BAB V

15 2 2
                                    

Anne menyantap makan siangnya dengan lahap, seperti biasa ia makan siang sendirian. Jangan ditanya mengapa ia makan siang sendirian, sudah pasti karena sang ayah sibuk dengan bisnisnya. Pada saat ia tengah menikmati makan siangnya, Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi dengan sigap bibi langsung menuju pintu depan dan membukakan pintu.

"Non, ada temannya dari sekolah." Ucap bibi memberitahu.

"Siapa bi?" Tanyaku bingung. Karena memang tidak ada temannya yang membuat janji akan datang ke rumah.

"Namanya Ditho kalo ngga salah non." Jawab bibi mengingat-ngingat.

Anne yang kaget dengan jawaban bibi akhirnya tersedak oleh minumannya. Setelah ia menatap bibi, ia langsung menghampiri ruang tamu. Dan benar saja Ditho sudah duduk di sofa panjang dengan mengenakan celana jeans dan hoodie hitam polos. Anne menhampiri pria itu dengan wajah jutek.

"Hai, lo kalo pake baju bebas gini nambah cantik ya." Ucap Ditho sembari memperhatikan lekuk tubuh Anne.

"Darimana kakak tau rumah aku?" Ucap Anne tanpa memedulikan pertanyaan Ditho.

"Yaelah, udah di rumah juga lo tetep jutek ya?" Jawab Ditho seraya tersenyum memandangi Anne.

"Jawab pertanyaan aku kak." Ucap Anne mulai kesal.

"Ga penting gue tau alamat lo darimana, yang penting gue udah tau rumah lo." Jawab Kak Ditho.

Anne tak menjawab, ia lebih memilih duduk di sofa seraya memperhatikan Ditho. Sadar dirinya sedang diperhatikan, rasa canggung dan kaget pun menghantui diri Ditho, untung saja bibi datang di waktu yang tepat. Ia mengantarkan dua gelas air minum dengan beberapa cemilan. Semuanya diletakkan diatas meja. Anne masih terus menatap kearah Ditho dengan tatapan dingin. Ditho pun meminum minumannya, walaupun ia belum disuruh oleh sang tuan rumah. Namun hal tersebut bisa mengurangi rasa gugupnya.

Anne pun terus menatap Ditho dengan tatapan super dingin dan super cuek. Ia sadar bahwa Ditho salting ditatap seperti itu olehnya, namun Anne enggan melepaskan pandangannya dari Ditho. Bukan karena ia menyukainya, namun ia ingin lihat seberapa besar nyali seorang Ardhito Alandra Mahardika. Seorang cowo yang keliatannya playboy, namun bisa sesalting itu ditatap oleh seorang Anneisha.

"Kenapa kak, kok gugup gitu?" Tanya Anne seraya tersenyum sinis.

"Hah, apaan siapa yang gugup?" Jawab Ditho membela diri.

"Udah ngga usah pura-pura, aku tau kok kakak gugup kan aku liatin kaya tadi?" Jawab Anne masih dengan senyum sinisnya.

Ditho yang sudah merasa terpojok pun akhirnya lebih memilih untuk pamit dari rumah Anne. Setelah Kak Ditho pamit, Anne kembali ke kamarnya. Ia merasa senang sudah membuat kakak kelasnya tersebut gugup setengah mati. Ia ingat bagaiamana muka gugup seorang Ardhito. Kakak kelas yang sangat playboy di sekolahnya.

------------------------------------------------------------------
Hari ini tak ada kegiatan apapun yang harus Anne lakukan, hari ini Anne hanya ingin bermalas-malasan di kamarnya seharian saat dirinya sudah hampir terlelap dalam tidurnya, ada notif pesan masuk dari Abel.

Abel : Anne gimana nih, kan kita udah bagi rapot. Jadi kan liburan?

Anne : jadi dong, nanti gue izin bokap dulu.

Abel : ngohkey, jadinya mau kemana kita?

Anne : ke tempat yang waktu itu kita rencanain aja, eh iya kalo kita ajak Iza gimana?

Abel : eh Iza siapa?

Anne : lo lupa sama dia, itu cewe yang ketemu di belakang sekolah tempo hari. Tapi gue gaada kontak dia, jadi gimana dong?

"TERJEBAK MASALALU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang