e p i l o g

1.6K 149 9
                                    

Fajar dan Senja. Sama-sama memancarkan cahaya semu, sama-sama menjadi batas antara siang dan malam.

Fajar datang dengan begitu menawan, tak pernah lelah menyapa jiwa-jiwa yang bangkit dari mimpi semu di malam hari.

Sedang senja hadir dengan segala keindahannya, cahaya semu memancar pada dinding-dinding langit angkasa.

Dalam semu tumbuh sebuah rasa. Rasa yang membuat keduanya menikmatinya dalam suasana indah.

Cahaya semu yang tak hanya indah apabila di pandang, namun juga menumbuhkan kagum kala di pandang.

Pada alam dan sang pencipta alam.

Kini, langit tampak dengan mega mendungnya, anginnya mulai berhembusan lebih kencang. Dan turunlah rintik hujan kala itu juga, dari rintik menjadi deras membasahi tanah di atas sang buana.

Membuat kedua insan itu dengan cepat berteduh. Keduanya kini duduk berdampingan, masih lengkap dengan seragam putih abunya.

Sang gadis tampak kedinginan, tampak menggosok-gosok kedua telapak tangannya. Membuat atensi sang lelaki sontak meliriknya, dengan segera lelaki itu membuka jaketnya, kemudian memakaikannya pada gadisnya.

Gadis itu sontak menengok, tampak sedikit terkejut kala itu. "Jae, ngapain?"

"Kamu kedinginan Rose."

"Enggak kamu pakai aja, nanti kamu kedinginan juga."

"Aku kuat sayang, udah kamu pakai aja."

Dan Rose hanya bisa menghela napas, memilih untuk diam menatap derasnya hujan, juga menikmati hangatnya dekapan Jaehyun.

"Udah malam gini Jae, hujannya kapan reda ya?" Gumamnya, masih belum mengalihkan pandangannya.

"Aku juga nggak tau, gapapa di tungguin aja daripada di terobos malah basah kuyup nanti."

"Gapapa dong, sekalian hujan-hujan Jae." Cengirnya, menatap Jaehyun.

"Apaan enggak usah! Nanti yang ada malah kamu besoknya sakit."

"Ihh jangan malah ngomong gitu lah, omongan doa loh Jae."

"Bukannya doain sayang, tapi kan aku ngelarang."

Rose seketika mendengus. Akhir-akhir ini Jaehyun memang sedikit posesif padanya.

Ditambah hubungan keduanya sudah berjalan selama beberapa bulan ini. Membuat perasaan keduanya kian semakin kuat dan bertambah.

"Terus kalau sampai larut malam belum reda gimana? Nanti aku dicariin Mama Papa gimana?"

"Nanti aku yang kasih tau alasannya."

"Kalau kamu tetep dimarahin gimana?"

"Emm berarti aku emang salah udah bawa pulang anak gadis larut."

"Nah itu tau, makanya pulang sekarang aja Jae."

"Jangan Rosie, seenggaknya tunggu sampai hujannya nggak terlalu deras aja."

"Udah percaya aja sama aku, orang tua kamu nggak akan marah." Lanjutnya.

Rose mengerutkan keningnya. "Kenapa bisa gitu?"

Setelahnya Jaehyun menatap gadisnya, netra keduanya kini bertemu kembali.

"Karena mereka udah percayain kamu sama aku, kamu udah jadi tanggung jawab aku."

Ucapan Jaehyun seketika membuat Rose blushing. Sontak saja tawa Jaehyun pecah kala melihatnya.

"Haha pipinya jadi merah gitu."

fight ; jaerose ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang