata? Padahal gadis itu sadar sekali, jika si pria bukanlah orang yang masuk dalam nominasi pria idamannya mengingat perilakunya yang luar biasa keras kepala.
Lalu apa yang membuatnya rela bangun pagi-pagi untuk menemani sang lelaki hanya untuk sarapan?
Mereka tengah berada diruang makan asrama, dengan Katsuki yang sibuk mengunyah sedang (Name) hanya duduk seraya menyesap kopi didepannya. Ruangan masih sepi, karena ini masih jam lima pagi.
"Setidaknya pura-puralah bilang kau suka padaku" gumam (Name) sambil melayangkan pandang pada netra ruby milik sang pria. "Bilang 'I Love You' kan tidak sesulit itu" lanjutnya.
Katsuki berdecih, menjitak dahi si gadis keras. "Berisik, mati sana"
"Nah kan, padahal aku meminta kamu menyatakan cinta malah kamu menyuruh aku mati"
"Kan aku tidak menyuruhmu suka padaku"
"Kalau bisa memilih aku juga tidak ingin suka padamu bakatsuki"
"Heh, mengajak berkelahi?"
Katsuki mulai mengeluarkan percikan kecil lewat tangannya, yang hanya ditanggapi cibiran oleh sang gadis. Bukannya apa, hubungan mereka memang seperti ini. Kalau kata Urakara mereka ini dinobatkan sebagai sepasang teman gaya baru. Aneh, berisik, tapi tak bisa saling lepas satu sama lain.

Awal mula hubungan aneh antara Bakugo Katsuki dengan (Fullname) adalah sejak si gadis menyatakan perasaannya dengan cara ekstrim pada sang pria. Ya bagaimana tidak, sejam sebelum pernyataan cinta, (Name) mengajak Katsuki beradu panco, yang akhirnya dimenangkan gadis itu karena lengan sang pria melemah akibat terkejut atas pernyataan cinta dari (Name) ditengah pertandingan. Sampai sekarang tidak ada jawaban verbal dari sang pria mengenai perasaan si gadis. Hanya afeksi milik Katsuki yang sedikit melembut saja yang diartikan oleh (Name) bahwa si pria memiliki perasaan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot BNHA X Reader
Randomhanya kumpulan wansyut atau drabel antara Chara BNHA dengan Reader