Sudah satu minggu lamanya Jaehyun dan Rose tidak bertukar sapa ataupun sekedar bertukar pesan.
Kalaupun tak sengaja berpapasan di sekolah, Rose sama sekali tak menggubris ataupun menyapa balik Jaehyun kala itu.
Jikalau di tanya bagaimana perasaan seorang Rosseanne untuk saat ini adalah masih kecewa.
Marah? Untuk saat ini mungkin sudah tidak. Karena bagaimana pun ia juga turut salah, salah karena telah memberikan perasaannya kepada Jaehyun, salah karena telah menaruh harapan lebih kepada Jaehyun, dan salah karena telah berjuang seorang diri dalam hubungan palsu itu.
Kini, setidaknya sedikit demi sedikit ia selalu berusaha melupakan kenangan itu, kenangan yang sangat pahit.
"Nih di minum dulu."
Ucapan dari seorang lelaki kian membuyarkan lamunan gadis bersurai blonde itu.
Rose menengok, melihat Chanyeol yang kini sudah kembali dengan dua botol minuman yang baru saja ia beli.
Keduanya baru saja selesai jogging keliling kota, cukup melelahkan memang.
Rose tersenyum, dengan segera ia terima minuman itu. "Makasih kak."
"Sama-sama."
"Hari ini cuacanya cukup terik ya." Lanjutnya, sembari menyeka keringat di pelipisnya.
"Namanya juga kehidupan kak. Ada kalanya panas, mendung, terus hujan, setelah hujan kadang muncul pelangi." Ujar Rose, setelah meneguk orange juice nya.
"Ada kalanya juga cuacanya ngedukung gimana perasaan kita saat itu juga. Hidup udah layaknya roda berputar, nggak semuanya selalu baik-baik aja." Lanjutnya, setelahnya menghela napas cukup panjang.
Chanyeol sontak sedikit tertegun dengan ucapan gadis itu. "Jangan bilang kamu gamon?"
Rose sontak membulatkan mata. "Ih apaan enggak yaa."
Dan Chanyeol hanya tersenyum. "Mawar, mau tak kasih satu quote nggak?"
"Boleh boleh." Rose tersenyum tampak antusias setelahnya.
Netra keduanya kini bertemu. Chanyeol menatap dalam kedua manik Rose.
"Kamu cuman kehilangan orang yang nggak mencintaimu, tapi dia udah kehilangan orang yang tulus mencintainya."
Detik itu juga senyuman yang tadi mengembang di bibir Rose kini sudah luntur.
"Ah gak asik, ngapain jadi bahas dia lagi sih." Sebalnya, kemudian melipat tangannya di depan dada sembari mengerucutkan bibirnya.
"Astaga masak ngambek sih, jangan cemberut ih Mawar."
"Yaudah deh maaf. Dengerin baik-baik lagi deh."
"Hm apa?"
Chanyeol mulai merangkul bahu Rose, pandangan keduanya kini menatap awan biru di atas.
"Cintai dirimu sendiri. Itu lah cinta yang paling setia, cukup ingat itu."
Dan Rose tersenyum, lagi-lagi gadis itu sangat bersyukur karena telah mengenal sosok Chanyeol.
Hari ini, Rose kembali mengingat percakapan antara fajar dan senja kala itu saat bersama Jaehyun.
Kini gadis itu sudah mulai melapangkan dadanya, menerima segala kepahitan hidupnya perihal asmara.
Bunga bukan setangkai kembang bukan seekor, maka tumbuh hilang berganti, yang patah tumbuh yang hilang berganti.
•••
Dentuman musik yang cukup keras kini memenuhi indra pendengarnya, bau alkohol juga turut menyeruak memenuhi indra penciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fight ; jaerose ✓
Fanfic☾ seperti hal nya bumi pertiwi butuh sang baskara, sebuah perjuangan juga hasil yang berupa. dengan fajar dan senja yang menjadi saksi untuk kisah keduanya. ☽ ©loafscandy, 2O2O // fanfiction.