BAB IV

14 2 1
                                    

Tak terasa akhirnya hari ini adalah hari terakhir ujian. Ujian kali ini berbeda bagi Anne karena hampir setiap harinya ia selalu diganggu oleh Kak Desi. Hampir setiap hari setiap pulang sekolah, wanita itu selalu menemuinya hanya untuk marah-marah padanya.

Setelah bel pulang berbunyi, semua siswa bersorak gembira karena hari-hari yang melelahkan akhirnya berakhir. Semua siswa bergegas membereskan alat tulis mereka dan meninggalkan kelas dengan wajah berseri.

Anne yang masih bersantai sambil membereskan alat tulis nya dengan perlahan. Karena ia tak ingin Kak Ditho mengajaknya pulang bersama, walaupun ia selalu menolaknya namun usaha Kak Ditho untuk mengajaknya pulang bersama tak kunjung hilang malah makin bertambah setiap harinya. Hari ini saja ia sudah berbicara hampir 20 kali sejak pagi tadi untuk mengajak Anne pulang. Namun Anne tetap menolaknya, ia tak ingin lagi berurusan dengan Kak Ditho apalagi dengan Kak Desi.

"Anne, ayolah ini kan hari terakhir. Plis sekali aja lo pulang bareng gue." Ucap Kak Ditho memohon.

"Ngga bisa Kak, aku udah dijemput." Jawab Anne singkat.

Abel yang bisa membaca situasi pun langsung mengajak Anne untuk keluar kelas dan meninggalkan Ditho sendiri. Anne pun merasa bahagia memiliki sahabat yang sangat peka dalam keadaan seperti Abel, ia bersyukur sahabatnya ini bisa membaca situasi dimana dia sedang terjebak.

"Dia masih aja ngejar-ngejar lo." Ucap Abel setelah sampai di depan gerbang.

"Gatau ih, cape gue di labrak mulu sama Kak Desi." Jawab Anne seraya mencari keberadaan mobil jemputannya.

"Emang Kak Desi beneran  pacarnya Kak Ditho, kok gue kurang percaya ya?" Tanya Abel.

"Gue juga gatau, cape tau selama ujian gue jadi incaran dia hampir setiap hari." Jawab Anne dengan wajah kesal.

"Yaudah si sabar aja, bentar lagi juga dia lulus. Sekarang nikmatin waktu-waktu bebas aja." Ucap Abel seraya menepuk pundak sahabatnya tersebut.

"Siaplah" Ucap Anne.

"Eh gue duluan ya udah dijemput tuh. Lo mau bareng ngga?" Tanya Abel.

"Ngga deh, paling bentar lagi sopir gue dateng." Ucap Anne menolak.

"Yaudah gue duluan ya bay, selamat liburan. Jangan baca buku mulu." Ucap Abel seraya meninggalkan sahabatnya.

Anne pun hanya melambaikan tangannya ke arah Abel. Ia menunggu mobil jemputannya di depan gerbang, hampir 10 menit ia menunggu namun mobil jemputannya tak kunjung datang.

"Katanya dijemput, kok masih disini?" Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dibelakang Anne.

"Bener dijemput kok, cuman belum dateng aja." Jawab Anne tanpa melihat lawan bicaranya tersebut.

"Jutek amat neng, ayo mau dianterin abang ngga?" Ucap lelaki tersebut yang tak lain adalah Kak Ditho.

Anne yang mendengarnya hanya diam sembari tetap menatap jalan, tak ada niat untuk menatap lawan bicaranya itu.

"Udah cepetan naik, bentar lagi ujan." Jawab Kak Ditho memaksa.

"Ngga usah kak, tuh mobil aku udah sampe." Jawab Anne seraya meninggalkan Ditho ditempatnya.

"Ah anjir gagal lagi. Kapan sih gue bisa ngambil hati lo." Gumam Ditho dalam hati.

------------------------------------------------------------------

Sesampainya di rumah, seperti biasa ia membersihkan diri dan makan siang setelah itu ia memilih untuk istirahat di kamarnya. Karena ini hari terakhir Ujian, ia tak perlu membaca buku pelajaran. Namun bukan Anne namanya jika tanpa membaca buku.

"TERJEBAK MASALALU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang