Video Call

182 79 325
                                    

Vote dan Comen sebanyak-banyaknya kalau bisa tiap part🤭🤣 Share juga ke teman-teman kleaan biar ikutan bucin!!!

Kalau ada typo bilangin!

Happy Reading 🖤

Sudah setengah jam Tasya berada di rumah Randy. Gadis itu melihat jam di handpone-nya yang sudah menunjukkan pukul  15 lewat 32 menit. Tak terasa sudah sore pasti Oenni-Mama-nya sudah mencari apa lagi Tasya lupa mengabari Kiki. Begitulah Tasya kalau terlalu senang semuanya sudah di lupakan.

Tunggu aja ya sist dapat ceramah gratis dari Mama-nya.

"Tasya udah mau pulang." ucap Tasya dan di angguki oleh Randy.

"Randy nggak usah anterin Tasya pulang." lanjut gadis itu.

"Gue nggak punya niatan buat antar juga." balas Randy tanpa dosa membuat Tasya sebel.

Randy yang melihat perubahan raut wajah gadis itu hanya terkekeh.

"Ih, kok Randy bilang gitu sih." jawab Tasya cemberut.

"Randy sebenarnya suka nggak sama Tasya?" tanya Tasya tanpa rasa malu entah mengapa ia masih ragu dengan perasaan pria itu.

Randy mengangguk kepalanya.

"Suka."

"Tapi liat sendiri gue sakit Natasya."

Tasya menghela napas, benar juga Randy sakit tak seharusnya ia egois tapi jawaban Randy sama sekali tak di harapkan harusnya pria itu berkata manis. Tapi, ah sudahlah manusia robot itu terlalu jujur.

Tasya melipat kedua tangannya di depan dada lalu memandang Randy.

"Pesenin Tasya gojek!"

"Kenapa bukan lo aja?"

Tasya menatap sinis.

"Tasya nggak punya aplikasi."

"Cepat pesenin!"

Randy menaikan satu alisnya.

"Tadi lo ke sini bareng siapa?"

Tasya memutar matanya malas.

"Mas ojol dan di pesenin Nata."

Randy mengangguk, sepertinya gadis di depannya ini merajuk dengan segera ia mengutak-atik handpone-nya lalu memesan gojek untuk gadis itu.

"Ojolnya udah di depan kompleks."

Randy kembali memandang Tasya yang masih terlihat cemberut.

"Anterin Tasya ke depan!"

Gadis itu bangkit ia memasang tasnya lalu berjalan keluar. Randy juga ikut berjalan mengekori di belakangnya.

Setibanya di depan gerbang rumah milik Randy, Tasya hanya memandang pria itu tak henti ia tetap tampan menggunakan baju rumahan. Memang pada dasarnya kalau orang good looking mau bagaimanapun juga tetap cakep.

"Randy!" panggil Tasya kembali.

"Apa?" balas Randy ia memandang ujung kompleks melihat apakah Mas ojolnya sudah datang.

Tasya menghela napas beratnya.

"Randy nggak cemburu Tasya di antar sama Mas ojol?" tanya gadis itu.

Randy memandang Tasya sekilas.

 "Buat apa?" balas Randy.

 "Cemburu tanda tak mampu." lanjut Randy tersenyum.

Happy To Love You (Segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang