3

7.7K 588 31
                                    

Aku mengedipkan mataku beberapa kali dan seketika aku berada di dalam sebuah lorong panjang yang terbuat dari besi. Lorong ini bisa aku bilang cukup sempit, lebarnya sekitar 2 meter dan tingginya sekitar 3 meter. Lorong ini sangat panjang bagaikan tak ada ujungnya. Di sepanjang lorong dipasang lampu neon berwarna kuning sebagai penerangan. Rasa ketakutanku perlahan berubah menjadi bingung dan penasaran. Aku pun berjalan menelusuri lorong tersebut. 

Tetapi sadar tidak sadar perlahan aku mulai lelah, kakiku rasanya sudah menggigil dan sudah tidak mampu berjalan lagi karena sepertinya dari tadi aku sudah berjalan selama berjam-jam dan belum menemukan tujuan yang jelas. Aku beristirahat sebentar, menyenderkan punggungku ke tembok besi tersebut menahan bagian torso atasku dengan tangan ke pahaku dan perlahan aku mulai duduk. 

Tiba-tiba aku melihat seorang gadis kecil berdiri beberapa meter dari arah aku berjalan tadi. Entah dari mana ia datang dan entah apakah aku telah menyadarinya selama ini atau tidak. Jika bisa berasumsi aku akan menebak gadis tersebut berumur sekitar 6 tahun.

Aku menyapanya dengan baik. "Hai, siapa namamu?" dengan perlahan aku merangkak mendekatinya, mencoba untuk meraihnya dan menenangkannya. Tetapi ia tidak menjawab, aku tidak tahu mengapa tetapi mukanya tampak lesu, takut, dan cemas. Pakaiannya pun juga terlihat lusuh, seperti ia baru keluar dari suatu kejadian yang mengerikan. 

Dia mengalihkan bola matanya dari melihat ke lantai kemudian ia menengok ke belakangku. Ia mulai membuat muka panik, mulutnya terbuka lebar, dan tampak dia seperti ingin kabur namun ia terbekukan oleh sesuatu. Menyadari hal itu aku pun ikut menengok ke belakang.

Apa yang disangka? Seekor makhluk bagai campuran setengah singa-setengah cheetah berwarna hitam muncul di belakangku. Ia terlihat lapar dan sepertinya ingin menjadikan kami berdua sebagai menu utama makanannya. Makhluk tersebut terdiam dari kejauhan dan masih memandang kami dengan penuh nafsu. Aku dan gadis tersebut juga masih terdiam dan berusaha untuk tidak membuat gerakan yang secara tiba-tiba.

Entah mengapa instingku berkata untuk melawannya dibandingkan lari, walaupun aku tahu bahwa aku sudah sangat ketakutan setengah mati dan sudah siap untuk lari kapan saja. Melihat benda yang ada di sekitarku, tidak banyak yang berguna karena tempat ini adalah sebuah lorong kosong tidak hentinya kecuali hanya lampu penerangan neon yang ada di atas itu. 

Sebentar... Lampu Neon... Aku memperhatikan lampu penerangan yang ada di sepanjang lorong ini. Perlahan aku melompat ke atas untuk mengambil salah satu lampu tersebut. Kemudian di balik lampu tersebut terdapat sebuah gagang besi yang menahan lampu tersebut di atas. Aku juga perlahan melompat untuk mengambil gagang tersebut dan menariknya paksa. Aku membanting bohlam neon yang panjang tersebut sehingga neon tersebut pecah dan memiliki ujung yang panjang. Aku pun mengambilnya dan sekarang aku memiliki dua benda di tanganku, yaitu gagang besi dan neon yang tajam. 

Melihat diriku melakukan gerakan yang spontan, akhirnya makhluk itu mulai menyerangku, melompat ke arahku. Tanpa pikir panjang aku segera menyembunyikan gadis kecil itu di belakangku. Aku berhasil menangkis kepala makhluk tersebut dengan gagang besi. 

Makhluk itu kemudian kembali menyerangku, aku pun terjatuh ke lantai sedangkan makhluk itu berada di atasku yang ingin sekali mencabik-cabik mukaku menjadi ratusan potong. Aku berhasil menendangnya dari belakang, makhluk itu terjatuh ke lantai kesakitan. Aku pun menggunakan kesempatan tersebut untuk menyerang makhluk tersebut dengan menusuknya menggunakan bohlam tadi di badannya beberapa kali hingga mati aku yakin bahwa makhluk tersebut mati. 

Baru saja aku membunuh makhluk ini, datang lagi 3 makhluk serupa dengan yang satu ini. Ini akan menjadi hari yang panjang... Mulailah ketiga makhluk itu menyerangku, mereka mulai berlari secepat cheetah ke arahku. Untungnya lorong ini cukup sempit sehingga ketiga makhluk tersebut tidak bisa menyerangku secara bersamaan sehingga diriku berhasil menangkis ketiga-tiganya menggunakan gagang besi. 

Ignature [ON REVITION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang