DuaPuluhDelapan

55.9K 7.3K 216
                                    

Yang benci Emely tambah banyak:v xixixi

Happy reading 🖤

"Kau bilang menantuku tidak apa-apa dan hanya kekurangan energi. Tapi, mengapa di belum sadar juga? Ini sudah hampir dua minggu!" Kimberley bertanya dengan air mata menetes.

Arthur diam tidak menjawab. Pria itu hanya menatap wajah pucat Bella yang masih setia memejamkan matanya. Sudah hampir dua minggu, setelah kejadian penculikan itu, Bella tak kunjung sadar juga. Jelas, itu membuat semua orang khawatir, apalagi Arthur. Selama Bella masih belum sadarkan diri, Arthur tidak pernah meninggalkannya. Bahkan, urusan negara di kerjakan oleh Cixander. Bahkan, Arthur belum mengintrogasi pelaku itu, karena tidak mau meninggalkan Bella.

Arthur tidak bisa fokus. Melihat orang yang di cintainya, belum kunjung siuman, membuat pikiran Arthur kacau balau. Gua kegelapan menyerap habis tenaga Bella. Jika Arthur lambat waktu itu, Bella bisa saja meregang nyawa.

Tabib John selalu rutin memeriksa keadaannya. Pria tua itu ikut khawatir dengan keadaan Ratu-nya.

"Arthur jawab Ibu! Kapan Arabella akan sadar?" Kimberley menggoyang tubuh Arthur. Sebagai seorang Ibu, tentu saja Kimberley sangat khawatir.

Arthur kembali diam dan tidak menjawab. Ada satu cara agar bisa membuat Arabella sadar, tapi itu hanya bisa di lakukan saat bulan purnama merah. Sedangkan bulan purnama merah, masih dua Minggu lagi. Arthur diam bukan karena tidak mau menjawab. Tapi dia berusaha menguatkan dirinya, Arthur harus terlihat kuat di depan mereka, agar mereka tidak terlalu khawatir.

Moriz dan Derral ikut khawatir dengan keadaan Bella. Kedua pangeran itu tidak pernah luput untuk menjenguk Bella. Bahkan, latihan mereka, sudah mereka abaikan hanya karena ingin melihat kondisi Bella.

Kerajaan Acheron sudah mendengar kabar ini. Dan hari ini mereka akan datang menjenguk. Bagaimanapun, pasti mereka sangat khawatir Mendengar kabar yang menimpa Bella.

"Tenanglah Ibu. Kak Bella pasti akan segera sadar. Aku tahu Ibu khawatir, tapi Ibu jangan mendesak Kakak mengenai keadaan Kak Bella. Kakak juga yang paling khawatir di sini. Bagaimanapun, Kak Bella adalah Istrinya." Eveline mengusap bahu Kimberley, berusaha menenangkan Ibunya itu.

Eveline tahu keadaan sekarang. Dari semua yang khawatir dengan kondisi Bella, Arthur lah yang paling besar kekhawatirannya, bagaimanapun Bella adalah Istrinya-wanita yang sangat ia cintai.

Kimberley mulai tenang, namun air matanya masih menetes. Eveline mengulum bibirnya, perkataan William tempo lalu masih terngiang di pikirannya. Siapa wanita itu? Eveline menatap mereka yang ada di ruangan Bella satu persatu. Hingga tatapannya jatuh pada Emely-dayang pribadi Bella. Apakah dia 'Mel' itu?

Eveline menatap lama Emely. Dari raut wajah dayang itu, Eveline bisa melihat raut khawatir yang besar. Tapi, apakah itu tulus atau hanya topeng semata? Ah, Eveline jadi bingung sendiri. Dari tadi dia mengutuk William karena tidak langsung menyebutkan siapa wanita itu, dan malah menyuruhnya untuk mencari tahu sendiri. Huh! Menyebalkan.

Eveline mendesah pelan. Gadis itu di landa kebingungan. Dari kejadian ia menemui William tempo lalu, Eveline mulai menyibukkan diri untuk mencari tahu siapa wanita itu. Namum sampai sekarang,  Eveline belum mengetahui dalangnya. Dan untuk kabar hilangnya dia tempo lalu, Eveline beralibi jika ia tersesat lalu nyasar ke perbatasan, untungnya mereka percaya dan tidak bertanya lagi. Jadi Eveline aman sampai sekarang. Yah, kecuali jantungnya yang selalu berdegup kencang jika mengingat ciuman itu.

Arabella Transmigration [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang