14

47 9 0
                                    


“Minji sama Bona gemana?” tanya Johnny.

“Tidur kayanya” ucap Bora.

Baru saja di bicarakan, Minji keluar dari kamarnya. Setelah itu 15menit kemudian Bona juga keluar dari kamarnya.

“Kalian gapapa?” tanya Seungwoo. Mereka berdua hanya mengangguk.

Tidak lama pak Jung dan Pak Shim datang. Dua jaksa itu membawa makanan untuk dimakan bersama.

“Genius.. Ayo makan!” ucap pak Jung yang antusias.

Mereka segera berkumpul dan langsung menyantap makanan yang dibawa oleh pak Jung dan pak Shim.

“Bona, saya mau tanya” ucap pak Shim.

“Kenapa bisa, iya kan pak?” ucap Bona. Pak Shim mengangguk.

“Waktu itu saya ke laboratorium milik Roh Jiseul karena saya berniat menangkap dia. Karena saya juga subjek percobaannya 17 tahun yang lalu” ucap Bona.

“Berarti bareng sama Minji?” tanya pak Jung.

“enggak pak. Saya lebih dahulu di bawa ke laboratorium itu. Baru setelah saya kabur mungkin Bona datangnya saat itu” ucap Minji.

“kalo lo anak yang hilang itu, berati lo bentuk sempurnanya dong?” tanya Seungsik.

“Iya” ucap Bona.

“Beneran 20 suntikan?” tanya Siyeon. Bona mengangguk.

“Minji aja yang Cuma 17 suntikan aja udah sakitnya kaya gitu. Trus tadi gue liat lo waktu si.......” ucapan Heochan menggantung

“Jiyeon”

“nah iya Jiyeon. Waktu Jiyeon mau keluar aja keliatan tersiksa gitu” ucap Heochan.

“Kalian jangan pernah pengen. Enggak akan kuat kalian kalo Ngerasain sakitnya” ucap Minji.

“trus kan kamu tadi bilang kalo kamu itu J-10, trus yang lainnya?” tanya Pak Jung.

“Waktu itu saya dibawa sama 2 orang lainnya, J-08 sama J-09. Nah J-08 itu meninggal waktu suntikan ke 3. J-09 meninggal waktu udah Suntikan terakhir. Kan nih ya waktu abis di suntik tu tiba-tiba dadanya sesek tapi makin lama malah enggak bisa nafas. Abis itu kepalanya rasanya mau pecah pak. Nah si J-09 itu meninggal waktu bener-bener habis di suntik” ucap Bona.

“sama kaya temen-temen gue dulu juga gitu. Mereka meninggal di suntikan ke 2” ucap Minji.

“Trus kan lo kabarnya hilang waktu itu.. Lo kemana?” tanya Krystal.

“gue di bawa kabur sama Partnernya Roh Jiseul. Gue juga sempet di rawat sama dia selama 4 tahun sampe sebelum dia di bunuh sama anak buahnya Roh Jiseul” ucap Bona.

“Park Jaechan?” tanya Minji. Bona mengangguk.

“Gue juga di bantu kabur sama dia. Waktu malem tahun baru dan tiga hari kedepan katanya seluruh peneliti bakal di liburin. Di hari pertama di awal taun itu dia ngebantu gue kabur” ucap Minji.

“kalo menurut saya nih ya, partnernya Roh Jiseul itu pasti sebenarnya tidak mau ikut bereksperimen. Karena dia melihat kalian kesakitan. Makanya dia membantu kalian kabur” ucap Pak Shim. Minji dan Bona mengangguk.

“Tapi.. Kenapa nama depannya pasti J?” tanya Pak Jung.

“Mungkin nama formula yang dia buat huruf depannya J. Makanya semua subjek yang dia gunakan di namain J-1 sampai terakhir kemarin” ucap Minji

“Oh iya saya juga mau bilang. Kalo Jiyeon akan keluar, kalian ngejauh. Dia bahaya” ucap Bona. Yang lain mengangguk.

“Ji kira-kira kalo Jiyeon ketemu Wooyoung bakal takut juga ga ya sama Wooyoung?” tanya Bora.

“hahaha gatau” ucap Minji.

Wooyoung adik ke dua Minji. Satu-satunya orang yang tidak takut sama sekali dengaan Jiu. Malah Jiu yang takut dengan Wooyoung.

“oiya, kalian kan kebal bius.. Tapi kenapa Bona waktu di labnya Roh Jiseul pingsan di bius?” tanya Krystal.

“mereka punya bius sendiri yang bisa ngebius kita” ucap Minji. Yang lain hanya mengangguk

Di saat sedang asik mengobrol, tiba tiba bel rumah bunyi.

“siapa lagi itu?” ucap Heochan yang setelah itu memeriksa CCTV.

“Oh Yoohyeon sama orang tuanya” ucap  Heochan. Lalu Heochan membuka pintunya.

Para Genius serta pak Jung dan Pak Shim keluar.

“Pak Hakim?” ucap Pak Jung dan Pak Shim setelah melihat papahnya Yoohyeon.

“Jadi papahnya Yoohyeon Hakim?” ucap Bora pelan.

“Pak Jaksa. Terimakasih sudah menangkap orang-orang itu pak Jaksa serta rekan-rekannya” ucap papahnya Yoohyeon.

“Yoohyeon sudah boleh di bawa pulang pak?” tanya Seungwoo.

“Saya memutuskan merawat Yoohyeon di rumahnya saja. Yoohyeon masih trauma karena hal itu, kadang ketakutan. Jadi saya putuskan untuk merawat sendiri” ucap papahnya Yoohyeon.

“Oh iya saya mau memberi ini untuk kalian” ucap papahnya Yoohyeon. Memberikan sebuah tas tentengan ke para Genius. Dan isinya adalah uang.

“Ah tidak usah pak” ucap Johnny mengembalikan tas itu.

“terima saja. Anggap saja ucapan terima kasih saya ke kalian. Kalian juga butuh merawat dirikan, saya lihat banyak yang luka ini” ucap papahnya Yoohyeon. Para genius pun akhirnya menerima uang itu.

“Makasih ya kak kemarin udah tolongin saya” ucap Yoohyeon.

“Sama-sama” ucap para Genius.

“Cepat sembuh ya. Besok-besok lebih hati-hati lagi. Kalo mau pergi pastikan bawa temen” ucap Siyeon mewakilkan. Yoohyeon mengangguk.

“yasudah kalau begitu. Saya hanya mau mengucapkan terimakasih kepada kalian semua. Kalau begitu kami kembali ya” ucap papahnya Yoohyeon. Para Genius serta pak Jung dan pak Shim hanya mengangguk.

Setelah itu mereka kembali kedalam dan melanjutkan makan.

“Pak Jung-Pak Shim” panggil Seungsik.

“Ini—“

“Untuk kalian saja. Simpan buat jajan permen” ucap pak Jung saat melihat Seungsik memberikan beberapa ikat uang.

“Kebanyakan lah pak Kalo buat beli permen” ucap Bora bercanda.

Mereka melanjutkan makan. Setelah itu pak Jung dan pak Shim kembali ke kantor kejaksaan sedangkan para Genius istirahat.

•••

[2] Genius Spy : "Where is That Occisor?"✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang