▒᳢𝟶 𝟷 .᳢᳟⇀

399 28 5
                                    


Seorang pria dengan setelan jas hitam, dan rambut yang tersisir rapih ke belakang berlari menyusuri koridor sepi itu.

Saat itu pukul 10, pria yang menjabat sebagai CEO baru perusahaan ayahnya itu mendapat kabar kalau istrinya sedang dilarikan ke rumah sakit, dikarenakan kontraksi.

Yap, CEO muda bernama choi san itu akan segera mempunyai satu anggota keluarga baru.

Meeting san baru selesai pukul 21.30. Kini ia kewalahan mencari ruang dimana istrinya berada.



"Choi elise!" Seru san begitu memasuki sebuah ruangan.

Seorang wanita yang terbaring diatas ranjang rumah sakit itu mengulas senyumnya, begitu san masuk. San mendekati elise dengan bibir poutynya. Yves, adik iparnya san, sedikit mundur dan membiarkan san berada didekat elise.

"Am i late, honey?" Tanya dia sambil ngerentangin tangannya.

"Ofcourse mountain. Your baby was born at 9am.." elise memeluk perut san dengan lemasnya.

"Sowwy honey.. but, where is my baby?" San mengusap kepala elise.

"Aku telen lagi, abisnya kamu ga dateng dateng."

"Yaak!!" San menghentak hentakan kakinya, lalu melepas pelukan.

"Bercanda ih. 10 menit lagi suster bawain babynya buat dikasih asi."

San ngangguk. Terus ga lama, dia natep elise pake senyum jailnya.

"Pas babynya dikasih asi, aku mau ikutan ya?" Habis ngomong gitu, san ngedipin mata kanannya sekali.

Dan langsung kena pukul sendok bekas makan yves yang ditaro di nakas. Sedangkan yves, dia pura pura ga denger.

Mereka nunggu sambil ngobrol ngobrol disana. Mertua dan orangtua san baru datang juga, mereka habis membeli beberpa makanan di minimarket. Ruangan disana jadi sedikit ramai, untung ruang opname elise adalah ruang vip. Jadi tidak ada pasien lain yang terganggu.

"Permisi.." seorang suster memasuki ruangan itu sambil mendorong sebuah baby box.

San berdiri dari kursinya untuk melihat babynya. Matanya berbinar, hingga berkaca kaca. Susternya lebih gemes sama san daripada babynya. Becanda elise:)

"Saya tinggal ya pak, bu.." pamit suster itu kemudian pergi meninggalkan ruang.

San menggendong bayi yang masih terlihat berwarna merah itu sangat hati hati. Ia menggendong bayi itu selembut mungkin, hingga..

"San, kamu nangis?" Tanya yves yang asalnya lagi mainin ponselnya.

Iya, san nangis ngeliat babynya

"Isn't he too cute? Ahh, how cute my baby boy-hiks!" Air mata san ngalir deras, mau dia elap, tapi takut babynya jatoh.

"A girl." Celetuk elise.

"What?"

"The baby is girl. Not a boy."

"A tomboy girl?" Tawar san dengan puppy eyesnya.

"Nope. Feminim."

"Tomboy" ia cemberut seakan memberikan ekspresi marah.

"Choi san."

"Owkay, feminim."

"My lovely husband~"

San tersenyum, dengan mata yang masih basah. Lalu ia kembali menatap baby di gendongannya.

"My lovely choi elise, and.."


"Choi arlene"

➿➿➿

My Perfect Daddy || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang