HAMPIR SEBULAN MENJEMUR TIGA BUKU SASTRA

64 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir satu bulan lamanya aku menjemur tiga buku sastra yang entah sangat malang, atau malah sangat beruntung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir satu bulan lamanya aku menjemur tiga buku sastra yang entah sangat malang, atau malah sangat beruntung. Dalam satu bulan itu, diterpa panas matahari dan hujan yang bergantian mengguyur kota ini. Ada perubahan yang begitu jelas dan tak bisa diabaikan oleh mata.

Kertas yang mulai berubah warna agak kecokelatan. Mengerut. Bekas dari resapan hujan yang menjadi jauh lebih banyak.

Beberapa hari lalu, saat hujan deras jatuh cukup lama. Aku menikmati pemandangan tak biasa dari buku-buku yang basah, tetesan air yang perlahan jatuh dari sampul buku, dan tetes-tetes air yang melekat layaknya embun pada sampul, terasa begitu indah.

Dan siang ini, ketika panas matahari menjadikan kota ini layaknya neraka baru. Lekukan-lekukan kertas menjadi kian liar dan berantakan.

Buku-buku yang awalnya cukup rapi dan masih terlihat baru. Sekarang menjadi tampak lama, dan kumuh.

Halaman-halaman kertas mungkin yang akan lebih dulu rusak, lepas, atau hancur jika keadaan semacam ini bertahan lebih lama lagi. Namun, sampul yang berbahan lebih tahan air, akan jauh lebih lama untuk bisa terurai.

Berapa banyak, buku-buku, yang akan menjadi sampah dan memenuhi tanah dan lautan?

Pertanyaan ini sangat menarik karena begitu banyaknya buku yang dicetak setiap tahunnya. Juga, kemanakah berakhirnya buku-buku yang tak lagi terpakai dan gagal dalam hal komersial?

Entahlah.

Akhir-akhir ini, aku hanya ingin menikmati perubahan menarik yang terjadi dari tiga buku sastra yang telah aku jemur melewati siang dan malam. Melewati terik matahari dan hujan rintik atau lebat yang bahkan membuat banjir di beberapa kota yang ada.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MEMBAKAR SASTRA INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang