Kini aku sadari, jarak terjauh adalah ketika kita saling tatap namun tak bertukar sapa.
***
Sudah tak ayal kalau jam kosong menjadi hal favorit bagi semua murid dari penjuru sekolah mana pun. Saat suasana free, tugas pun engga ada. Kalau boleh berlebihan, hal seperti itu perlu dinobatkan dalam 7 ke-nyamanan dunia.
Biasanya di jam kosong seperti ini Ryan akan menghabiskan waktu bersama Jefran di kantin. Menyambar banyak makanan yang tak bisa ia beli ketika waktu istirahat karena sudah keburu habis. Tapi berbeda dengan jam kosong di pagi ini, Ryan tiba tiba saja menarik Jefran keluar kelas dan membawa cowok itu ke perpustakaan.Jefran sempat bingung sampai-sampai ia mengecek suhu tubuh Ryan dengan bermodal punggung tangannya. Hasilnya normal, itu tebaknya
"Gue mau cari buku, Jap." ujar Ryan, masih menarik tangan Jefran menuju rak bagian novel fiksi.
"JE-FRAN." Jefran memberi penekanan pada tiap suku katanya. "Nama gue Jefran, buka Japra."
"Yaelah biar kayak Kala."
"Lo tau dari mana dia manggil gue Japra?"
Jefran memasang wajah marah campur kesal sedang Ryan hanya menahan tawa nya sampai-sampai wajahnya ikut memerah. "Makanya hp tuh dikasih kata sandi."
"Dih gak ada yang spesial ya diantara gue sama dia."
"Emangnya siapa yang bilang ada sesuatu diantara lo sama dia?"
Jefran bungkam. Berdebat dengan Ryan sebenarnya tak jauh beda seperti ia berdebat dengan Kala. Mereka sama sama tak mau kalah dan selalu punya jawaban yang tak terduga. Itu sebabnya Jefran selalu kalut tiap kali Kala dan Ryan mulai beradu argumen.
"Lo nyari buku apasih?"Jefran mengernyit heran ketika melihat Ryan tak selesai-selesai memilih buku di rak.
"Cara cepat menaklukkan hati perempuan."
"HAH?!"
Suara pekikkan yang berada dari mulut Jefran itu sontak mengundang tatapan penghuni perpustakaan serta suara "stss" yang berbunyi bersamaan layaknya paduan suara.
"Berisik bego."
Jefran malah nyengir sendiri, "Ya habis seorang Ryan yang punya banyak mantan. Sekali kedip aja cewek langsung klepek-klepek, masak iya masih cari cara buat naklukin hati cewek."
Ryan menghebuskan napas panjang, berjalan gontai lantas duduk dikursi yang tersedia pada tiap rak.
"Masalahnya ini Nara. Dia beda dari yang lain. Gue nggak bisa dapetin dia dengan cara yang sama seperti gue dapetin cewek cewek sebelumnya."
"Nara.." Jefran menaikan kedua alisnya, seperti sedang memutar memori nya untuk mendapatkan kembali sepotong ingatan yang tertera nama Nara didalamnya. "Nara tuh nama lengkapnya apa sih?"
Kalau diingat-ingat ia seperti pernah mendengar nama Nara sebelum ia mengenal sosok Anara yang sering dimaksud Ryan, tapi itu sudah lama sekali. Entah itu memang benar Nara, atau cuma orang berbeda yang juga bernama Nara.
"Anara Lexa Prabhita."
"Lexa?!" Air muka Jefran seketika berubah 180 derajat dari sebelumnya. Iya itu benar.
Jelas mereka orang yang sama.
"Kenapa si?" tanya Ryan, jadi sewok ketika melihat perubahan pada Jefran.
"Lo emang belum tau kabar yang pernah viral di SMA Ganesa?"
"Kabar apaan?"
"Iya iya gue inget banget sekarang." Jefran semakin heboh sendiri. Kini ditambah dengan gerakan tangan yang semakin mendramatisir.
KAMU SEDANG MEMBACA
With, R!
CasualeHidupnya berubah ketika dipertemukan dengan seorang gadis bernama Anara. Dia bukan lagi R yang sering kali disebut-sebut badboy. Ia tak pernah menyangka jika pada akhirnya, perjalanan cintanya akan berhenti pada Anara. Gadis dengan sejuta pertanyaan...