Nara tertawa, "Gue aja gak tau cowoknya yang mana. Lagipun, lo tau gue. Mana sempet gue ngurusin yang begituan."
"Hahahaha bener juga."
"Emang namanya siapa?"
"Namanya,--
"Ryan."
Tentu saja, Nara dan Kala reflek menghentikan langkah dan langsung menoleh kebelakang.
Kala yang sudah jelas tahu siapa itu langsung mebelalakan matanya. Dia mundur satu langkah untuk bersembunyi di balik punggung Nara.
"Namanya, Ryan. Tapi dia baik kok. Presepsi orang-orang tentang dia, jangan lo dengerin. Dia juga sebenarnya setia."
"DIH APAAN." Kala yang tahu kalau apa yang dikatan Jefran itu hanyalah bullshit reflek mencerca, "Setia apanya? Mutusin cewek cuma karena dia jerawatan lo bilang setia? Halah, tayi."
"Jangan gitu dong, Kal. Mentang-mentang lo pernah ditol,-
"Diem anjing, Jefran." cepat-cepat Kala memotong ucapan Jefran lalu menatap cowok itu seperti elang yang hendak memangsa targetnya.
"Jangan bikin gosip yang engga-engga. Lo mau pulang tinggal nama?" lanjutnya, dengan nada yang semakin meninggi sebab emosi. Lalu, buru-buru dia membawa Nara menjauh dari Jefran.
Entah apa yang membuat Kala begitu membenci cowok itu. Melebihi ia membenci Ryan. Tapi kalau ditanya alasannya, Kala sudah pasti menjawab Jefran itu ngeselin. Karena waktu masih kelas 10, Kala ada disatu kelas yang sama dengan Jefran dan Ryan.
Setiap ada tugas kelompok, Kala selalu berada dikelompok yang sama dengan Ryan. Dari situlah, Jefran mulai membuat buat gosip kalau seorang Kalandra, sekretaris kelas yang galak itu suka sama Ryan.
Padahal, jelas engga!
Tapi sangat amat disayangkan, gosip itu terlanjur menyebar dan membuat satu kelas ikut berpikiran kalau Kala diam-diam menaruh hati pada Ryan.
Sebenarnya itu hal lazim, mengingat seorang Ryan juga disukai banyak cewek bahkan sampai kakak kelas tingkat akhir. Tapi, jelas teman satu kelas mereka tahu betul gimana Kala pernah terang-terangan membenci Ryan.
(Karena Ryan saingan terberat Kala di kelas)
Jadi terdengar nggak wajar kalau tiba-tiba Kala naksir pada Ryan.
Beruntungnya, gosip itu perlahan mereda. Tapi tidak dengan rasa benci Kala pada Jefran. Sampai lulus pun, Kala akan selalu membenci cowok itu.
"Tadi itu siapa sih, Kal?" tanya Nara.
Mereka sudah berada di kantin, dengan ekspresi wajah Kala yang masih merah membara. Berpas-pasan dengan Jefran memang selalu menimbulkan perdebatan. Dan sialnya, perdebatan itu selalu dimenangkan Jefran. Hingga akhirnya, Kala hanya mampu menahan kesal sampai wajahnya memerah.
"Orang stress." jawab Kala, penuh penekanan.
"Gue nanya serius, loh, Kala."
"Udah ah jangan dibahas, gue laper nih. Lo mau makan apa?"
"Mie ayam aja deh, ada kan?"
"Ada ada, lo cari tempat duduk aja. Biar gue yang pesen."
"Oke, makasih ya, Kal."
Sementara Kala memesan makan, Nara berusaha mencari tempat duduk yang ternyata cukup sulit karena kantin sedang ramai-ramainya.
Tapi akhirnya, setelah beberapa menit, dia menemukan satu meja yang kosong. Di pojok kantin. Nara pun melangkah sigap untuk menempati meja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
With, R!
RandomHidupnya berubah ketika dipertemukan dengan seorang gadis bernama Anara. Dia bukan lagi R yang sering kali disebut-sebut badboy. Ia tak pernah menyangka jika pada akhirnya, perjalanan cintanya akan berhenti pada Anara. Gadis dengan sejuta pertanyaan...