BAB XIX

4 1 0
                                    

Pagi ini, Anne berniat menjenguk Iza ke rumah sakit Belinda. Ia sengajak tak mengajak Abel, karena ini hari minggu dan pasti Abel pergi ke Gereja untuk ibadah.

Anne pergi ke rumah sakit diantar oleh supir yang biasa mengantar jemputnya ke sekolah. Selama dalam perjalanan ia terus saja mengecek hpnya dan melihat pesan yang sudah ia kirim dari tadi pagi kepada Jayson.

Entah mengapa lelaki itu beberapa hari ini begitu aneh, ia sudah jarang mengabari Anne. Padahal dulu sesibuk apapun dia, pasti selalu mengabari Anne entah itu hanya mengirimi pesan atau menelfonnya. Namun beberapa hari ini sifatnya berubah menjadi sangat dingin.

Jayson terakhir membuka wa nya kemarin pukul 23.00 WIB "mungkin dia masih tidur, atau mungkin memang sedang sibuk di bengkelnya." Gumam Anne dalam hati seraya menyimpan hp nya di bangku sebelahnya.

Jarak antara rumah sakit Belinda dan rumah Anne tak terlalu jauh, hanya memerlukan waktu 30 menit saja untuk sampai apabila tidak macet. Akhirnya setelah bermacet-macetan di jalanan Kota Bandung, Anne sampai juga di rumah sakit Belinda. 

Rumah Sakit ini masih terlihat sepi, hanya suster-suster dan dokter yang berkeliaran mengecek keadaan pasien dan para Cleaning service yang nampaknya masih membersihkan sekitaran rumah sakit ini.

Jika dilihat dengan teliti, rumah sakit ini masih cukup kokoh. Padahal bangunannya sudah cukup tua. Bagaimana tidak tua, rumah sakit ini sudah berdiri dari sebelum Anne lahir pada tahun 2002. Dengar-dengar rumah sakit ini sudah ada sejak zaman penjajahan, dimana ornamen-ornamen dan bentuk bangunannya pun persis seperti bangunan zaman belanda.

Selama dalam perjalanan menuju kamar rawat Iza, Anne sempat bertemu beberapa pasien yang sedang menikmati udara pagi. Dan bukan hanya pasien saja yang Anne lihat, dia pun melihat beberapa arwah yang masih terjebak di rumah sakit ini, entah karena apa. Banyak yang ingin berusaha berkomunikasi dengan Anne, namun untuk kali ini ia tidak mau berkomunikasi dengan mereka. 

Tinggal satu belokan lagi Anne akan sampai di ruang ICU yaitu ruang rawat Iza. Namun betapa kagetnya ia, disaat melihat seorang pria bertubuh tinggi dengan kaos putih dan celana jeans hitam sedang berdiri melihat kearah ruang rawat sahabatnya itu.

Anne tak langsung menghampiri lelaki itu, ia memperhatikan perawakan lelaki itu dari jauh karena disana juga ada seorang wanita yang sudah sangat ia kenal. Samar-samar Anne mendengar ucapan kedua orang tersebut.

"Sejak kapan dia punya penyakit itu?" Tanya Pria tersebut.

"Gw juga gatau, kita baru kenal di SMA." Jawab Wanita itu sambil terus memandang kearah kamar.

"Dulu sewaktu kita masih bareng, dia gapernah cerita perihal penyakitnya ini." Jawab Pria tersebut dengan mata berkaca-kaca.

"Masa sih lo 5 taun sama dia, tapi gatau kalo dia punya penyakit se kronis ini." Jawab Wanita itu.

"Sumpah gw gatau, tiba-tiba aja dia ninggalin gw tanpa ngasih penjelasan apapun." Jawabnya seraya menundukan kepala.

"Jadi lo berdua belum putus?" Tanya wanita tersebut kaget.

Lelaki itu hanya menggeleng sambil terus menundukkan kepalanya.

"Terus Anne?" Tanya Wanita itu singkat.

"Gatau deh, semenjak gw ngeliat dia tiba-tiba aja gw suka. Tapi kalo boleh jujur di lubuk hati terdalam, gw masih sayang sama Iza." Jawab Lelaki tersebut seraya mengarahkan pandangannya kedalam kamar.

Disisi lain Anne yang mendengar ucapan itu dari mulut Jayson, ia hanya merasakan sakit di dadanya. sesak rasanya mendengar ucapan bahwa pacarnya itu masih mencintai wanita lain. Dan wanita itu adalah sahabatnya sendiri.

Air mata sudah tak dapat di bendung lagi, Anne terisak dan berusaha pergi meninggalkan tempat itu. Ia tak lagi ingin menjenguk Iza, namun pada saat ia membalikan badan. Ia tak sengaja menabrak Cleaning Service yang sedang mengepel lantai disitu. Sontak Abel dan Jayson pun melihat ke arah suara yang tak lain adalah Anne.

"Anne?" Kaget Jayson.

Anne menghiraukan panggilan Jayson, dan ia pun langsung bangkit dan pergi meninggalkan area Rumah Sakit.

Dia langsung masuk kedalam mobil, dan menyuruh supir untuk mengantarnya pulang. Sang supir tak berniat bertanya apapun dan langsung melajukan mobil menuju rumah.

Selama di perjalanan Anne masih terus mengeluarkan air matanya. Bagaimana tidak, kisah asmara yang sudah terjalin hampir 5 bulan ini ternyata hanya sebuah hubungan tanpa arah dan rasa.

Jayson yang masih memiliki rasa pada Iza, dan tentang kejelasan hubungan akan dibawa kemana, dan tentang perubahan sikapnya akhir-akhir ini.

Semuanya terjawab sudah dengan obrolan yang tanpa sengaja di dengar oleh Anne. Ia tak menyangka bahwa Abel mengetahui semuanya, tapi kenapa dia hanya diam dan tak memberitahu apapun kepada Anne tentang semua ini.

Mendadak kepala Anne sakit, karena semua masalah ia pikirkan. Bukan saja tentang masalah percintaannya, namun tentang masalah keluarga, maupun sekolah. Mendadak semua permasalahan itu muncul di otak Anne dan membuatnya kesakitan.

Sesampainya dirumah, Anne langsung pergi menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam. Hari ini ia tak mau diganggu oleh siapapun, termasuk papanya dan Bibi.

Mengenai makanan, tak perlu dipusingkan. Karena beberapa waktu yang lalu, papa baru saja membelikannya kulkas kecil untuk menyimpan makanan atau minuman agar ketika Anne belajar atau teman-temannya datang untuk bermain, dia tak perlu ke dapur untuk mengambil cemilan.

Disisi lain, bibi yang melihat Anne baru saja pulang pun berniat untuk menawarinya makan atau membuatkan cemilan. Namun pada saat dia baru saja keluar dari dapur, dia melihat Anne menangis.

Karena penasaran, ia langsung menanyakan perihal tersebut ke sopir  yang sedang membersihkan mobil di garasi depan.

"Non Anne kenapa?" Tanya bibi seraya mendekati supir.

Sang supir yang tidak tau menau pun hanya mengedikan kedua pundaknya sambil terus mengelap mobil.

Cukup lama bibi dan supir berbincang, hingga bel rumah membuat obrolan mereka berhenti sejenak.

"Siapa yang bertamu sepagi ini?" Tanya supir.

"Gatau, lagian non Anne ngga bilang ada temennya yang mau dateng ke rumah." Jawab bibi.

Kemudian bibi langsung membuka gerbang, dan terpampang lah lelaki dengan kaos putih dan celana jeans yang tak lain adalah Jayson.

"Eh pacarnya Anne kan?" Tanya bibi memastikan.

"Iya bi, Anne nya ada?" Tanya Jayson kembali.

"Ada di kamar, nanti bibi panggilkan. Silahkan masuk." Ujar bibi seraya masuk ke dalam rumah.

Bibi pun membuatkan minuman untuk Jayson, lalu setelah itu menghampiri Anne yang tak kunjung keluar dari kamar.

"Non, di depan ada pacarnya." Ucap bibi sambil mengetuk pintu kamarnya.

"Anne lagi males ketemu orang bi, suruh dia pergi aja." Ketus Anne.

"Tapi no-" Ucapan bibi terpotong, karena Anne membuka pintu kamarnya dengan keadaan mata sembab.

"SURUH DIA PERGI!!" Bentak Anne di hadapan Bibi.

Bibi yang dibentak pun pergi meninggalkan kamar Anne dan hendak memberitahu bahwa majikannya itu sedang tak mau di ganggu.

"Maaf Mas, Non Anne nya sedang tidak mau di ganggu. Coba nanti atau besok kesini lagi." Ujar Bibi.

"Oh yaudah bi gapapa, titip salam aja ya bi buat dia. Saya pamit pulang dulu." Ujar Jayson seraya tersenyum dan pergi.

Ia sangat menyesal dengan uacapannya tadi, namun tak dapat dipungkiri bahwa ia menginginkan Anne dan juga tak dapat melepaskan Iza.

~Happy Reading~

❤Jangan Lupa Vote And Coment❤

*See u.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"TERJEBAK MASALALU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang