Sosok itu adalah yang selalu di sisinya. Sosok malaikat yang membawanya keluar dari lubang hitam.
Si penolong.
Punya senyum teduh juga tatapan memikat.
Dia Park Sunghoon. Anak tunggal dari Park Siwoon.
Sunoo pikir mengakhiri hidup adalah sebuah pilihan-- pilihan paling tepat. Sunoo yakin ia tidak memiliki satu pun orang yang membuatnya ingin bertahan hidup. Lalu ia bertemu Sunghoon, seseorang yang sampai saat ini menjadi alasannya untuk tetap hidup,seseorang yang memberikan sandaran baginya.
Sunoo tidak keberatan dengan sikap posesifnya. Sunoo tidak keberatan dengan sikap egoisnya. Dan Sunoo tidak keberatan dijauhi oleh semua orang- asal Sunghoon ada di sisinya.
Sunoo tidak pernah dekat dengan siapa pun kecuali Daniel. Berbeda dengan Daniel yang mudah bergaul, Sunoo adalah orang yang pasif. Jadi saat Daniel pergi meninggalkannya- ia pikir Sunghoon adalah malaikat yang dikirim Daniel untuknya.
Jadi Sunoo menggantungkan hidupnya pada pria jangkung itu.
Meski kata-kata tajam.
Meski kata-kata makian.
Meski kata-kata bernada keberatan.
Pada nyatanya Sunoo tersenyum dalam hatinya- Sunoo senang saat Sunghoon marah padanya karena kecemburuan, Sunoo senang saat Sunghoon membentaknya karena ia tidak mengikuti aturan yang dibuat Sunghoon, Sunoo senang saat Sunghoon menatapnya tajam lewat mata yang lebih sering menatap teduh padanya.Sunoo senang menyulut emosinya. Karena Sunoo bisa melihat mata penuh cinta pada emosi itu. Mata tajam yang selalu mendambanya.
Sunoo merasa diinginkan. Sunoo merasa dicintai. Sunoo bahagia dengan fakta itu.
Bahagia bahwa Sunghoon selalu menginginkannya, bahwa Sunghoon teramat mencintainya. Bahwa Sunghoon hanya menatapnya seorang.
Yah.... Sunoo mencintai pria egois itu.
Sunoo mungkin pembohong yang sebenarnya, ia mampu menutup perasaan miliknya hanya dengan wajah dingin dan kata tajam. Membuat orang tidak sadar betapa sebenarnya ia menyukai segala larangan dan aturan yang dilayangkan oleh Sunghoon untuknya.
Mungkin hanya beberapa orang yang menyadari itu. Jeon Jungkook dan Kim Seokjin-- hanya dua orang itu yang menyadari. Bahwa Sunghoon tidak pernah bertepuk sebelah tangan, bahwa Sunghoon sebenarnya sudah memiliki hati Sunoo sedari dulu.
"Tangannya kayak gini" Jungkook membenarkan tangan Sunoo, menatap wajah samping Sunoo yang selalu menatap datar seperti biasa. "Pandangan lurus- Sunghoon gak akan kemana pun" kalimat lain yang dilontar-nya membuat Sunoo menoleh ke arah samping. Tepat bertubrukan dengan wajah Jungkook yang nyaris tanpa jarak itu.
"Kata anak-anak kamu itu manusia yang gak punya emosi apa pun. Datar dan dingin- tapi mungkin itu karena orang-orang bodoh yang menilai kamu. Aku enggak termasuk dalam kelompok bodoh itu" Pria dengan tato ditangan dan tindik yang hampir memenuhi telinga itu tersenyum jahil. Menikmati olokannya untuk anak-anak lain yang ada di base. Salah satunya Sunghoon yang sudah mendelik melihat intimnya Jungkook dan Sunoo.
"Hyung!! Aku hanya menyuruhmu mengajari Sunoo bela diri! Tidak usah mencari kesempatan dalam kesempitan!" Seruan itu terdengar dari arah Sofa, keramaian lain diruangan itu seakan tak ada.
Jungkook menoleh kearah Sunghoon sekilas, membuat senyum smirk yang menyebalkan. Lalu kembali menatap Sunoo.
"Tapi sebenarnya aku senang dia menemukan seseorang sepertimu, setidaknya kamu bisa meredam pria emosian itu" lanjutnya tanpa mengindahkan Sunghoon yang sudah berteriak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN - TANPA JUDUL√
FanfictionSunoo tidak peduli meski orang menganggapnya bodoh dan naif. Sunoo tak peduli meskipun segala yang ia dengar memang adalah sebuah kenyataan. Dia hanya mencoba tuli, berharap semuanya berlalu dan dia akan memutuskan langkahnya sendiri bertahan atau b...