Chapter 1 : New Day
•••
Kedatangan Namjoon dan Taehyung membuat auditorium menjadi senyap dan tak lama terdengar bisik-bisik halus. Namjoon langsung membawa Taehyung untuk duduk di tempat panitia BEM.
"Kau duduk disini." ucapnya mendapat anggukan dari Taehyung. Ia lalu duduk di salah satu kursi membuat anggota BEM lainnya keheranan sekaligus kaget.
"Namjoon-ah." Namjoon menatap salah satu dari mereka, ia mengangguk seakan mengerti. "Kalian kenal Kim Taehyung, bukan?"
4 orang organisasi inti itu mengangguk, tentu saja siapa yang tak kenal remaja satu ini. Namjoon menghela nafas. "Oh ayolah, kalian pasti mengerti?"
Seokjin— yang tertua langsung paham. Ia lalu menghampiri Taehyung yang sedari tadi duduk diam. "Kim Taehyung?" tanyanya ramah membuat Taehyung tersenyum lalu mengagguk.
"Oh my god, is he really?"
Pekik salah satu dari mereka. Taehyung hendak bangun dan membungkuk hormat seperti orang Korea pada umumnya, namun dengan cepat Seokjin segera menahannya.
"Ti-tidak usah." ucapnya.
Taehyung mengerjap bingung. "Eh? kenapa?"
Namjoon tersenyum. "Tidak papa, Tae duduk saja. Acaranya akan segera di mulai."
Para panitia BEM kemudian duduk kembali ke tempat masing-masing, Namjoon selaku ketua langsung mengawali acara hari ini. Setelah acara selesai, semua orang di auditorium membubarkan diri. Begitupun dengan Namjoon dan yang lainnya, tentu saja dengan Taehyung. Mereka memilih duduk dan saling mengobrol di taman.
"Kau benar-benar Kim Taehyung? Anak presedir Kim Nam Gil?" tanya mereka, lagi.
Taehyung mengangguk patah-patah, memangnya kenapa kalau ia anak Kim Nam Gil? Apakah ini seperti keajaiban dunia?
Yonggi menyenggol tangan temannya itu dan berbisik pelan. "Pabbo-ya? Lihat saja penampilannya." desisnya tajam.
Benar, dari penampilannya saja Taehyung sudah terlihat seperti anak orang berpengaruh. Penampilannya memang seperti penampilan orang pada umumnya. Tapi jika di teliti lebih jelas dari atas sampai bawah, semua yang melekat padanya bermerek dan keluaran terbatas.
Hoseok— selaku penanya hanya tersenyum menampilkan sederetan giginya. "Ah, maafkan aku." ucapnya merasa bersalah.
"Gwanchana." jawab Taehyung, toh ia juga sudah biasa.
"Maaf, sunbae—"
"Ya?" potong mereka cepat.
Taehyung terkekeh geli melihat respon semua seniornya. "Maaf, aku butuh toilet, em.. letak toiletnya di mana ya?"
"Aku antar." ucap Yonggi membuat Taehyung menggeleng cepat. "Tidak, aku bisa sendiri."
Yonggi tak merespon lalu beranjak dan menggandeng tangan Taehyung. "Ikut saja Tae, dia tidak bisa dibantah." ucap Namjoon di angguki mereka.
Taehyung mengangguk. Ya, sebenarnya ia juga butuh di antar. Ia mahasiswa baru dan Universitas ini terlalu besar untuk orang baru sepertinya.
•••
"Kalian lihat Taehyung-ie hyung di mana?" tanya kesal Jungkook.
"Auditorium, kau tak lihat memang nya?!" jawab Mingyu tak kalah kesal.
"Mana aku tau, aku kan telat." jawab Jungkook membuat Jimin mencibir. "Sudah telat diam saja, jangan terlalu banyak mengoceh."
Jungkook lalu memandang malas keduanya. "Kita sudah mengelilingi tempat ini, kakiku pegal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family Is Psychopath 2 : The Undiscloset Secret
Fanfiction▪️The Undisclosed Secret▪️ Seumur hidupnya, Nam Gil tak akan pernah berfikir akan mengangkat tangannya kepada Taehyung. Tidak, bahkan lebih baik ia mati dari pada harus melukai Taehyung dengan tangannya sendiri. Tapi hari itu, ia kehilangan kendal...