Siang ini, saat matahari sedang terik-teriknya. Seorang gadis yang masih mengenakan handuk di kepala tengah kebingungan mencari baju yang sekiranya cocok ia pakai. Terhitung sudah 3 kali Nara mengganti baju nya. Kalau cermin di kamar nya bia berbicara, mungkin cermin itu sudah mengeluarkan kalimat seperti ; Udah dong, lo gimana aja cantik. Mau pake daster pun tetep cantik.
Tetapi yang namanya Anara ini memang terlalu pemilih kalau soal penampilan. Terlebih penampilannya itu nanti bakal dilihat seseorang yang bisa dibilang sepesial.
"Duh, pake baju apa ya gue." Ujar Nara, di depan cermin. Wajahnya sudah terpoles rapi dengan make up natural yang sangat menggambarkan dirinya.
"Ohh iya."
Nara beranjak, membuka kotak di dekat lemari baju nya dan mengeluarkan satu setelan dari sana.
"Pake ini aja deh."
Dia kemudian bergegas memakai baju itu. Tak butuh waktu lama, sebab baju itu simple. Dia melihat pantulan dirinya di depan cermin. Cukup cantik, katanya.
(Kira kira begini)Nara lalu merapikan rambutnya. Bagian ini yang memakan waktu lama sebab rambutnya masih basah.
Setelah 20 menit, Nara baru selesai. Dia sudah merasa cocok dengan penampilannya sekarang.
Menghela napas panjang, Nara lalu meraih ponselnya. Mengirim pesan singkat untuk seorang sepesial yang hari ini akan bertemu dengannya.Yan, gue otw ya
Singkat saja. Karena Nara sudah tidak sabar untuk bertemu cowok itu.
Nara berjalan keluar, menuruni anak tangga dengan cepat. Namun ketika di anak tangga terakhir, dia terkejut sebab melihat seorang laki-laki yang kemarin bersama Mama nya.
"Nara? Mau kemana?" Mama muncul dari dapur, dengan membawa dua gelas air.
"Cantik banget anak Mama."
Pujian Mama justru membuat Nara risih. Dia hanya menatap bergantian pada dua orang itu.
"Hmm...kenalin, ini Om Galang, dia,-
"Pacar nya Mama?" Nara memotong tegas. Membuat Mama kicep. Tak terkecuali laki-laki yang dimaksud.
"Nara mau keluar sama temen, kalian puas-puasin aja pacarannya." lanjut Nara, berkata dengan sangat dingin. Lantas melangkah begitu saja keluar.
Ini akan menjadi hari bahagia untuknya.
Jadi, ia tidak mau satu orang pun merusaknya. Termaksud dirinya sendiri. Nara berusaha untuk mengontrol emosi. Memikirkan rencana nya hari ini dan berharap semua bakal sesuai dengan kenyataan adalah kunci nya.Nara naik angkutan umum untuk menuju ke toko eskrim yang berada di sebrang sekolah. Ia tak mau merepotkan Ryan. Lagi pun jaraknya gak cukup jauh. Alasan Nara memilih toko eskrim itu untuk menjadi pertemuan mereka simple, sebab disana Nara melihat Ryan. Cowok yang turun dari metro mini dengan terburu-buru.
Jadi sepertinya akan lebih baik jika Nara memulai semuanya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
With, R!
DiversosHidupnya berubah ketika dipertemukan dengan seorang gadis bernama Anara. Dia bukan lagi R yang sering kali disebut-sebut badboy. Ia tak pernah menyangka jika pada akhirnya, perjalanan cintanya akan berhenti pada Anara. Gadis dengan sejuta pertanyaan...