tiga belas

551 77 0
                                    

cahaya matahari masuk ke seluruh ruangan perawatan lisa ketika ibunya membuka tirai.....

wanita tersebut berjalan mendekat ke tempat lisa yang dimana sekarang ia sudah membuka matanya, lisa kebingungan melihat sekeliling ruangan mengerutkan keningnya bertanya-tanya kenapa dia bisa ada di ruangan tersebut

"rupanya kau sudah siuman ibu sangat senang sekali"

"ibu aku dimana?"

"kau ada di rumah sakit, apakah kau tak ingat dengan kejadian yang menimpamu kemarin?" lisa tak menjawab dan memilih untuk mengingat sejenak apa yang telah terjadi pada dirinya

"astaga ....ahhhh" setelah ingat lisa spontan membangunkan tubuhnya dan lupa bahwa ada luka bekas jaitan yang masih basah di bagian perut kanannya

"kau tak boleh banyak gerak lukamu masih belum sembuh benar"

"siapa yang memberitahu ibu kemarin jika aku ada disini?"

"kemarin hanbin menceritakan semuanya jadi kau tak perlu khawatir"

lisa tersenyum menatap ibunya yang terlihat sangat lelah dan kurang tidur dia kemudian memegang kedua tangan tersebut

"maafkan lisa telah membuat ibu khawatir"

"tak perlu minta maaf sayang namanya juga musibah datangnya juga tak disangka-sangka" ucapnya sambil memeluk putri kesayangannya tersebut

lisa melepaskan pelukan "oh ya bu bagaimana dengan biaya perawatan lisa?" tanya lisa cemas karena ibunya pasti tidak punya cukup uang untuk membayar biayanya

"kau masih ingat rosé? gadis yang kau selamatkan dia yang menanggung semua biaya perawatanmu sampai kau sembuh"

lisa termenung dan tak menyangka apa yang ia dengar barusan dari ibunya bahwa rosé telah membayar semua perawatannya

"ibu ingin bertanya apakah kalian sudah saling kenal?"

"..uhm belum bu"

"ibu yakin dia anak yang baik kemarin sewaktu kau belum siuman dia sangat cemas dan  mengkhawatirkanmu bahkan hampir tidak mau pulang karena menunggumu sampai sadar tapi ibu memaksanya pulang agar orang tuanya juga tidak khawatir"

lisa hanya bisa mendengarkan cerita dari ibunya tersebut dan sambil mengingat kejadian yang menimpanya kemarin, jujur ini sangat lucu dan tidak terduga.

"tadi dia sempat mengirimkan pesan kepada ibu bahwa nanti akan menjengukmu sepulang sekolah" dibalas anggukan oleh lisa 

...

bel masuk berbunyi seluruh siswa masuk ke kelas kecuali lisa.....

"bin lisa nggak masuk?" tanya seulgi heran tidak biasanya dia bolos

"dia kecelakaan kemarin dan sekarang ada di rumah sakit"

"APAA??" teriak seulgi lalu dihentikan oleh hanbin membuat seisi ruangan menoleh ke arah mereka berdua

"sudah nanti saja aku ceritakan waktu istirahat kau ini berisik sekali" dijawab anggukan oleh seulgi  

tepat di bangku paling ujung kantin yeri, hanbin dan seulgi duduk sambil menunggu makanan pesanan mereka, seulgi dan yeri yang tidak sabar mendengar cerita dari hanbin memaksanya agar cepat menceritakan kejadiannya

"jadi begini kemarin lisa ingin pinjam beberapa catatan geografi kepadaku tapi dia tidak bawa motor dan aku memintanya untuk ikut denganku pulang terlebih dahulu lalu kuantar ke bengkel"

"kau pasti kebut-kebutan kan?" tanya yeri dengan nada mencurigai

"bisa tidak memotongku kalau sedang bicara ha? dengarkan aku dulu yeri"

"cepat teruskan" timpal seulgi

"di perjalanan pulang tiba-tiba aku dan lisa melihat ada anak satu sekolah kita yang ingin dirampok dan diperkosa oleh 2 orang preman"

"tunggu maksudmu teman kita satu sekolah?" tanya seulgi

"iyaa kalian tau anak pindahan itu kan?" 

"oh yang pernah pingsan gara-gara kena bola basket di lapangan waktu itu?" ucap yeri sangat yakin dengan perkataannya

"tumben lancar banget nyambungnya" ejek hanbin sambil menahan tawa

"yeri kalau soal ghibah beginian mah cepat nyambungnya" tambah seulgi ikut mengejek yeri

"ih kok malah ngomongin aku terus lisa giman bin?"

"singkat cerita aku dan lisa adu pukul sama mereka, hampir menang tapi salah satu premannya mau nusuk anak pindahan itu dari belakang dan lisa ngehalangin si preman alhasil perut dia yang ketusuk"

"terus lisa sekarang gimana? lukanya parah?" tanya seulgi khawatir

"syukur lukanya tidak terlalu dalam tapi mungkin dia butuh pemulihan yang cukup lama"

"sepulang sekolah bagaimana kalau kita menjenguknya?" tanya yeri disetujui oleh hanbin dan seulgi

di satu sisi joy di kelas juga sedang mendengarkan cerita dari rosé soal kejadian yang menimpanya kemarin. tak terasa bel pulang sekolah berbunyi para siswa mulai pergi ke parkiran untuk mengambil kendaran dan beberapa menunggu bus di halte

"kau tak ingin menemaniku menjenguknya joy?" tanya rosé yang duduk di kursi halte bus sekolahnya

"maaf rosie bukannya aku tidak mau tapi bulan ini aku harus menjaga toko bersama ibu karena ayahku baru saja pergi ke luar kota"

"yasudah kalau begitu aku pamit dulu ya hati-hati kau dijalan" dijawab senyuman dan anggukan oleh joy kemudian rosé pergi menghampiri ayahnya yang berada di dalam mobil mewah sebrang jalan depan sekolahnya

...

sekarang lisa sudah bersama teman-temannya itu seperti biasa mereka saling mengejek dan bertukar lelucon, sungguh tidak bisa dibohongi persahabatan mereka sangatlah erat sudah seperti keluarga

"alah sok-sok an jadi pahlawan kau ini" ejek seulgi membuat hanbin dan yeri tidak bisa menahan tawa mereka

"lah memang kan aku pahlawan" ucap lisa dengan wajah sombongnya

"mana ada pahlawan perutnya diperban" tambah yeri yang terus mengejek lisa

"sudah cukup jangan diejek kasian pahlawan kesiangan kita hahaha" bukannya membela lisa hanbin malah ikut mengejeknya, lisa juga ingin tertawa bersama mereka namun dia ingat bahwa luka jaitannya masih basah jika dia terlalu banyak gerak maka lukanya tidak kunjung kering, sungguh menyebalkan sekali memang. 

"ngomong-ngomong ibumu dimana lis?" tanya yeri sambil melihat disekeliling ruangan

"aku suruh pulang untuk beristirahat, memberi makan louis dan leo"

"kau sakit masih sempat-sempatnya memikirkan 2 gumpalan bulu gemuk itu" ucap seulgi sambil menggelengkan kepala

"mereka itu kurus sampai kapan kalian bilang mereka gemuk?!!" raut wajah lisa yang sebal tidak bisa disembunyikan membuat seulgi, yeri dan hanbin sebagai pembully kucing-kucing lisa tertawa lepas 

ditengah-tengah perbincangan mereka tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangan lisa

...




BERTAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang