SSH 14

6 2 0
                                    

"Aduh ... " rintih seorang pemuda yang sudah terduduk di pinggir aspal sambil memegangi perutnya.

"Heh, lo mau nyulik gue?" Bukannya takut diculik gadis itu yang tak lain adalah Rasya, malah menarik topi dari kepala pemuda yang dikiranya penculik.

"Loh!" Setelah topi itu terlepas dari pemiliknya, terpampang jelaslah wajah tampan yang sangat tidak asing lagi dalam hidup Rasya, dia Renal Al Fariz.

"Ya Tuhan ... Mulut ini serasa ingin mengumpat njir. Aduh, sumpah perut gue ... Ngapain disikut segala sih, Ra?"

"Emang udah ngumpat kali! Lagian yang nyuruh lo bekap gue terus lo seret-seret siapa? Lo pikir gue kucing!" sentak Rasya.

"Woy! Penculik, jangan kabur lo! Bakal gue hajar lo yah!"

"Tolong! Tolong! Ada penculik!"

Dari kejauhan terlihat Adit dan Anggi yang berlari mendekati mereka. Mendengar keributan yang memang belum jauh dari tempat sebelumnya membuat keduanya penasaran dan sama seperti Rasya sebelumnya yang mengira Renal adalah penculik, begitu pun dengan duo A.

Dengan tertatih-tatih Renal berdiri. "Penculik mata lo!" serunya pada Adit dan Anggi yang sudah di depan mata, tak lupa ekspresi mereka yang terlihat terkejut.

"Udah jatuh miskin lo? Beralih jadi penculik terus ntarnya minta tebusan? Atau kalian berdua mau kawin lari?" tanya Adit dengan tampang polosnya.

"Nyebut lo! Ya kali," sentak Renal ditambah hantaman dari topi yang masih dipegang Rasya.

"Yaelah, bikin tenggorokan gue kering aja lo berdua. Lagian lo Ren, ngapain bawa kabur Rasya coba?" tanya Anggi kesal. "Untung aja nih, jalan sepi kalau nggak, mampus lo dikeroyok," tambahnya.

"Yang, ngapain teriak minta tolong kalau kamu udah tau sepi?" Adit mengelus tangannya yang habis dipukul Rasya.

"Aku juga baru sadar."

"Udah bacotnya?" tanya Renal jengah. Astaga, gagal sudah rencananya untuk berduaan dengan Rasya.

Malas meladeni mereka Renal melanjutkan tempat yang ingin ditujunya. "Gak mau ikut?" tanya Renal tanpa menoleh atau pun berhenti sebentar.

Renal menoleh ke belakang karena tak ada ciri-ciri ada manusia yang mengekorinya. "KAMPRET ANJAY LU PADA!" teriaknya kesal. Bukannya mengikutinya, Rasya dan duo A malah berjalan santai berlawanan arah dengannya.

"Tuh kan, dosa lagi gue. Astaghfirullah .... "

***

"Sayang, foto-foto, yuk!"

"Bentar! Jagungnya ntar gosong ini. Couple R, nitip jagung punya gue ama Anggi, yah."

"Couple R?" beo Renal dan Rasya serempak.

Adit berlari pelan menghampiri sang kekasih yang sedari tadi berdecak kagum akan tempat yang mereka datangi. Walau awalnya menolak tak bisa dipungkiri Adit akan selalu kalah jika berurusan dengan sahabat seperjuangannya.

"Bengong mulu, jangan sampai gosong,!" peringatnya lagi. Renal dan Rasya hanya mengiyakan, menolong sesama itu sangat dianjurkan bukan. Tapi, anggapan keduanya untuk membantu Adit adalah sedekah.

"Deketan sini, aku yang foto," ajak Anggi yang tengah duduk pada sebuah batang pohon besar yang terbengkalai di tanah.

Adit duduk mendekat.
"Cari keuntungan dalam kesempatan, yah?"

Single Sampai HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang