Seokjin berusaha menggapai. Namun hanya kesia-siaan yang didapatkan.
Sesak kian melingkupi, dingin secara cepat menjalari kulit, berikut keheningan yang semakin menginvansi dua buah telinga. Meski dua matanya tak bisa ia andalkan, indera lainnya memberi jawaban pasti.
Seokjin berada di kedalaman biru.
Tanpa batas.
Akhir dari pelarian yang berujung kesialan.
Haruskah ia menyerah saja dan menghilang tanpa jejak?
Tidak.
Seokjin menggeleng kuat.
Meski ada kalanya ia ingin angkat tangan untuk kehidupan, jelas saja Seokjin takut jika sudah dihadapkan pada kematian.
Bukan seperti inilah akhir yang ia harapkan. Setidaknya tenggelam di laut bukan opsi yang akan ia pilih sebagai jalan menuju kematian.
Terlalu menyakitkan.
Aku mau pulang!
Batinnya berteriak kuat memohon pertolongan pada sang pencipta di tengah kemustahilannya untuk selamat. Ia percaya akan kuasa besar-Nya, ia mengharap akan ada keajaiban besar seiring paru-paru semakin memanas.
"Tetap ulurkan tanganmu, putraku."
Bisikan yang entah berasal dari mana, meminta Seokjin untuk melakukan sebuah perintah. Tak mau menampik jika sekujur tubuh Seokjin berhasil dibuat gemetar ketakutan akibatnya. Terlalu aneh bilamana ada seseorang yang sanggup bersuara di dalam air, sangat tak masuk di akal.
Siapakah pemilik suara terlampau lembut itu?
Namun sepersekon setelahnya, ketika Seokjin merasakan ruang dalam ruas jarinya terisi. Ketika aliran kehangatan kemudian memeluk seluruh tubuhnya. Barangkali Seokjin mendapatkan satu jawaban.
Semua ini pastilah menjadi bagian dari keajaiban yang dikirimkan kuasa untuknya.<>
.
.
.
.
.'The Red Thread Of Fate' Trilogy:
-MOONLIGHT-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Thread Of Fate : Moonlight [NAMJIN]
FanfictionMitos berkata, sinar bulan merupakan manifestasi kerinduan Dewi Selene pada pujaan hati, Endymion. Bagaimana jika sebenarnya terselip efek magis dibalik ke-elokkan Sang penguasa langit malam saat fase bulan penuh? Awalnya benang merah antara Kim N...