Huaaaa udah mau ending aja T_T
Oh iya, mianhae Star up-nya lama, hehe. Soalnya ada problem di real life, jadi gk bisa urus anak-anak:v hiksOke langsung baca aja, jangan lupa siapkan diri untuk menantikan akhirnya.
Happy reading 🖤
Seorang dengan jubah hitam menyeringai dan menatap wanita muda di hadapannya. "Lakukan tugasmu dengan benar. Ingat! Jangan sampai gagal," ujarnya penuh penekanan.Wanita muda itu mengangguk takut. "I-iya."
"Bagus! Sekarang pergi dan tunggu instruksi dariku." Sosok berjubah itu, mengeluarkan sesuatu dari kantung jubah dan memberinya pada wanita muda itu. "Minum itu, saat permainannya sudah di mulai."
*****
Arthur tersenyum tipis sembari mengeratkan pelukan di pinggang Bella, walaupun tidak melingkar penuh-karena perut wanita itu yang besar.
Para tamu kini tengah menikmati jamuan makan yang telah di siapkan. Dan sesekali tersenyum saat ada yang menyapa.
"Sayang, apa kau tidak lelah berdiri? Mau duduk saja?" Arthur bertanya sembari menatap Bella.
Bella menggeleng pelan. "Aku ingin berdiri, saja," balas Bella.
Arthur menghela napas. "Ya sudah kalau begitu. Tapi jika merasa lelah, kau harus duduk ya," peringat Arthur yang di balas acungan jempol Bella.
Kedua pasangan itu terus tersenyum, seolah tengah menyalurkan rasa bahagia pada malam ini. Apalagi Bella. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
Namun berbeda dengan Arthur. Walaupun raut wajahnya terlihat bahagia, namun tidak dengan hatinya. Pria itu merasa gelisah sedari tadi. Bola matanya tidak bisa berhenti menatap sekitar-seolah tengah berjaga-jaga.
Bella yang menyadari itu, lantas menggoyang pelan lengan Arthur. "Ada apa?" tanya Bella.
Arthur berdehem sejenak sebelum menatap Bella. Arthur melepaskan pelukannya dan menggantikannya dengan memegang pundak wanita yang sangat di cintainya itu. Perasaan Arthur tambah tidak tenang.
"Sayang, jangan pernah menjauh dariku, ya," ujar Arthur membuat Bella mengernyit heran.
"Ada apa? Apa kau baik-baik saja? Mengapa kau terlihat tidak tenang?" tanya Bella heran.
Arthur menggeleng. Jantungnya berdegup kencang-karena takut. Iris biru lautnya tidak bisa diam dan terus menatap sekeliling. "Aku takut ...," lirih Arthur dan meremas pelan pundak Bella. Matanya kini tertuju pada wajah Bella, di tatapnya wanita itu dengan raut gelisah dan takut. "Sayang, berjanjilah, jika kau tidak akan meninggalkan ku," tutur Arthur.
Bella di buat semakin bingung. Di sentuhnya tangan Arthur yang ada di pundaknya. "Mengapa berucap seperti itu? Mana mungkin aku mau meninggalkan kebahagiaan ku," balas Bella terkekeh kecil.
Arthur menggeleng cepat. Matanya sudah berkaca-kaca. "Ku mohon berjanjilah, jika kau tidak akan meninggalkan ku," kata Arthur sekali lagi.
Bella mengangguk. Walaupun sedikit bingung dengan tingkah sang suami.
"Iya, aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan mu," balas Bella, "terkecuali jika takdir yang memisahkan kita."
Arthur menghela napas sembari memejamkan matanya, hingga tanpa sadar, setetes kristal bening meluruh dari kelopak matanya. Bella yang melihat itu, lantas bergegas mengusapnya dengan perasaan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Transmigration [SELESAI]
Fantasy[PART MASIH LENGKAP] (STORY KE-1) Bella yang baru saja di pecat dari pekerjaannya, frustasi dan memilih pergi ke Bar untuk melampiaskan emosinya. Karena terlalu banyak minum Alkohol, membuat Bella tidak sadarkan diri. Tapi siapa sangka, saat Bella...