"Harusnya kamu tidak sekolah di U.A apalagi ketika tahu quirkmu tidak berguna"
Aku melirik pria bermata biru itu jengkel. Ini sudah kesekian kalinya ia menggangguku dengan kata-katanya yang membuat ku ingin meremukkan muka sombongnya itu. Aku meraih nampan milikku yang masih tersisa setengah. Memilih menyingkir ketimbang nanti berakhir membuat masalah.
"Hei, kau pengecut sekali. Padahal aku cuma mengajakmu mengobrol."
Aku sebenarnya tidak mengerti, apa yang membuat pria bernama Monoma itu senang menggangguku yang baru seminggu masuk ke sekolah ini. Aku tidak mengenalnya, sungguh. Tahu namanya saja setelah aku ditanyai oleh Midoriya tentang apa masalah sebenarnya sehingga Monoma tertarik padaku.
Ya mana aku tahu.
"Hei, bukankah seharusnya kamu sadar diri?" Tanya Monoma masih mengikuti dibelakangku. "Kamu bahkan tak akan bisa jadi hero yang baik dengan kemampuan sosialisasimu seperti ini"
Aku menghela napas panjang. Bagaimanapun, aku tidak bisa menampar Monoma dikantin yang masih penuh dengan orang seperti ini. Aku bisa melihat Midoriya dan teman sekelasku lainnya menatapku dari kejauhan dengan wajah prihatin. Aku berjalan ke tempat pencucian, meletakkan nampan dengan setengah dibanting sebelum melangkah pergi keluar kantin.
Belum sampai berapa langkah aku keluar ruangan, sebuah kotak susu yang terbuka terlempar kearahku. Rambutku basah, begitu juga dengan jasku. Suara tawa mulai terdengar beberapa saat kemudian, membuatku reflek menoleh.
"Wah, maaf ya, aku sengaja."
Aku hanya tersenyum miring seraya berbalik kearah Monoma. Kuambil bekas mangkuk makananku, lalu ku lemparkan ke wajah pemuda itu hingga dia mengaduh karna sakit sekaligus pedas.
"Oh, Astaga. Aku sengaja"
****"Heh, yang benar saja kamu dipasangkan dengan aku" kata Monoma di seberang. Hari ini ada latih tanding antar kelas dan sialnya aku harus berhadapan dengan orang yang memiliki predikat satu tingkat lebih tinggi dari Bakugou sebagai orang yang amat aku benci. Aku hanya menatap Monoma malas, sembari menulikan telinga dari ocehannya yang masih tidak berhenti sejak tadi.
"Kekuatanmu itu tidak cocok untuk bertarung dengan aku. Ah, bahkan bisa dibilang kamu itu seperti tidak memiliki kekuatan. Aku merasa kasihan jika kamu kalah hanya karena satu tinjuan dari aku"
Aku melirik Present mic yang kebetulan menjadi pemandu latihan kali ini. Berharap ia segera membiarkan kami bertarung agar aku bisa dengan segera menghajar makhluk ini.
".... kamu bahkan bisa mati hanya lewat jentikan jari"
"Mulai"
Aku melesat kearah Monoma. Tahu jika dia bisa mengcopy kekuatan maka menggunakan kemampuan fisik menjadi pilihan utamaku saat ini. Monoma masih bicara, seolah menganggap remeh aku yang sudah berada di depannya.
"Apa kau yakin bisa mengalahkan aku?" Monoma mengeluarkan kemampuannya mengcopy. Aku menyentuh lengannya, mengeluarkan kemampuan pengekstrak milikku. Monoma terkejut. Terutama saat netra birunya melihat sebuah bubuk berwarna putih keluar dari kulitnya yang aku sentuh.
"..T-Tunggu.. Apa!?.."
"Berisik!"
Aku mengepalkan tinju, mengarahkan kepada wajah Monoma yang masih nampak terkejut.
Bugh
Monoma terlempar kebelakang beberapa meter. Mukanya memerah, sedang pipinya membengkak besar. Ternyata latihanku dengan anak laki-laki dikelas memiliki efek luar biasa.
Aku melangkah mendekati Monoma yang telah terbaring ditanah. Pria itu nampaknya berusaha bangkit, namun tubuhnya sudah lemas. Tentu saja, kemampuanku memang berguna mengekstrak kemampuan milik orang lain. Orang yang diekstrak akan merasa lemas dan tak bisa menggunakan kemampuan mereka selama beberapa menit. Terlihat tidak berguna memang. Tapi siapa yang perduli.
Aku berjongkok disebelah Monoma. Sengaja memasang raut wajah yang sama sepertinya ketika mengejekku di hari biasa.
"Kau tahu Monoma. Aku benci kata 'harusnya kamu' yang tiap hari kamu ucapkan. Kamu bukan Dewa dan apapun yang kupilih dan kulakukan saat ini aku sudah siap dengan konsekuensinya. Berhenti menggurui. Ketimbang terus-terusan menggangguku, kenapa kau tidak perbaiki dirimu sendiri"
Monoma terdiam. Ia mengalihkan pandang, enggan menatapku. Suara bel tanda pertandingan berakhir mulai terdengar. Aku mulai beranjak dari tempatku berjongkok lalu perlahan melangkah keluar dari area pertandingan. Suara Present mic mulai terdengar menggema di seluruh stadion.
"(Fullname) dari kelas 1A menang!"
***Hella guys..
Apa kabar?
Maafkan diriku yang tengah tidak productive ini.
And makasih banyak yang sudah membaca, ngevote, ngomen dan menyimpan di reading list.
Hontouni Arigatou.
😭😭
Oh ya yang lagi UTS dan UAS, tetap semangat ya. Semoga sukses!Doakan semoga aku bisa sering update.
See yaa.❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot BNHA X Reader
Randomhanya kumpulan wansyut atau drabel antara Chara BNHA dengan Reader