BAB VII

15 2 0
                                    

#Flashback on

Pada saat ia sedang mengendarai mobilnya di Kota semarang, ia melewati beberapa bangunan di kanan dan kiri jalan. Pada saat ia tengah mengendarai kendarannya, dilihatnya ada gadis kecil yang pernah mengisi hatinya beberapa tahun lalu, namun akibat suatu hal ia lebih memilih meninggalkan gadis kecilnya itu. Kini gadis kecil itu sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang sangat cantik. "Maaf dulu gue ninggalin lo, gue tau gue salah maka dari itu gue lebih memilih untuk mempertanggung jawabkan kesalahan gue. Gue tau lo bisa dapetin orang yang lebih baik dari gue."

Namun pada saat ia tengah mengawasinya dari jauh, tiba-tiba saja ia melihat gadis itu bertengkar dengan seorang pria. Entah apa yang mereka ributkan, namun setelah pertengkaran tersebut, gadis itu pergi meninggalkan pria tersebut dan pria itupun menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan kawasan itu.

"Kesempatan nih, waktunya gue ngejelasin semua kesalahpahaman yang udah gue perbuat dulu."

Setelah ia melihat mobil itu pergi, ia mengejar gadis kecil itu setelah dirasa jaraknya cukup dekat, ia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dan berusaha mengejar gadis itu. Pada saat ia tengah mengikuti gadis itu, tiba-tiba saja gadis berhenti dan mengeluarkan ponselnya. Pada saat itu juga ia menepuk pundak gadis itu. Gadis tersebut pun memutar tubuhnya.

"Katanya mau liburan, kok sendirian?"

"Mau gue sendiri ataupun berdua, gue rasa itu bukan urusan lo."

#Flashback off

------------------------------------‐--------------------------------

Setelah turun dari mobil Jayson, Anne bergegas pergi meninggalkan mobil itu dan pergi menuju kamarnya. Ia tak ingin melihat Jayson di hadapannya, ia sangat kesal dengan perbuatan Jayson tadi. Jika Jayson tak meninggalkannya, ia tak akan pernah bertemu dengan laki-laki itu lagi.

"Anne tunggu, gue minta maaf." Ucap Jayson yang terus mengejar Anne. Alhasil mereka menjadi pusat perhatian karyawan dan pengunjung hotel. Untuk kali ini Anne tak ambil pusing dengan tatapan mereka, ia sudah sangat kesal dengan perbuatan Jayson.

"Anne." Panggil Jayson lebih keras dan ia berhasil menggenggam tangan Anne.

"Lepasin gue, atau gue teriak." Jawab Anne mengancam.

"Dengerin gue dulu, gue minta maaf. Tad-" Ucapan Jayson terpotong karena Anne berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Jayson. Namun bukan Jayson namanya jika ia menyerah begitu saja dengan seorang wanita, ia terus mengejar Anne. Dia pun mengabaikan semua tatapan aneh dari pengunjung dan karyawan hotel.

Anne yang terus berjalan melewati semua orang yang menghalangi jalannya, akhirnya ia sampai di depan pintu lift. Ia terus saja menekan pintu lift dan terus berharap agar pintu lift ini terbuka sebelum Jayson sampai disini. "Plis ya ini lift ada masalah hidup apa sih sama gue, kenapa gamau ngebuka coba." Gerutu Anne. Pada saat ia melihat ke arah belakang ternyata Jayson sudah berada cukup dekat dengannya, ditekannya terus pintu lift hingga terbuka. Setelah terbuka ia buru-buru menekan lantai yang ia tuju, untung saja gerakannya cukup cepat hingga pada saat Jayson sudah hampir sampai di pintu lift, lift ini buru buru tertutup. "Ok makasih ya lift, lo mau kerjasama sama gue." Ujar Anne seraya tersenyum dan mengelus-ngelus lift tersebut.

Anne bisa bernafas lega pada saat pintu lift sudah tertutup. Jayson tak berhasil mengejarnya, namun bukan Jayson namanya jika ia putus asa begitu saja diliriknya pintu tangga darurat di sebelah pintu lift. Tanpa pikir panjang, ia membuka pintu tersebut dan menaiki tangga satu demi satu. Ia harus bisa mencapai lantai 10, karena dilantai itulah kamar Anne berada. Ia terus menaiki tangga, lantai demi lantai ia lewati dan sekarang ia sudah berada di lantai 9, satu lantai lagi ia akan mencapai tempat yang ia tuju.

"TERJEBAK MASALALU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang