▒᳢𝟷 𝟶 .᳢᳟⇀

96 18 7
                                    

"Dear.. whats wrong???" Pertanyaan itu menyambut arlene yang baru saja membuka pintu rumahnya.

Arlene mengacuhkan san, dan melewatinya begitu saja.

"Baby, winter sakit hati sama perkataan kamu.."

"Honey, liat daddy, ucapan kamu terlalu kasar buat winter."

"Dia jadi trauma dateng kesini dan buatin kamu bulgogi, sweetie.."

"Arlene, harusnya kamu hormati yang lebih tua.."

San terlalu kesal diacuhkan oleh arlene, dengan terpaksa ia menarik lengan arlene hingga gadis itu berbalik.

"Kalau daddy ngomong dengerin! Siapa yang ngajarin kamu jadi ga sopan gini?! Ucapan kamu ke winter juga ga ada sopan santunnya! Hilang kemana atittude kamu hah?!!" Sentak san.

Arlene menatap san penuh amarah. Tanpa disadari matanya berkaca kaca.

"Who's ur priority? winter or me, choi arlene, putri tunggal kesayangan daddy?" Ucapnya dengan rahangnya yang mengeras.

Tatapan yang baru pertama dilihat san itu membuatnya lemah. Arlene melepas cengkraman tangan san, dan meninggalkan daddynya yang mematung.

➿➿➿

"Besok aku pergi ke rusia, aku ikut perlelangan emas buat investasi perusahaan aku." Ucap yves.

"Tolong perhatiin anak kamu baik baik. Dia butuh daddynya."

"Iya, urusan arlene, aku akan berusaha yang terbaik. Tapi urusan lelang kamu."

Yves mengangkat satu alisnya kebingungan. Sebelum melanjutkan ucapannya, san meneguk winenya terlebih dahulu.

"Terakhir kamu ikut lelang itu sebulan sebelum arlene lahir kan?"

"Uhm... maybe.." yves sedikit lupa karena itu sudah sangat lama.

"16 tahun yang lalu saja kamu masih kalah lelang. Gimana sekarang?"

"Eyyooo!! Sekarang aku lebih kaya. Perusahaan keluarga cho aja aku yang pegang semua tuh."

"Mulai sombong nih princess. Udah sana pulang, bukannya siap siap buat besok pergi, malah kesini."

"Ya habisnya kamu sama anak sendiri ga ada perhatiannya sama sekali."

"Iya maaf maaf."

Yves tiba tiba mengeluarkan sebuah pita merah dari dalam tasnya. Lalu ia memberikannya pada san.

"Besok arlene diwajibkan buat kepang rambutnya, karena gurunya galak. Kamu harus kepanging rambut dia."

Inilah hal yang paling tak bisa dilakukan oleh choi san. Ia meneguk ludahnya sambil menatapi pita merah itu.

"Sooyoung-ah.. i can't do this.."

"Harus bisa. Aku pulang ya, byee."

"By the way, aku pernah menang lelang sekali." Ucap yves sembari membuka pintu.

"Sebelum elise hamil." Lanjutnya lalu keluar dari rumah.

➿➿➿

"A-arlene.. duduk sini, biar daddy kepang rambut kamu."

My Perfect Daddy || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang