Hello, Star come back 🥳
Jangan lupa Vote dan komen 🖤
*
*
*
Happy reading 💤
Kimberley mengajak semua anggota kerajaan untuk berkumpul di aula Istana. Sekaligus menyambut kembalinya Arthur. Arthur berjalan bersisian dengan Bella, namun sedari halaman istana menuju aula, Bella masih diam dan tidak merespon ucapan Arthur. Bella masih kesal dengan Arthur."Hei, mau sampai kapan mendiami ku," ujar Arthur yang sedang memeluk pinggang Bella.
Bella diam dan tidak membalas, membuat Arthur gemas sendiri dan langsung mengecup singkat pipi Bella.
"Jangan marah terlalu lama, aku tidak akan sanggup."
Bella menoleh, dan menatap Arthur heran. "Kau menggombal?" tanya Bella.
Arthur balik menatap Bella dan tersenyum. "Akhirnya kau mau bersuara juga. Ah, sepertinya aku harus mengeluarkan semua jurus gombalanku, agar kau mau berbicara," ujar Arthur.
Bella berdecih dan mencubit pinggang Arthur, membuat Arthur meringis pelan dan langsung tertawa seraya berpindah posisi di belakang Bella, dan kembali memeluk Bella yang sedang berjalan dari belakang menuju aula Istana.
Banyak pasang mata yang melihat momen romantis keduanya, mereka hanya bisa mengulum senyum melihat tingkah Arthur. Sedangkan Bella hanya bisa menunduk, untuk menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah memerah.
Saat tiba di aula, Arthur dan Bella menuju singgasana, sedangkan yang lain duduk di kursi yang sudah tersedia. Arthur melepaskan pelukannya, dan menuntun Bella untuk duduk, setelahnya ia ikut duduk juga.
Di pintu masuk, Azura mengepalkan tangannya, matanya memancarkan rasa tidak suka ke arah pasangan yang sedang bermesraan di singgasana itu. Woll yang berdiri di sebelah Azura, langsung menghela napas dan memegang pundak Azura.
"Berhentilah mulai sekarang Amela. Obsesimu terhadap Arthur hanya akan menjadi akhir dari kehidupanmu," ujar Woll pelan---takut jika ada yang mendengarnya.
Azura menatap Woll tajam. "Aku tidak akan berhenti sebelum tujuanku tercapai," ujar Azura penuh penekanan dan langsung menepis tangan Woll, sebelum beranjak keluar dari dalam aula.
Woll kembali menghela napas dan melanjutkan langkahnya, menuju kursi---tempat petinggi Istana.
Sedangkan di tempat lain, Eveline berdecak kesal dan mempercepat langkahnya dengan perasaan marah, karena sedari tadi pria bertopeng yang datang bersama kakaknya selalu mengikutinya.
"Berhentilah mengikutiku!" Eveline berhenti dan menatap tajam ke arah Li yang sudah ikut berhenti juga.
Li mengangkat sebelah alisnya dan terkekeh pelan. "Siapa yang mengikutimu? Kau terlalu percaya diri," ejek Li membuat Eveline tambah kesal.
Mengapa pria bertopeng ini sangat menyebalkan seperti William? Ah, sepertinya mereka berdua sangat cocok di pasangkan, batin Eveline kesal.
"Ya sudah kalau begitu kau berjalan duluan saja, agar aku tidak merasa jika kau sedang mengikutiku," ujar Eveline seraya bergeser sedikit---memberi jalan pada Li.
Li mengedikkan bahunya. "Kau saja yang duluan berjalan, aku masih mau beristirahat sejenak karena lelah," alibi Li.
Eveline mendengus dan langsung berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya menuju aula. Li yang melihat itu terkekeh geli dan kembali mengikuti Eveline.
Tentu saja Eveline menyadari jika Li masih mengikutinya bahkan sampai di depan pintu masuk aula.
Karena sudah kesal, Eveline menatap Li tajam, dan kembali menatap ke arah singgasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Transmigration [SELESAI]
Fantasy[PART MASIH LENGKAP] (STORY KE-1) Bella yang baru saja di pecat dari pekerjaannya, frustasi dan memilih pergi ke Bar untuk melampiaskan emosinya. Karena terlalu banyak minum Alkohol, membuat Bella tidak sadarkan diri. Tapi siapa sangka, saat Bella...