Langkah kakinya di percepat, hanya melambai sekilas pada Beomgyu dan Taehyun yang menyapanya. Melewati kedua pria itu yang kini mengikutinya lewat ekor mata. Bicara dengan mata 'kau serius' saat tau siapa yang kini mati-matian disamai langkahnya oleh Jungwon.
"Dia pasti sudah gila Taehyun-ahh" kata Beomgyu menepuk bahu Taehyun
"Sangat-sangat gila" Taehyun baru saja mengamini perkataan Beomgyu. Yang Jungwon-- memang nekat, gila.
Beomgyu dan Taehyun mulai bergerak mengikuti langkah itu dari belakang.
"Pagi yang cerah Sunoo-ya. Kita punya kelas yang sama hari ini-- mari berjalan bersama" katanya sok akrab. Seperti dugaannya Kim Sunoo mengabaikannya. Tapi kernyitan di dahinya membuat Jungwon mengelus dada.
"Namaku Yang Jungwon, aku akan mengatakan-nya sebanyak yang kau mau. Sampai kau tidak akan lupa lagi pada nama itu-- dan Sunoo-ya, ini hanya perasaanku saja atau kau memang terlihat begitu cantik hari ini"
Jungwon tersenyum, menampilkan lesung pipitnya. Sunoo menatap senyum itu sesaat-- lalu kembali mengabaikan pria itu. Yang Jungwon-- itu dia pria yang ia temui kemarin malam. Hari ini dia menyapa, tersenyum dan mengoceh sepanjang jalan-- dengan luka-luka lebam yang membiru di wajah nya. Sangat kontras karena wajah itu terlihat begitu polos untuk mendapat luka-luka seperti itu.
"Kau tau? kemarin kakakku mengomel seperti ahjumma karena aku melupakan sekresek camilan yang baru ku beli. Dia bahkan meminta uang ganti padaku-- huft aku hampir ingin melepas kepala itu dari tubuhnya saking kesalnya! Tapi kau tau apa yang lebih keren? Aku mendapatkan kendaraan untuk diriku sendiri. Appa-ku membelikan ku sebuah motor. Sunoo-ya mau jadi orang pertama yang kubonceng?"
Jungwon masih terus bicara tak peduli bahkan ketika hanya hening sebagai jawaban.
"Sunoo-ya kau sudah sarapan, kelas kita masih setengah jam. Mau berbelok ke kantin. Ayo makan, aku belum sarapan. Orang tuaku sedang di luar kota, dan kakak ku tidak begitu pandai memasak. Dia hampir meracuniku dengan telur dadarnya yang setengah gosong itu. Ayolah jangan mengabaikanku" katanya
"Sendiri saja" detik kalimat itu keluar dari mulut Sunoo-- Jungwon tersenyum. Ini terdengar sangat cheese sekali, tapi Jungwon tak bohong jika menyukai nada suara Sunoo yang terdengar datar tapi begitu manis di pendengarannya.
"Akan lebih baik pergi bersama seorang teman. Ayo" tanpa basa basi Jungwon menarik tangan itu, menggandengnya yang lebih terlihat menyeret.
"Aku bukan temanmu" bahkan dia tak bisa berhenti tersenyum mendengar kalimat terganggu itu.
"Kalau begitu sekarang kita berteman. Aku tidak meminta persetujuan, kali ini memaksa" ucapnya tak peduli
Kini mereka terduduk di salah satu meja dikantin, dengan makanan dihadapan Jungwon dan tatap datar pria bernama Sunoo.
"Kau serius tidak ingin makan? Biar aku tlaktir. Hitung-hitung sebagai tanda pertemanan"
"Tidak"
"Baiklah, aku makan yah-- memangnya kau sudah sarapan?"
Lagi-lagi hanya hening di dapat. Jungwon tak keberatan, lagipula selama berminggu-minggu ia menatap jauh pria ini seperti penguntit. Bukan dirinya saja yang diperlakukan demikian. Bahkan Park Sunghoon yang katanya kekasihnya, masih diberi tanggapan judes oleh pria satu ini. Ini seperti-- tabiat Sunoo.
Jungwon mengangguk, dan mulai menyendok makanannya-- mengunyahnya sembari memperhatikan Sunoo yang kini lebih memilih menatap pemandangan sampingnya. Sangat Sunoo sekali, Jungwon sedikitnya bangga-- kali ini yang ada dihadapan Sunoo bukan Sunghoon tetapi dirinya 'Yang Jungwon'.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN - TANPA JUDUL√
FanfictionSunoo tidak peduli meski orang menganggapnya bodoh dan naif. Sunoo tak peduli meskipun segala yang ia dengar memang adalah sebuah kenyataan. Dia hanya mencoba tuli, berharap semuanya berlalu dan dia akan memutuskan langkahnya sendiri bertahan atau b...