Home Randy

179 83 415
                                    

Kalau ada typo mohon di beri tahu!!!!

Happy Reading 🖤

Tasya berjalan memasuki lapangan satu kata yang bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini bahagia saking bahagianya tak dapat di jabarkan dengan kata-kata. Ia menatap kesekelilingnya semakin banyak siswa-siswi yang memenuhi lapangan. Entah mengapa hal itu yang membuat Tasya sedikit gugup.

Tasya merasa sebagian kaum hawa menatap sinis dan iri ke arahnya namun Tasya tak peduli ia semakin berjalan ke arah Langit yang masih setia berdiri di tempatnya. Tasya sedikit merasa bersalah terlihat Langit tersenyum manis ke arahnya, Tasya membalas senyuman Langit walaupun terlihat canggung.

"Maaf Tasya lama." ucap Tasya mengaruk lehernya saat gadis itu sudah berada di depan Langit.

"Nggak papa Sya." balas Langit semakin tersenyum ke arahnya.  Laki-laki itu melangkah maju ke arah  Tasya.

"Jadi?" lanjut Langit dengan tatapan penuh harap.

Tasya gugup ia memainkan jarinya, jujur Tasya tak mau membuat Langit sakit hati. Tapi apa yang harus Tasya katakan saat ini?

"Lo mau kan Sya?" tanya Langit tatapannya melekat pada gadis itu.

Tasya mengingit bibir bawahnya mencoba memandang Langit yang sudah menanti jawabanya.

"Beri alasan kenapa Langit mau sama Tasya!?" ucap Tasya.

Langit menghela napas beratnya.

"Gue emang anggap lo spesial Sya tapi bukan itu yang menjadi alasan gue mau sama lo." ucap Langit tenang ia memandang dalam ke arah Tasya.

"Karena.."

Langit sengaja mengantung ucapannya lalu tersenyum manis ke arah gadis itu.

"Cinta tidak dapat di tebak dan hal itu membuat banyak orang tak butuh alasan untuk jatuh cinta kepada seseorang."

"Mungkin itu jawabanya kenapa gue mau sama lo."

Tasya menghela napasnya ia mengalihkan tatapannya ke arah siswa-siswi yang memandangnya begitu penasaran.

Tasya mengingit bibirnya ia begitu khawatir jangan sampai jawabannya membuat Langit terluka sekaligus malu. Tapi mau bagaimana lagi.

Tasya kembali memandang Langit laki-laki itu semakin tersenyum lembut ke arahnya.

"Maaf" lirih Tasya sedikit pelan ia tak mau siswa-siswi mendengar ucapannya.

Senyuman yang tadinya mengembangkan di bibir laki-laki itu  lutur begitu saja.

"Kenapa Sya?" tanya Langit dengan nada kecewa.

"Tasya nggak bisa." balas Tasya sedikit berbisik ia menundukkan kepalanya.

"Apa karena Randy?" tanya Langit sedih.

Tasya tak menjawab ucapan Langit ia semakin merasa bersalah dengan laki-laki itu. Memang benar salah satu alasannya karena Randy tapi alasan terbesar Tasya menolak Langit karena ia tak mau laki-laki itu menjadi pelampiasannya.

Langit melepaskan balon yang ada di genggamnya dan hal itu membuat sebagai siswa-siswi terkejut dan berbisik-bisik apa yang dua orang itu bicarakan mereka semua tak bisa mendengar tapi kalau di liat dari raut wajah Langit mungkin saja ketua osis tampan itu di tolak.

Langit meraih tangan gadis itu lalu mengengamnya dengan erat.

"Sya, gue mohon beri gue kesempatan!"

"Gue akan cari cara buat lo move-on Sya. Gue mohon Sya sekali ini!"

"Gue sayang sama lo, gue cinta, dan gue akan buat lo bahagai."

Happy To Love You (Segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang