BAB VIII

8 2 0
                                    

Setelah kepergian Jayson dari kamar hotelnya, Anne pun menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Kali ini ia tak perlu berebut kamar mandi dengan Iza ataupun Abel, sekarang ia bebas mau selama apapun ia berada di kamar mandi, tak ada yang memarahinya. Setelah ia selesai mandi, ia lalu menuju lemari pakaian dan ternyata semua baju miliknya sudah tersusun rapi, padahal terakhir kali ia mengambil baju di lemari, lemari ini sungguh berantakan. Namun kini baju di dalam lemari ini sudah tersusun rapi. "Bel, kalo soal ngerapiin barang-barang emang lo jagonya." Gumam Anne dalam hati.

Setelah ia memilih pakaian yang akan ia gunakan, ia memesan cemilan lewat aplikasi ojek online. Sambil menunggu pesanannya datang, ia menscrool sosial media miliknya. Pada saat ia tengah membuka instagram, dilihatnya feeds foto miliknya yang cukup rapi. Disana terlihat banyak sekali postingan foto dirinya bersama kedua sahabatnya itu, banyak moment yang mereka lewati selama hampir seminggu berada di Kota Semarang ini. Semua foto itu mereka post di akun Instagram masing-masing. Dalam semua foto terlihat bahwa mereka sangat bahagia. Senyum Iza yang begitu manis dan tawa Abel yang begitu lucu, mereka berdua adalah sahabat baik yang selalu menemani Anne disaat susah ataupun duka.

Pada saat ia tengah fokus melihat semua foto kenangannya bersama kedua sahabatnya, tiba-tiba ada notif pesan masuk yang tak lain adalah driver gojek.

#notif pesan

Driver gojek : saya sudah sampai di titik tujuan.

Anne : ok pak, saya kesana.

Anne pun langsung menuju ke lobby hotel, setelah bertemu dengan driver gojek, Anne pun membayarnya dan beranjak pergi menuju kamarnya. Pada saat ia sudah sampai di lantai 10, suasana lorong hotel begitu sepi tak ada seorang pun yang keluar dari kamarnya. Namun tiba-tiba saja ada seorang lelaki memakai celana jeans dan setelan baju kemeja berwarna biru dongker. Anne terus berjalan hingga sampailah ia berpapasan dengan lelaki tersebut, namun pada saat berpapasan, wajah lelaki itu nampak kaget melihat Anne. Anne pun hanya melewatinya dan meneruskan langkahnya menuju kamar hotel yang terpaut 4 pintu dari kamar hotel tempat lelaki tadi keluar.

Sesampainya di kamar hotelnya, ia langsung memakan cemilan yang telah ia pesan sembari menonton televisi. Suasana sangat hening hanya suara televisi dan kunyahan yang terdengar di ruangan ini. Anne jadi teringat masa dimana Iza mendengar suara ketukan di pintu kamar mereka. "Apa kalo gue sendirian, mereka bakal ganggu juga?" Gumam Anne. "Ah udahlah daripada mikirin gituan, mending gue tidur." Anne pun langsung membereskan makanannya dan segera pergi tidur.

------------------------------------------------------------------

Keesokan paginya Anne bangun dikarenakan ada suara bising di kamarnya. Ia pun melihat jam di handphonenya, masih pukul 6 pagi. Baru kali ini Anne tertidur lagi setelah melaksanakan sholat subuh, ia pun masih mengenakan mukena. Ia tertidur diatas sajadah yang masih terbentang.

Dengan malas, Anne bangkit dari tidurnya dan melepaskan mukena yang masih ia pakai lalu dilipat dan disimpan di lemari baju dengan rapih. Setelah itu Anne merapikan tempat tidurnya, ia melipat selimut dan meletakkan bantal dan guling di tempat yang seharusnya. Kini Anne harus bisa mengurus dirinya sendiri, disini tak ada siapapun yang menemaninya. Ia harus bisa mandiri.

Setelah semuanya rapi, Anne pun mandi. Sebelum itu ia membersihkan wajahnya terlebih dahulu lalu pergi menuju kamar mandi. Pada saat Anne sedang mandi, terdengar suara pintu diketuk. Ketukannya sama persis seperti waktu itu ia masih bersama Abel dan Iza. Namun bedanya, kini ketukan itu terdengar di pintu kamar mandi. Anne pun mulai gemetar, tiba-tiba rentetan kejadian misterius itu kembali hadir dalam fikirannya. "Apa dia datang lagi?" Gumam Anne dalam hati. Ia pun langsung cepat-cepat menyelesaikan ritual mandi paginya.

"TERJEBAK MASALALU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang