MELIHAT API, BEKERJA

210 9 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di sekitarku sangatlah menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana di sekitarku sangatlah menenangkan. Seekor burung berkicau dengan merdunya di antara ranting dan dedaun hijau. Lalu menghilang di balik rerimbun.  Pepohonan yang berderak oleh angin laut. Tumbuhan rambat yang mengingatkanku akan Charles Darwin. Juga, dedaunan berwarna cokelat yang menutupi tanah yang jika dilihat dengan seksama, sangatlah indah.

Aku mengeluarkan buku Melihat Api Bekerja dari dalam tasku. Membuka segelnya. Lalu merobek beberapa halamannya yang memiliki ilustrasi yang cukup bagus.

Sampul, ilustrasi, dan tulisan yang ada di dalam buku, berwarna kecokelatan, yang terasa pas dengan latar tanah berserta dedaun kering yang berserak.

Setelah merobek beberapa halaman buku karya A. A. Mansyur. Aku menyalakan api, yang tak lama kemudian merambat dari pinggir ujung kertas dan akhirnya, melahap begitu cepatnya halaman demi halaman yang ada.

Aku tengah melihat api bekerja. Bekerja dengan begitu menarik, indah, membuat kertas yang dilahap api berwarna oranye, menjadi gelap dan abu-abu.

Judul buku puisi Mansyur, Melihat Api Bekerja, sangat cocok dengan diriku yang tengah melihat api bekerja melahap halaman, sampul, dan kata-kata yang ada di dalamnya. Melihat bagaimana api bekerja itu sangatlah menarik.

Embusan angin yang datang dan pergi, cukup kuat, membuat api tak mudah padam. Adakalanya, api tampak membesar saat angin datang bersama dengan dedaunan yang berterbangan. Namun, seringkali api lebih banyak bekerja diam-diam di dalam isi buku. Di dalam halaman demi halaman kertas yang hanya memperlihatkan kertas-kertas berwarna kuning menjadi hitam lalu abu-abu.

Asap pun muncul sangat tebal. Diombang-ambingkan oleh angin yang berembus dari berbagai arah. Langit yang terasa luas dengan awan-awan tipis menyertainya. Burung layang-layang yang sesekali melintas. Cahaya matahari yang jatuh ke permukaan tanah setelah dicerna oleh kanopi. Beberapa buah yang tergeletak di tanah. Serangga-serangga kecil yang menyelinap dan masuk ke dalam lindungan dedaun kering. Dan dunia yang dipenuhi oleh kehidupan.

Ya, walau kehidupan besar seperti serangga yang mudah dilihat mata, mamalia, atau reptil, nyaris tak terlihat sama sekali. Kecuali hanya segelintir burung dan para serangga kecil yang susah untuk dicari dengan sekilas mata.

MEMBAKAR SASTRA INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang