BAB XVIII

4 0 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah  berbunyi hampir sejam yang lalu, dan kini Anne sedang menunggu Abel di gerbang sekolah Garuda Sakti. Tadinya setelah bel pulang sekolah sudah berbunyi dia dan Abel akan langsung pergi menemui Iza yang entah dimana, namun Abel tiba-tiba saja izin sebentar untuk ke toilet. sudah hampir sejam entah apa yang dilakukan oleh anak itu. 

"Ayo pergi." Ujar Abel yang tiba-tiba berada disamping Anne.

Anne hanya mengangguk lalu kemudian mengekori Abel menaiki angkutan umum yang biasa lewat di depan sekolah Garuda Sakti. Anne masih bingung, mengapa Abel mengajaknya menaiki angkutan umum ini, ia pun langsung bertanya kepada Abel.

"Bel ini ngga salah angkot kan, kamu mau ajak aku kemana sih?" Tanya Anne dengan berbisik, karena di dalam angkutan umum tersebut cukup ramai.

"Lo mau ketemu Iza kan?" Tanya Abel.

"Iya lah, kangen banget sama dia." Ujar Anne.

"Yaudah gausah banyak tanya, ikutin aja. Oke!!" Jawab Abel singkat.

Anne pun tak bertanya apapun lagi. Dia mengalihkan semua pertanyaannya pada pemandangan jalan yang ia lihat dari dalam angkutan umum. Jalanan yang begitu ramai karena sekarang adalah waktu pulang sekolah dan ada juga yang pulang dari pekerjaannya.

"Kiri depan" Ujar Abel dan kemudian supir angkot pun memberhentikan angkotnya.

Abel turun terlebih dahulu kemudian diikuti oleh Anne. Pada saat Abel sedang membayar angkot, Anne masih bingung. Mengapa Abel mengajaknya ke tempat ini?.

Setelah Abel selesai membayar ongkos angkot yang tadi ia naiki bersama Anne, ia melihat Anne yang tampak bingung berada di tempat ini. Namun walaupun begitu, Anne harus tau bagaimana keadaan Iza saat ini.

"Anne" Ucap Abel menepuk pundak Anne.

"Bel, Iza ada disini? dia masih sakit?" Tanya Anne.

Abel tak menjawab pertanyaan Anne, ia pun menggenggam tangan Anne dan mengajaknya untuk masuk kedalam Rumah Sakit Belinda. Anne terus mengekori Abel dari arah belakang. Cukup lama mereka berjalan mengitari rumah sakit, hingga tiba waktunya Abel berhenti di depan ruang ICU, Anne yang berada di belakangnya pun hampir menabrak Abel. 

"Bel, kalo berenti bis-" Ucapan Anne terhenti, karena ia melihat Abel menunjuk ke ruangan ICU yang berada di sebelah mereka.

Disana terbaring tubuh seseorang yang sangat dekat dengan mereka. Seseorang yang selalu ceria, seseorang yang selalu membuat kedua sahabatnya tertawa, seseorang yang selalu terlihat kuat di hadapan kedua sahabatnya. Kini ia terbaring lemah diatas kasur dengan berbagai peralatan medis yang terpasang di tubuhnya.

Tanpa disadari, sebulir cairan bening keluar dari bola mata coklat milik Anne. Ia tak kuasa menahan tangis dan menahan berat tubuhnya, Anne jatuh tepat di depan pintu kamar Iza.

Iya orang yang terbaring lemah didalam ruang ICU dengan berbagai alat medis yang tertempel di tubuhnya itu adalah Iza.

Abel yang melihat Anne begitu terpukul pun, berusaha sebisa mungkin untuk menenangkannya. Abel memeluk tubuh Anne yang kian bergetar menahan isakan tangisnya. Ia tak menyangka bahwa kondisi Iza begitu parah hingga membuatnya koma hampir 1 bulan lebih. 

"Bel, LU BOONG KAN! ITU BUKAN IZA!!." Teriak Anne yang masih shock.

Abel terus memeluk Anne "Anne tenang, ini rumah sakit." Ujar Abel terus berusaha untuk menenangkan Anne.

"Bel, Plis bilang itu bukan Iza kan? Tadi pagi gw liat dia di kantin, badannya sehat, dia jalan di depan gw. walaupun pas gw panggil dia ngga nyaut, tapi gw yakin dia baik-baik aja." Ujar Anne dengan suara gemetar.

Abel yang mendengar hal itu pun ikut menitikan air matanya. Sebegitu besarnya rasa rindu Anne pada Iza sampai-sampai ia berkhayal bahwa Iza ada dan bertemu dengannya. Namun kenyataannya Iza memang masih sakit.

#Flashback Sepulang Abel dan Iza dari Semarang

Abel sudah menghubungi keluarga Iza bahwa ia dan Iza sudah berada di perjalanan untuk kembali ke Bandung karena Iza sakit. Abel pun meminta tolong kepada keluarga Iza untuk menjemput mereka di Bandara Husein Sastranegara. Pada saat Abel sudah keluar dari pesawat, ia pun berjalan sembari memapah Iza yang tubuhnya kian lemah setelah perjalanannya dari Semarang ke Bandung.

Pramugari yang melihat Abel memapah Iza sendiri pun berinisiatif untuk membantunya. "Kak, boleh saya bantu?" Ucap pramugari tersebut.

Abel pun menatap pramugari tersebut dan melihat siapa nama pramugari itu. Abel pun mengangguk dan mulai memberikan satu tangan Iza untuk di bawa bersama. Sesampainya di pintu keluar, ia sudah melihat orang tua Iza yang menunggu mereka di kejauhan. Melihat hal itupun, Iza mempercepat jalannya dan menghampiri kedua orang tua Iza itu.

"OM MORGAN!!!" Teriak Abel pada Ayah dari Iza.

Om Morgan yang mendengar suara itu pun langsung mencari sumber suara dan ia melihat Abel dan pramugari yang tengah memapah Putri semata wayang mereka. Ia pun langsung menghampiri mereka dan tanpa bertanya apapun, ia langsung menggendong Iza menuju mobil. Ibu dari Iza pun berterimakasih kepada pramugari yang telah menolong anaknya itu.

~Rumah Sakit~

Kini Iza sudah terbaring lemah di ruang IGD, ia tengah diperiksa oleh pihak dokter. Kedua orang tua Iza dan Abel terus menunggu dengan wajah khawatir di luar ruang IGD. 

"Abel, Iza kenapa? Ko bisa sampe sakit gitu?" Tanya Tante Nia pada Abel.

Abel pun bingung harus menjawab apa, karena Iza seperti ini semenjak kejadian tempo hari yang menurutnya cukup horor. Tapi masa dia harus bercerita bahwa anaknya itu kesambet.

"Abel juga ngga tau tante, tiba-tiba pas bangun pagi-pagi Iza udah demam tinggi. Padahal malamnya dia ngga apa-apa." Ujar Abel menjawab sepositif mungkin, agar ibu Iza tak panik.

Setelah Abel menjawab pertanyaan itu, Dokter pun keluar dari dalam ruang IGD dan menjelaskan bahwa Iza Koma, dan dokter menyarankan agar Iza dirawat di ruang ICU sampai nanti ia sadar kembali. Kedua orang tua Iza pun langsung menyetujui hal itu dan Iza pun dipindahkan ke ruang ICU.  

Setelah Iza di pindahkan ke ruang ICU, Abel pun izin untuk pulang ke rumah karena hari sudah mulai gelap. 
 
"Om, Tante." Panggil Abel.

Om Morgan dan Tante Nia pun melihat ke arah Abel.

"Om, Tante. Abel pamit pulang dulu yah, besok Abel balik lagi kesini." Pamit Abel.

Tante Nia tersenyum seraya menggangguk dan mengelus puncak kepala Abel. Lalu Abel pun berpamitan dengan Om Morgan.

"Om, Abel pamit yah." 

Om Morgan pun mengangguk dan mendekati Abel seraya berucap "Makasi udah jagain Iza dan mau antar dia pulang ya." Ucap Om Morgan lalu diangguki oleh Abel yang kemudian pergi meninggalkan ruangan ICU Rumah Sakit Belinda.

Abel pun pulang ke rumahnya menaiki mobil yang biasa mengantarnya untuk ke sekolah, karena tadi ia sudah menghubungi kedua orang tuanya dan ayahnya pun menjemputnya. 

Setelah Abel selesai membersihkan badan dan membereskan kopernya. Ia pun merebahkan tubuhnya diatas kasur spring bed yang sudah lama ia tinggalkan.

Kemudian ia teringat dengan Anne dan langsung menghubungi  Jayson. Rupanya anak itu tengah bersama dengan Anne, cukup lega perasaan Abel karena Anne baik-baik saja disana. 

"Biarlah Anne berada disana untuk sementara waktu, semoga saja dengan dia berada disana bisa membuatnya sedikit lebih tenang dan bisa melupakan masalahnya di Bandung." Gumam Abel dalam hati lalu kemudian terlelap dalam tidurnya. 
#Flashback Off


~Happy Reading~

❤Jangan Lupa Vote And Comment❤

*See u.



"TERJEBAK MASALALU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang