"Anda yakin bahwa tidak ada orang lain yang menginap di penginapan selain kami?"
Pak tua berjambang putih itu menggeleng. Ia mengetuk-ngentuk ujung tongkatnya gugup, nampak jelas dari netranya yang bergetar karena takut. Ini mungkin pertama kali baginya melihat salah satu tamunya tergeletak bersimbah darah, tak bernyawa.
"Terakhir kali tamu yang check-in adalah nyonya ini. Setelahnya saya kembali ke rumah saya sendiri, 200 meter dari sini, dan baru kembali tadi pagi. Pintu depan hotel terkunci rapat, sama seperti saat saya pergi, jadi seharusnya tidak ada orang lain"
Aku mengangguk, sembari berusaha memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi beberapa waktu lalu. Tubuh pucat seorang wanita yang baru ditemukan beberapa saat lalu masih menjadi hint untuk menemukan pelaku. Aku beranjak dari duduk, menghisap dalam cerutu sembari memperhatikan bercak darah satu-satu.
"Apakah anda menemukan sesuatu, Lady (Name)?"
Aku bergumam pelan, tidak langsung menjawab rekan sebayaku yang kini tengah sibuk memfoto TKP. Tangannya dengan cekatan menyimpan frame polaroid di kantongnya satu-satu setelah berulang kali menggoyangkannya agar gambarnya muncul.
"Apakah Mr. Todoroki menemukan sesuatu?"
"Eummm saya tidak yakin, namun saya rasa begitu."
Todoroki menyodorkan salah satu polaroid padaku. Ada bercak darah berbentuk telapak kaki disana. Aku menatapnya berulang kali. Mencoba untuk meyakinkan asumsiku sendiri.
Ku tatap Todoroki dengan raut pucat pasi.
"Itu aku.."
"Ya?"
"Aku pembunuhnya"
****
Terinspirasi dari kisah Robert Ledru
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot BNHA X Reader
Diversoshanya kumpulan wansyut atau drabel antara Chara BNHA dengan Reader