▪️The Undisclosed Secret▪️
Seumur hidupnya, Nam Gil tak akan pernah berfikir akan mengangkat tangannya kepada Taehyung. Tidak, bahkan lebih baik ia mati dari pada harus melukai Taehyung dengan tangannya sendiri.
Tapi hari itu, ia kehilangan kendal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hoseok hanya bisa duduk diam di depan kedua orangtua nya yang sedang marah. Hal ini sudah biasa ketika nilainya turun. Walaupun hanya 1 poin.
"Jelaskan." ucap dingin sang appa- Jung Jaeho. "Kenapa bisa kau kehilangan fua poin mu?"
"Maaf, aku akan berusaha lebih keras." jawab Hoseok.
"Hanya itu? Hanya itu yang bisa kau katakan?" geram Jaeho, ia berjalan mendekati Hoseok dan- PLAKK!!!
Jaeho langsung menampar anak semata wayangnya, Hoseok merasakan panas dipipi kiri dan kepalanya pun langsung berbalik kala telapak tangan sang appamendarat dipipi nya.
"Jung Hoseok, nilai mu B. KENAPA BISA KAU MENDAPATKAN NILAI B?!"
Hoseok mengeraskan rahang, tapi ia hanya bisa diam. Ini sudah terlalu terbiasa baginya. Untuk apa melawan? Memang ada yang membelanya? Eomma? Tch, itu seperti lelucoan untuknya.
"Kau harus lebih giat belajar Hoseok-ah, Jangan hanya bermain dan nongrong di cafe dengan temanmu." ucap Saeri- sang eommayang sedang duduk diam sambil membaca majalah di sofa.
"Aku setiap hari belajar, bahkan sampai mimisan. Dan kau memantaunya sendiri." jawabnya dingin.
Jaeho mengeraskan rahang. "Lihat lah, sekarang kau bisa menjawab omongan eommamu?" tanyanya. "Masuk dan belajar di kamarmu. Perhatikan dimana letak salahmu ketika mengerjakan tiga soal itu." perintah Jaeho.
Hoseok memang mendapat nilai B di pelajarannya kali ini, itu karena dari 30 soal ia menjawab 3 soal yang salah.
"Jangan ikut kegiatan kampus, kau ku hukum."
Hoseok lalu memandang Jaeho. "Aboeji-"
"Jangan tidur dan makan sebelum kau paham dan tau dimana letak salahnya. Jika sudah, berikan jawabanmu padaku. Akan ku koreksi sendiri." dingin Jaeho, ia lalu berjalan begitu saja.
"Aku sudah berusaha, aboeji. Itu batas kemampuanku." jawab Hoseok lirih.
Jaeho lalu menghentikan langkahnya. Ia berbalik memandang tajam sang anak.
