"Hey kamu anak baru ya?"
Shigaraki Tomura menatap anak gadis di depannya heran. Ini sudah nyaris seminggu ia tinggal di ruang lab milik dr Shiga yang telah berbaik hati menyediakan tempatnya untuk berpulang. Dan selama seminggu pula Shigaraki dihantui oleh gadis itu.
Perangai sang gadis yang nampak ingin akrab dengannya membuat Shigaraki geli sendiri. Bukan apa, semenjak ia dikurung oleh sang ayah, hanya saudarinya saja yang mau berteman dengannya. Belum lagi rupa Shigaraki yang penuh luka membuat ia tak lagi percaya diri berteman dengan anak sebaya.
"Maumu itu apa?" kata Shigaraki memberanikan diri untuk bertanya. Tangan milik keluarganya yang mati akibat kekuatan miliknya dipasang dibadan, sengaja untuk menutupi penglihatan. Ini adalah hadiah dari dr. Shiga agar ia ingat bagaimana kesakitannya dahulu.
Shigaraki melirik gadis dihadapannya lewat celah tangan sang ayah yang dijadikannya topeng wajah. Raut gadis itu nampak menggemaskan, meski kulitnya cenderung pucat pasi hingga menampakkan pembuluh darah biru.
Shigaraki bergumam sendiri. Apa benar gadis itu baik baik saja.
"Aku hanya ingin berteman" jawab gadis itu dengan antusias. Netra ruby milik gadis itu nampak memaksa Shigaraki mempercayai pemiliknya kuat-kuat. Tangan si gadis terulur, menambah deretan pertanyaan di benak Shigaraki tentang apa yang tengah dipikir oleh gadis ini. Apa ia tidak tahu jika pemuda dihadapannya memiliki kekuatan yang bisa membusukkannya detik ini juga?
"Kau bodoh ya?" tanya Shigaraki dengan nada sinis. Ia menatap tajam netra ruby dihadapannya. "Kamu tidak tahu jika aku bisa saja membunuhmu detik ini?"
"Aku tahu kok!" sahut gadis itu cepat. Ia segera menarik uluran tangannya dan bersidekap. "Aku tahu, tapi aku penasaran."
"Penasaran pada quirk* ku?"
"Tidak" jawab gadis itu seraya mengangkat bahu. Surai blondenya bergerak sedikit. "Aku penasaran mati itu rasanya bagaimana"
***"Yo, Tomura-chan!"
"Bisakah kamu berhenti memanggilku begitu?"
"Heeee.. Kenapa?"
Shigaraki mendecakkan lidahnya. Ia memalingkan wajah berpura tidak melihat gadis yang duduk disampingnya dengan nampan besi berisi makanan tergeletak didepannya. Shigaraki mengambil sendoknya lagi, berusaha mengambil kaarage untuk mengisi perutnya yang kelaparan akibat latihan hari ini.
Semenjak tinggal di lab ini, Shigaraki berulang kali dijadikan bahan percobaan kekuatan oleh dokter Shiga. Katanya, kekuatan yang dimilikinya dapat merubah dunia. Shigaraki Tomura mengeram sendiri, mengingat bagaimana ia harus menderita karena sang ayah yang dendam pada neneknya yang mati setelah bertugas sebagai pahlawan.Pemuda itu juga geram ketika ingat bagaimana ia harus lontang lantung dijalan setelah ia membunuh seluruh keluarganya. Pemuda itu bertekad sendiri. Ia tak akan pernah berkeinginan menjadi pahlawan lagi. Baginya, perkataan sang ayah kelewat membekas diperasaannya. Pikirnya menjadi Villain mungkin adalah hal yang paling tepat untuk dunia yang tidak ramah padanya.
"Aku minta kentang mu ya Tomura-chan?"
Tomura reflek menoleh kesamping. Pikirannya buyar seketika setelah mendengar suara nyaring disusul dengan sumpit yang mulai menarik kentang dari mangkuknya. Pemuda itu memasang wajah jengkel, namun ia memilih untuk tidak berkata apa-apa.
"Hey Tomura-chan. Kenapa kau tidak pernah memanggil namaku"
"Apakah itu penting?"
Gadis itu tidak menjawab. Ia kembali mengambil kentang dari nampan milik Tomura lalu memasukkannya ke dalam mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot BNHA X Reader
Randomhanya kumpulan wansyut atau drabel antara Chara BNHA dengan Reader