Happy reading 🖤
"Di khianati sahabat sendiri, sungguh menyakitkan." _Arabella_
Arthur merebahkan tubuh Bella di ranjang, dan di ikuti dirinya yang ikut berbaring di sebelah wanita itu dengan posisi miring, dan tangan sebagai tumpuan kepala.
Bella menoleh ke arah Arthur dengan kening berkerut. "Ada apa?" tanya Bella bingung.
Arthur tidak menjawab dan malah mengangkat tangannya dan menangkup wajah Bella---mengusapnya lembut. Iris biru lautnya terus menatap dalam iris cokelat wanita cantik itu. Kening Bella tambah mengernyit---merasa sangat heran dengan sikap suami tampannya ini.
Hening. Kedua pasangan itu sama-sama terdiam. Yang terdengar hanya suara bising dari luar kamar dan juga suara angin yang bertiup.
"Jika aku terlambat satu detik saja, mungkin Kerajaan ini sudah sudah hancur dengan amukan ku." Arthur bersuara, memecahkan keheningan antara keduanya.
Bella kembali di buat bingung. "Apa maksudmu?" tanya Bella heran.
Arthur berdehem dan memasang wajah serius. Pria tampan itu merubah posisinya menjadi duduk. Matanya menerawang jauh ke depan dan tidak menatap Bella lagi. Bella yang melihat Arthur pun, ikut merubah posisinya. Wanita itu memegang pergelangan tangan yang sangat kekar itu dan menggoyangkannya pelan.
"Ada apa denganmu?"
"Menjauhlah dari Azura!"
"Hah?"
Arthur menoleh dan memegang kedua belah pundak Bella. "Menjauhlah dari wanita iblis itu, Bella ... Dia bukan wanita baik, dia mau berniat jahat padamu!" tegas Arthur. Ini keputusan yang sangat tepat. Arthur harus menjauhkan Bella dari Azura. Karena Arthur tahu, jika wanita iblis itu akan kembali bertindak---jika Bella masih bersikap seperti ini.
"Apa maksudmu mengatakan itu? Azura adalah sahabatku, tidak mungkin dia mau berniat jahat padaku," tukas Bella dan menatap Arthur tidak suka.
Tepat sasaran. Arthur sudah menduga jika Bella akan bereaksi seperti ini. Memang, sangat sulit menerima kenyataan jika orang yang sudah kau anggap sahabat, akan menghianati mu.
"Ini kenyataannya, Bella. Azura bukan wanita baik seperti yang kau lihat, dia lebih buruk, bahkan sangat buruk. Semua kejadian yang menimpamu, dialah dalangnya. Sadarlah, sayang, wanita yang kau anggap sahabat itu, adalah orang yang berniat membunuhmu." Arthur mencengkeram pundak Bella---sedikit terbawah emosi saat mengatakan itu.
Bella terdiam sejenak. Wanita itu menatap lekat wajah Arthur dengan perasaan campur aduk. Setelah lama terdiam, tiba-tiba Bella tertawa seraya menyingkirkan tangan Arthur dari pundaknya.
"Jangan bercanda, Suamiku. Tidak mungkin Azura mau mencelakai ku. Aku dengannya bersahabat baik, jadi jangan mengarang cerita seperti itu," ujar Bella berusaha menghalau pikiran buruk mengenai Azura---sahabatnya.
Arthur menatap Bella tajam dengan napas memburuh. Tangan pria itu terkepal erat. "Sadar Bella! Azura tidak sebaik yang kau kira! Dia sangat licik, dia ingin mencelakaimu, bahkan tadi, dia menaruh racun naga hitam di bunga mawar yang ia berikan padamu. Jika aku lambat sedikit saja untuk menghentikan mu menyentuhnya, kau bisa saja ... Argh! Bahkan aku tidak sanggup meneruskan ucapanku!" Arthur mengacak rambutnya frustasi. Kemudian pria itu menatap Bella memohon, "Ku mohon, Bella, sadarlah ... Azura tid---"
"Cukup Arthur!"
"Bella ...."
"Arthur ku bilang cukup! Jangan meneruskannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Transmigration [SELESAI]
Fantasy[PART MASIH LENGKAP] (STORY KE-1) Bella yang baru saja di pecat dari pekerjaannya, frustasi dan memilih pergi ke Bar untuk melampiaskan emosinya. Karena terlalu banyak minum Alkohol, membuat Bella tidak sadarkan diri. Tapi siapa sangka, saat Bella...