Sunoo adalah definisi keindahan sesungguhnya, wajah bak porselen itu punya hati selembut sutra- amat berbanding dengan kalimat tajam yang setia ia lontarkan.
Tapi untuk kali ini Sunoo si tajam itu berubah begitu drastis, sorot mata itu tak sedingin biasanya, kalimat tajam itu tak mampir pada indra pendengarnya.
Dan sapaan halus dengan embel-embel Hyung benar-benar membuat Heeseung terisak, membuat Sunoo dibuat tergagap.
"Yakk, h-hyung, kenapa menangis" Pria imut itu dengan kaku menepuk bahu Heeseung, sedang yang lebih tua dengan tidak malunya menjatuhkan kepalanya pada bahu Sunoo, membuat Sunoo semakin bingung akan gelagat itu.
"Hyungg"
"Lagi"
"Huh?"
"Panggil aku dengan cara itu lagi"
"Apa spesialnya sih, hyung? Hyung, Hyung- kau puas sekarang?"
Heeseung mengangguk, membuat surai pria itu menggelitik Sunoo- menghantarkan rasa hangat yang selama ini terus ditolaknya.
"Kekanakan sekali" Ucapnya ringan, tangannya tanpa ragu memberi tepukan pada kepala yang lebih tua, membuat Heeseung semakin menenggelamkan dirinya pada Sunoo.
..
.
.
"Barang-barang itu sangat mahal Hyung, jadi menurutmu aku akan baik-baik saja saat ada orang asing memberi barang-barang dengan harga selangit itu? Dan lagi itu bukan hal yang kusukai" Katanya memberi tahu, Heeseung menggaruk tengkuknya canggung.
"Aku tidak tahu, Jungwon menyukai barang-barang itu dan kau terlihat lucu dan menggemaskan seperti Jungwon jadi kupikir kau akan menyukai sesuatu hal yang sama disukai Jungwon juga"
Sunoo terkekeh mendengar itu, memandang Heeseung lebih lembut lagi.
"Sesungguhnya selera Jungwon itu payah sekali kan Hyung? Dan maaf jika aku terlalu sinis padamu sedari dulu"
"Hyung tidak masalah dengan itu, sekarang bisa ngobrol seperti ini saja Hyung sudah sangat senang"
"Kau terlalu baik"
"Huh?"
"Kau tau Hyung, sebenarnya aku yang terlalu egois disini kan? Kalau ada seseorang yang perlu marah- itu seharusnya kamu Hyung, bagaimana pun Eomma ku memang bersalah disini, dia masuk dalam keluarga kalian"
"Tidak! Mana mungkin seperti itu--" yang lebih tua menyingkirkan Es-cream di hadapan mereka, beralih menggenggam tangan yang lebih muda.
"Tidak peduli bagaimana ini terjadi, kesalahan Appa atau Eomma-mu, kelahiranmu adalah salah satu anugerah paling indah Sunoo-ya, bukan hanya kau, tetapi Daniel juga- jadi jika ini sebuah kesalahan- yang perlu kamu ketahui adalah kamu dan Daniel bukan kesalahan- itu memang sudah ditakdirkan- bahwa kau adalah adikku, bahwa kau adalah keluargaku- begitu juga Nara, karena wanita itu, sudah membawamu dan Daniel pada dunia ini"
Sunoo tersenyum, matanya berkaca-kaca. Heeseung adalah malaikat sesungguhnya, pria tanpa dendam dalam hatinya.
"Kau benar-benar tidak pernah membenciku hyung?"
"Aku tidak pernah punya waktu untuk membencimu Sunoo-ya, karena yang aku tahu adalah bagaimana cara untuk mencintaimu setiap harinya, bagaimana cara membuatmu merasa baik, dan bagaimana cara membuatmu terus tersenyum"
Sunoo tau, dia tidak pernah bersyukur selama ini- dia selalu menutup mata. Merasa seakan dia adalah manusia paling menyedihkan- tanpa tahu ada berapa banyak orang yang peduli padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN - TANPA JUDUL√
FanfictionSunoo tidak peduli meski orang menganggapnya bodoh dan naif. Sunoo tak peduli meskipun segala yang ia dengar memang adalah sebuah kenyataan. Dia hanya mencoba tuli, berharap semuanya berlalu dan dia akan memutuskan langkahnya sendiri bertahan atau b...