Halaman dari novel "Pulang" sudah hampir habis. Novel yang begitu tebal itu, telah menemaniku hampir tiga bulan lamanya.
Menemaniku saat di dapur, makan, dan bahkan kencing.
Dalam banyak hal, novel itu begitu sangat berguna bagiku.
Aku menggunakannya sebagai lap meja saat remah-remah makanan berceceran dari tempatnya. Membantu membersihkan jari-jemariku sehabis makan. Bahkan, sehabis kencing mendadak, aku bisa menyobek salah satu halamannya guna membersihkan kemaluanku.
Buku-buku tebal, aku rasa, sangat cocok untuk ditaruh di sekitar dapur dalam jangka waktu yang cukup lama. Sementara buku-buku tipis, bisa ditaruh di ruang bersantai.
Dengan adanya buku tebal di dapur, seseorang bisa lebih leluasa dan lama untuk membersihkan tumpahan air, sisa remah, dan juga kompor yang kotor. Sedangkan buku tipis di ruang bersantai, bisa digunakan untuk membersihkan sisa makanan pada jemari dan kursi; yang tak sering dilakukan.
Dan tentunya, tak ada perdebatan sastra di ruang dapur.
Setidaknya, sastra di sini, begitu sangat berguna dan bermanfaat. Tidak seperti yang di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMBAKAR SASTRA INDONESIA
Non-Fictionini adalah buku yang akan menjadi cukup penting bagiku. sebuah catatan, kritik dan alasan kenapa aku membakari buku-buku sastra Indonesia. ini juga menandakan transisi diriku akan ketidakbecusan bahasa dan tulisan itu sendiri dan sebagai wadah dan...