dua belas

608 83 0
                                    

"ada yang bernama rosé disini?"

"iya pak ada, kalau boleh tau anda siapa ya?" tanya hanbin yangmasih sedikit terlihat kebingungan

"saya asisten dari ayah nona rosé ingin menjemputnya pulang"

"oh nde mianhae ahjussi saya akan memanggilnya" jawab hanbin sambil menunduk kemudian masuk ke dalam untuk memanggil rosé

...

"eomma sebenarnya aku masih ingin disini menunggu lisa sampai siuman" keluh rosie sambil menatap tubuh lisa yang masih terlelap dalam mimpinya

"sudah kau pulanglah pasti orang tuamu khawatir jika kau lama-lama disini"

"tapi eom-"

"tidak boleh membantah lagipula ini sudah larut malam besok kau juga harus sekolah kan?" dijawab anggukan imut oleh rosie 

"yasudah rosé pulang dulu ya eomma kalau ada apa-apa langsung hubungi nomor yang tadi aku berikan"

"iyaa nak hati-hati ya"

"terima kasih eomma" peluk rosie kepada tiffany sebelum meninggalkan ruangan tersebut

sedari tadi ternyata ayahnya menunggu di parkiran dan meminta asistennya untuk membujuk rosie pulang akhirnya mereka kembali kerumah bersama namun berbeda mobil karena dari awal rosie sudah membawa mobil sendiri, sesampainya di rumah ia langsung naik ke atas, kamarnya memang ada di lantai dua belum sampai menginjak tangga yang paling akhir yoonbin memanggilnya untuk turun dan mendekat ke hadapan pria tersebut

"rosie...." gadis perempuan itu terdiam melihat tepat kemata ayahnya

"sini ayah ingin berbicara" tak ada tanggapan namun rosie langsung turun menemui ayahnya

"ada apa?"

rosie kaget karena tiba-tiba orang yang ada dihadapannya itu memeluknya dengan sangat erat  menangis meminta maaf kepadanya

"maafkan ayah...selama ini ayah tidak bisa menjaga dan menyayangimu seperti yang dilakukan eomma dulu" rosie mulai meneteskan air matanya setelah mendengar perkataan dari ayahnya tersebut, hatinya seketika menghangat ego yang membabi buta selama ini tiba-tiba runtuh menjadi puing tak tersisa satupun.

"tupai kecil sudah berjanji tidak pernah menangis karena pangeran akan selalu ada untuknya kapanpun dan dimanapun dia berada" hanya suara tangisan yang mengisi seluruh isi ruangan megah nan mewah tersebut rosie makin menjadi ketika ayahnya memanggil dengan nama kesayangan yang diberikan oleh mendiang eommanya tersebut, sungguh dia benar-benar merindukan wanita tersebut.

"ayah tau apa yang ayah katakan tadi memang sudah terlambat dan posisi ayah jelas tidak akan bisa menggantikan eomma sedikitpun tidak akan, tapi ayah akan berusaha dengan keras untuk membahagiakanmu" ucapnya sambil memegang wajah dan mengahpus air mata putri perempuannya tersebut

"pangeran mana yang menangis dihadapan tupai kecil apakah dia selemah itu?" rosie tersenyum berganti menghapus air mata ayahnya tersebut dan kembali memeluknya

"ayah aku menyayangimu maafkan aku jika selalu menyakiti perasaanmu karena aku memang masih tidak bisa menerima kepergian eomma tapi sekarang aku juga akan berusaha menjadi anak yang terbaik untukmu... maafkan aku ayah"

merekapun saling bertukar tangisan dan akhirnya bisa berdamai dengan satu sama lain bahkan rosie yang tidak pernah sekalipun menceritakan kehidupannya entah itu teman-temannya di sekolah atau di luar kini lebih menjadi terbuka sekarang.

...

"ayah tau tidak?" ucap rosie membuka percakapan sambil duduk di sofa ruang keluarga

"kan kamu belum bilang mana ayah tau, memangnya ayah cenayang apa" jawab pria itu sambil meletakkan secangkir kopi dan duduk di samping putri kesayangannya 

"jadi orang yang menyelamatkanku tadi sewaktu aku hampir ditusuk sama preman-" 

"iya kenapa orangnya? tampan?" 

"ihh ayaah aku kan belum selesai bicara" yoonbin tersenyum melihat tingkah rosie karena jujur dia sangat merindukan momen-momen seperti ini 

"kalau cemberut nanti imutnya hilang, ayo diterusin ceritanya ayah juga penasaran" rosie tertawa kecil seperti anak kecil yang senang mendapatkan permen

"jadi yah dia itu satu sekolah denganku namanya lisa tapi kita tidak sekelas aku sangat ingin sekali berteman dengannya"

"terus kenapa kamu bisa tau namanya sedangkan kalian belum berteman?" tanya yoonbin kebingungan

"sewaktu mobilku mogok dulu waktu awal-awal masuk sekolah dia yang membantuku yah, tapi sebenarnya memang itu pekerjaannya juga sih"

"jadi dia ini apa rosie? seorang murid atau montir?" rosie tak bisa menahan tawanya melihat ayahnya yang semakin kebingungan

"dua-duanya, dia juga bekerja... hmm ayah tau kan bengkel langganan kita?"

"milik paman lee?"

"iya yah dia bekerja disitu"

"perempuan menjadi montir? sangat pekerja keras tidak salah kamu ingin berteman dengannya"

"tapi ada alasan yang lebih kuat daripada itu"

"apa nak?"

"besok ikut rosie saja menemuinya di rumah sakit sepulang sekolah"

"kamu ini selalu saja bikin penasaran, yasudah sekalian ayah ingin berterima kasih karena telah menyelamatkan anak kesayangan ayah dan mulai besok jika ayah tidak ada kesibukan kamu berangkat dan pulang sekolah biar ayah yang antar"

"benar yah?" wajah gembira rosie tidak bisa ia sembunyikan

"iyaa tupai kecil" ucapnya sambil mencupit hidung rosie

mereka melewatkan malam dengan saling bertukar cerita, anak dan ayah ini sekarang terlihat jauh lebih harmonis dari sebelumnya.

BERTAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang