-
Dan dimulai dari hari itu entah bagaimana Jungwon jadi sulit menemui Sunoo. Seakan pria itu menghindarinya, seakan pria itu tidak pernah ada dalam dunia-nya.
Jungwon terduduk di kantin fakultas, makanan dihadapan-nya tidak tersentuh sama sekali. Tangan kanan-nya hanya mengelus gelang pemberian Sunoo yang melingkar ditangan kirinya.
Ia rindu.
Jungwon bisa memastikan bahwa ini adalah Minggu ketiga ia tak bertemu dengan Sunoo. Pesan yang dikirimnya tak ada satupun yang dibalas, teleponnya juga hanya mendapatkan pengabaian.
Bahkan apartemen pria itu yang selalu kosong, atau rumah besar yang disambanginya ketika menjemput Sunoo dulu tak mendapat titik temu apa pun.
Membuat Jungwon frustasi sendiri. Sunoo-nya menghilang bagai ditelan bumi.
"Won-ahh. Makanlah makananmu, beberapa Minggu ini kau nyaris seperti mayat hidup" Beomgyu berkata khawatir, Jungwon memang orang yang tenang tetapi ia cukup paham bahwa temannya ini tengah patah hati. Patah hati yang mendalam.
Ia cukup merasa prihatin- apa lagi ternyata Sunoo adalah cinta pertama Jungwon.
Ia bahkan sudah melihat sendiri bagaimana kegilaan Jungwon, ia memohon pada Hueningkai untuk memberitahu keberadaan Sunoo, dia bahkan nekat datang ke Base tempat berkumpul teman-teman Sunghoon. Namun selalu mendapat jawaban yang sama. Tidak ada yang tahu.
Mungkin hanya ada Jay yang selalu bolak-balik menyempatkan diri untuk mendatangi Jungwon. Menyadarkan kewarasan bocah itu, dan Jungwon akan menangis dipelukan Jay setelahnya.
Beomgyu tidak mengerti konsep percintaan teman-temannya. Karena sebenarnya dia adalah orang yang tidak berkomitmen- dia sungguh prihatin melihat orang patah hati dengan mata kepalanya sendiri.
"Brengsek! Kenapa dia melakukan ini padaku Gyu, apa salahku?! Aku ingat semuanya masih baik-baik saja sampai ia melihat Heeseung Hyung! Dan Hyung-ku juga sama menyebalkan-nya,dia tidak mau menjawab semua pertanyaanku. Aku rindu Sunoo Gyu"
Beomgyu menghela nafas, berdiri untuk mengambil duduk disamping temannya. Lalu mengelus bahu itu menenangkan.
"Semua akan baik-baik saja. Mungkin Sunoo sedang berpikir sekarang, dia butuh menenangkan diri- seperti yang Jay hyung bilang. Dia akan datang menemuimu jika sudah tenang"
"Kapan itu Gyu. Jay Hyung hanya sedang menenangkanku- kenyataannya dia juga tidak tahu dimana Sunoo. Dia membual padaku!"
"Kamu harus mempercayai Jay, kamu lihat sendiri malam itu bagaimana Jay merangkul Sunoo kan? Dan kenyataan lain bahwa mereka sudah mengenal begitu lama. Kau harus yakin dengan apa yang dikatakan Jay. Dia satu-satunya orang yang bisa kau percayai tentang keadaan Sunoo sekarang"
"Aku merindukannya" Lirihan menyayat itu membuat Beomgyu benar-benar merasa kasihan, ia mengelus Surai Jungwon lembut.
"Kau akan segera bertemu dengannya. Kau harus percaya itu"
Entah kapan- tetapi mereka hanya bisa berandai sekarang ini.
Saat itu Beomgyu tidak mengerti harus melakukan apa selain memberi ketenangan pada seseorang yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya itu.
"Jungwon-ahh.." suara seseorang membuat Jungwon dan Jay otomatis ikut menoleh, dihadapkan dengan Jay yang baru saja datang.
"O-oh Hyung"
"Beomgyu-ya... Apa Hyung boleh membawa Jungwon? Ada yang ingin Hyung bicarakan"
"O-oh iya Hyung... Tidak masalah, Jungwon-ahh kalau begitu aku pergi duluan yah" Beomgyu menyandang ranselnya, membungkuk sedikit pada Jay dan menepuk bahu Jungwon lembut. Lalu pergi dari hadapan dua orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN - TANPA JUDUL√
أدب الهواةSunoo tidak peduli meski orang menganggapnya bodoh dan naif. Sunoo tak peduli meskipun segala yang ia dengar memang adalah sebuah kenyataan. Dia hanya mencoba tuli, berharap semuanya berlalu dan dia akan memutuskan langkahnya sendiri bertahan atau b...