Kalau ada typo tag ya cantik!
Udah vote? Bagus, kalau udah vote lanjut comen tiap paragraf wajib! No bacot no kecot!
Yang slider mau lo apa sih? Pen banget W sentil paru-parunya biar sadar? Buat W esmosi mulu lo tiap update 😏
Okay buat pembaca setia yang beri vote apalagi comen duh klean luar binasa deh pokoknya🥰🤗
Happy Reading 🖤
***
"Sya!" panggil seseorang.
Tasya yang merasa namanya di panggil membalikkan badannya mendapati Langit sedang berjalan ke arahnya.
"Langit." sapa Tasya tersenyum.
"Selamat Sya."
Langit mengulurkan tangannya membuat gadis itu menggerutkan keningnya. Tasya memandang bingung uluran tangan Langit dan apa tadi katanya selamat? Maksud dari pria itu apa? Tasya tak mengerti.
"Lo nggak mau balas Sya?" sambung pria itu memandang Tasya dengan tatapan yang tak dapat baca.
"Hari ini Tasya nggak ulang tahun, Langit kenapa ngasih selamat?" tanya gadis itu menggaruk kepalanya tak gatal.
"Ulang tahun Tasya masih lama, bulan April, catat ya Langit! Siapa tau mau ngasih kado ke Tasya, hehehe." sambung Tasya terkekeh.
"Tapi nggak papa, Langit jadi orang pertama yang ucapin ke Tasya." lanjut gadis itu dengan cepat membalas uluran tangannya.
Langit mengelengkan kepalanya melepaskan uluran tangannya.
"Bukan itu Sya, gue kasih lo selamat karena,"
Langit menggantungkan ucapannya memandang Tasya dengan tatapan yang sulit di artikan pikirannya berkelana pada kejadian beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari dimana gadis itu hilang.
Flashback on
"TASYA!"
"TASYA!"
"SYA!"
"LO BISA DENGAR GUE?"
Langit merancau memanggil nama Tasya namun, suara hujan yang keras mengalahkan teriaknya. Langit belum menemukan tanda-tanda keberadaan Tasya, padahal sedari tadi ia sudah menelusuri ke dalam hutan lebat itu.
Langit semakin berjalan tak memikirkan hujan yang mengguyur tubuhnya, saat ini pikirannya tertuju pada Tasya. Di mana gadis itu sekarang? Apa ia baik-baik saja? Atau telah terjadi sesuatu dengan Tasya? Langit sangat mengkhawatirkan kondisi gadis itu.
Licinnya jalan membuat Langit beberapa kali hampir terjatuh untung saja selalu berhati-hati agar tak tergelincir.
"Sya!"
"Lo bisa dengar gue?"
"Ini gue Langit."
"Kalau lo dengar gue, tolong teriak Sya!"
Langit kembali memanggil namun, nihil tak ada tanda-tanda. Pria itu tiba-tiba berhenti, memandang sekelilingnya hujan nampak mulai reda, detik berikutnya dahinya berkerut memandang sebuah bendera yang tak jauh darinya.
Langit mengambil bendera itu, menatap dengan raut penasaran, siapakah pemiliknya? Langit kembali mengalihkan pandanganya ke arah tanah berharap menemukan sesuatu. Benar saja, matanya kembali melihat sebuah jejak sepatu, dari ukuran dan bentuknya nampak terlihat jelas itu jejak sepatu milik seorang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy To Love You (Segera terbit)
Teen FictionHalo guys, Jika kalian nemu cerita ini selamat. kalian gak salah server apalagi buat para kaum jomblo-jomblo, langsung klik 'lanjutkan'!!! Sedikit deskripsi... Jadi cerita ini bukan kisah themostwanted, yang jatuh cinta. Bukan juga cerita anak geng...