Winter, seonghwa, karina, giselle, dan rekan kerja yang lainnya berada si sebuah restoran yang biasa dijadikan tempat makan siang oleh mereka.
Selagi melihat lihat menu makanannya, winter mendengar karyawan lain sedang bergosip. Lalu ada sebuah gosip yang begitu terdengar di telinganya,
"Katanya pak choi punya pacar lagi ya?"
"Loh beneran??"
"Bukannya dia cinta banget sama mendiang istrinya??"
"Iyaloh, diakan cinta banget sama elise, aku udah kerja disini dari jaman mereka masih pacaran. Bulol banget tuh pak choi sama dia."
"Iya, lagian setelah elise meninggal dia kan bilang dia bakal nyerahin semua hidupnya buat anak satu satunya."
"Ah elah, kalian kek gatau aja mainan duda. Meski dia hidup cuman buat anaknya, dia pasti juga punya nafsu, namanya laki."
"Bener juga, keknya banyak tuh pacar pak choi."
Winter menunduk dan berusaha tidak mendengar itu semua. Tiba tiba saja punggung tangannya disentuh oleh seorang pria yang duduk dihadapannya, seonghwa.
"Ga ikut ngegosip?" Tanya dia.
"Aku sekertarisnya pak choi, gaboleh asal ngomong." Winter tersenyum lalu kembali memilih menu.
➿➿➿
Arlene membuka pintu rumahnya, dan mencium harum masakan yang membuat perutnya berbunyi.
"Eyyoo my babyy!!" Seru san menyambut kedatangan arlene.
"Daddy? Daddy masak?"
Arlene sedikit kebingungan karena san memang tidak bisa memasak. Yves? Dia kan baru aja pergi setelah mengantar arlene ke rumah karena urusan kantor. Terus siapa yang masak?
"Bukan daddy, udah sana kamu ganti baju, ntar kita makan malam bareng."
Arlene cuman ngangguk ngangguk ikutin apa kata papanya.
Arlene menuju ruang makan setelah mengganti bajunya, dan melihat seorang wanita berambut agak pirang sedang memasak di dapur. Siapa lagi kalau bukan winter.
"Winter masak apa?"
"Eoh? Arlene? Sebentar lagi selesai nih masaknya, nanti kamu liat sendiri ajaa hihi."
Arlene tersenyum, lalu duduk di kursi meja makan. Diikuti daddynya yang baru saja mengganti bajunya. Ia duduk di hadapan arlene, selagi winter membawa piring piring dan alat makan.
Terakhir, ia membawa piring berisi masakannya ke meja makan.
Selain sandwich salmon, arlene juga suka dengan daging sapi bulgogi. Dan yang winter masak adalah sapi bulgogi dan beberapa kue ikan goreng.
Mata arlene berbinar melihat betapa menggiurkannya masakan winter.
"Special untuk choi arlene." Ucap winter.
"Kok kamu bisa tau aku suka bulgogi??" Tanyanya.
Winter langsung melirik san, dan pandangan mereka bertemu. Beberapa saat mereka saling tatap membuat gadis kecil didepannya terkekeh kecil melihat hal romantis itu.
"Eh? Ayo mulai makan" Winter mengalihkan pandangannya saat mendengar kekehan arlene.
"Arlene." Panggil san setelah menyuap nasi ke dalam mulutnya.
"Eung?"
"Kalau kamu mau, kamu boleh panggil winter mommy mulai sekara--"
"Babe?! Ini terlalu cepet buat arl--"
"Mommy."
Keduanya terdiam mendengar satu kata itu keluar dari mulut arlene.
"Masakan mommy winter enak."
Dengan pipinya yang penuh dengan makanan, winter mengerjapkan matanya terkaget. Tanpa dirasa arimata mengalir diatas pipi bulatnya.
➿➿➿
Kelompok tugas
|| mark
|| kita kerjainnya di rumah jeno|| olivia
|| okaay|| heejin
|| alat alat uji cobanya siapa yg beli?|| jeno
|| @ arleneYou ||
Iya, aku aja yang beli |||| mark
|| nais 😀😀___
➿➿➿
➿➿➿
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Daddy ||
Fanfiction[ Disontinued ] ❝ arlene kehilangan sang ibu di ulang tahunnya yang ke 10. Setelah kematian ibunya, ia merasa dirinya hanya memiliki san─sang ayah─, dan yves─bibinya─. Hingga ia merasa diabaikan oleh san karena kekasih barunya, winter. Dan Arlene y...